Alletta And 3 CEO
Niat hati ingin mengistirahatkan tubuh, gadis dengan kemeja navy dan rok span berwarna putih itu malah ditugaskan untuk lembur malam ini. Ulah siapa lagi kalau bukan bosnya?
"Semangat lembur, Ta. Semoga mata kamu baik-baik aja ya," ucap salah satu temannya sambil terkekeh kecil. Keyla namanya.
Alletta, gadis itu berdecak. "Pulang sana!" usirnya. Dia sedang bad mood sekarang.
Alletta Grizellyn namanya. Gadis desa yang merantau ke kota untuk bekerja di perusahaan besar, seperti yang dia impikan. Bermodalkan lulusan SMA, Alletta bisa bekerja di Ventus Company sebagai karyawan biasa. Memangnya jabatan apa yang dia harapkan di sana dengan ijazah SMA? Diterima bekerja di sana saja Alletta sudah sangat bersyukur, bahkan saking senangnya, kedua orangtuanya sampai mengadakan acara selamatan di rumah.
Sudah hampir 2 tahun dia tinggal di kota orang. Dia tinggal di sebuah apartemen yang tak jauh dari tempat ia bekerja. Apartemen yang sangat sederhana.
Selama bekerja di Ventus Company, Alletta cukup tertekan dengan kelakuan bosnya. Dia pikir, bosnya adalah orang yang dingin, cuek, keren, seperti seorang bos yang dia baca di novel-novel, tapi nyatanya...
"Alletta, buatkan saya kopi. Kamu gak dengar saya panggil-panggil dari tadi?"
Keandra datang tiba-tiba mengejutkan Alletta yang sedang fokus mengerjakan sesuatu di laptopnya. Sontak saja dia berdiri dan sedikit membungkuk untuk menyapa bosnya.
"E-eh, maaf Pak, saya gak dengar." Alletta tersenyum canggung.
"Ya sudah sana! Gak usah basa-basi!" Setelah mengatakan hal itu, Keandra langsung kembali ke ruangannya yang ada di lantai 10.
"Gimana bisa kedengaran, orang ruangan dia di lantai 10, sedangkan aku di lantai 4," gumam Alletta dengan sebal. Dia menghentakkan kakinya kesal, lalu segera menuruti perintah Keandra. Untung saja dia sudah biasa dengan tingkah Keandra yang sangat aneh dan menguji kesabarannya.
Padahal ada petugas dapur yang siap 24 jam, tapi Keandra selalu menyuruh Alletta untuk membuatkan kopi.
Itulah salah satu sifat Keandra yang sangat menyebalkan bagi Alletta.
Tak sampai 5 menit kopi buatan Alletta sudah siap. Gadis itu berjalan lesu menuju lift untuk pergi ke ruangan Keandra.
"Andai aja gaji di sini dibawah 4 juta, mungkin aku udah resign. Untung dia ganteng, jadi bisa cuci mata tiap hari," gumam Alletta.
Pintu lift terbuka, Alletta langsung melangkah ke sebuah pintu yang berbeda dari yang lain.
Tok tok tok
"Masuk!"
Alletta memutar gagang pintu, keningnya mengerut kala pintu tak bisa dibuka.
"Dia waras gak sih?" bisiknya dengan geram.
"Pintunya dikunci, Pak!" seru Alletta.
Tak lama kemudian, pintu tersebut terbuka, memperlihatkan wajah masam Keandra.
"Kamu ini manja banget, tinggal buka pintu apa susahnya?"
Alletta mengerjapkan matanya. "T-tapi kan pintunya dikunci dari dalam, Pak..."
Keandra mengambil gelas yang ada di atas nampan yang Alletta bawa. "Oh, saya lupa," ujarnya tanpa rasa bersalah, bahkan wajahnya sangat datar.
Setelah mengatakan itu, Keandra langsung masuk kembali ke ruangannya dan menutup pintunya lagi.
Alletta menarik nafas dengan dalam, lalu menghembuskan nya perlahan.
"Sabar Alletta, dia bos kamu..."
****
Keandra Agnibrata, seorang CEO Ventus Company berumur 26 tahun. Perusahaan yang dia pimpin saat ini adalah miliknya, bukan milik keluarga. 26 tahun umur yang cukup muda untuknya yang sudah sukses di dunia bisnis.
Tampan, berkharisma, kaya, minusnya hanya sifat jahil pria itu. Bukan jahil seperti tengil dan urakan, tapi jahil yang masih bisa terlihat cool. Keandra juga bisa galak dengan karyawan nya jika sedang bad mood. Intinya dia suka bersikap seenaknya, tapi masih tau batasan, kecuali dengan Alletta. Bahkan bisa dikatakan kalau Alletta lah yang selalu menjadi bahan kejahilan Keandra.
"PAK KEANNNN!!"
Keandra menahan tawanya mendengar pekikan Alletta. Pria itu bersembunyi di balik dinding.
Sedangkan Alletta sibuk meraba-raba meja untuk menemukan ponselnya, lalu ia menyalakan senter. Dia kaget karena kantor tiba-tiba mati listrik. Tentu saja, karena selama ini dia tidak pernah mengalami hal seperti sekarang.
"Kalau listriknya mati, lift juga mati dong?" gumamnya. Padahal dia berniat mendatangi ruangan Keandra.
"Ada orang di sini??" serunya. Tapi hanya keheningan yang menjawab, sangat sunyi.
"Aaaa mama...," rengeknya. Dia takut gelap. Sebenarnya bukan trauma, Alletta hanya takut saja, karena di keadaan gelap, dia tidak bisa melihat apapun.
"Apa aku telpon Keyla aja ya?" gumamnya.
Prang!
"Aaakkhhhh!"
"PAK KEANNN!!!"
Alletta memekik lebih keras saat mendengar suara benda jatuh. Bahkan dia sampai bersembunyi di bawah meja.
Dengan gemetar, Alletta berusaha menghubungi Keyla yang notabenenya adalah teman kantor nya.
"Pliss angkat teleponnya, Key," gumamnya. Dia menggigit bibirnya hingga terluka, saking takutnya.
Alletta hanya takut kalau ada maling dan tiba-tiba mereka membunuhnya.
"Hai—"
Dugh!
Keandra mengerjapkan matanya kala melihat Alletta tak sadarkan diri. Apa gadis itu terkejut saat mendengar suaranya?
"Alletta?" Keandra mengambil ponsel Alletta dan menyoroti wajah karyawannya tersebut.
"Dia pingsan?" gumam Keandra. Sontak saja dia berdiri. "Nyalakan listriknya!"
"Baik, Pak!"
Seketika ruangan jadi terang benderang. Keandra kembali berjongkok di depan Alletta, dia menepuk-nepuk pipi gadis itu berulang kali.
"Alletta, bangun," katanya. Namun sia-sia, Alletta tak kunjung membuka mata.
Tak ada cara lain lagi. Terpaksa Keandra menggendong tubuh Alletta dan membawanya ke ruangannya. Karena di sana ada tempat istirahat.
Sesampainya di ruangan, Keandra merebahkan tubuh Alletta ke atas ranjang. Dia berdiri sambil berkacak pinggang melihat wajah polos Alletta.
"Buka mata kamu, Alle. Jangan mengerjai saya."
Alletta membuka matanya dan menyengir lebar menatap ke arah Keandra. "Hehehe..."
"Bapak panik, ya? Makanya jangan ngerjain saya!" lanjutnya. Dia cemberut sambil beranjak duduk.
"Mulai kurang ajar ya kamu. Mau gajimu saya potong? Hm?" Keandra berdecak. Sebenarnya dia panik dikit saat melihat Alletta pingsan, namun, saat di dalam lift dia tak sengaja melihat Alletta tersenyum, meskipun sebentar, tapi Keandra adalah tipe orang yang peka dan selalu mengamati.
"Jangan dong, Pak. Kan kita 1 sama. Bapak ngerjain saya, ya saya ngerjain Bapak juga," balas Alletta.
"Beda. Saya itu bos kamu."
Alletta mencebikkan bibirnya. Dia berdiri di depan Keandra lalu membungkuk. "Maaf, Pak Kean. Lain kali saya gak begitu lagi. Tolong jangan potong gaji saya..."
Keandra mengabaikan Alletta, dia memilih keluar dari kamar dan duduk di kursi kerjanya. Dan Alletta mengikuti pria itu.
"Pijat punggung saya dulu, baru saya maafkan," titah Keandra. Dia melirik Alletta yang sedang tersenyum, senyum paksa lebih tepatnya.
"Baik, Bos!" sahut si gadis.
Padahal dia duluan! Kok gak adil banget?! Batin Alletta. Dia semakin kesal saat merasakan punggung Keandra terasa keras. Jadi, dia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk memijat punggung lebar bosnya itu.
"Yang keras, Alle. Kamu belum makan berapa tahun emangnya?"
"Lima," jawab Alletta sebal.
"Pantas aja badan kamu kecil," balas Keandra tanpa ragu.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Noey Aprilia
Hai kk...
akoh udh mmpir y...dr awl,seru kya'nya....d tnggu up'ny y....
Smngtttt.....😘😘😘
2025-02-26
1
vj'z tri
pasal 1 bos selalu benar ,pasal 2 kalau bos salah ingat pasal 1 alle 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 untung ganteng ya alle bos nya 🤭😁🥳🥳
2025-02-26
1
vj'z tri
hadir Thor 🥳🥳🥳🥳
2025-02-26
1