NovelToon NovelToon
Mr. Billionare Obsession

Mr. Billionare Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Cintapertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yusi Fitria

Semua berawal dari rasa percayaku yang begitu besar terhadap temanku sendiri. Ia dengan teganya menjadikanku tumbal untuk naik jabatan, mendorongku keseorang pria yang merupakan bosnya. Yang jelas, saat bertemu pria itu, hidupku berubah drastis. Dia mengklaim diriku, hanya miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusi Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

Apa yang aku takutkan benar-benar terjadi. Aku menggigil kedinginan dibawah selimut tebal, Elbarra bahkan sudah menyalakan pemanas ruangan, tapi aku masih merasa dingin.

Kurasakan kasur yang bergerak, sepertinya Elbarra datang. Aku tak dapat melihatnya karena posisiku saat ini tengah membelakangi pintu kamar.

"Maaf..." lirihnya seraya memelukku dari belakang. "Kau jadi sakit gara-gara aku."

Kepalanya semakin menyeruak masuk ke area leherku. Ia menciuminya sesekali. Berulang kali ia menggumamkan kata maaf, namun tak kuindahkan sama sekali.

"Kumohon jangan diam saja. Katakan sesuatu, Sayang. Apa yang kau inginkan akan aku turuti."

Seperti mendapat udara segar, aku tak ingin menyianyiakan kesempatan ini. "Kau ingin aku memaafkanmu?"

Elbarra mengangguk pelan.

"Bebaskan aku."

"Aku tidak bisa," Nada suaranya terdengar serak, apakah dia menangis?

Aku hendak berbalik, tapi tubuhku ditahan olehnya. Seolah Elbarra tidak ingin jika aku melihat kondisi wajahnya saat ini.

"Aku memberimu tiga keinginan, kau bebas menginginkan apapun selain pergi dari sini."

"Apakah ucapanmu bisa dipercaya?" tanyaku yang merasa tidak yakin.

"Kau bisa pegang ucapanku, Sayang. Aku bersumpah akan menepati keinginanmu asalkan kau tidak minta untuk pergi meninggalkanku."

"Baiklah-baiklah. Keinginanku yang pertama, aku ingin menyelesaikan kuliahku dan aku tidak ingin diganggu."

Elbarra mengangguk mantap, "Aku tidak akan mengganggumu, sungguh."

"Yang kedua, jangan menyakiti Addie dan Mama. Berhenti mengancamku menggunakan nama mereka."

Kudengar kekehannya ditelingaku, "Baiklah. Aku akan meminta Lucas untuk berhenti mengawasi mereka, oke?"

"Dan yang terakhir, yang paling penting. Berhenti menciumku!!"

"Tidak bisaa!" Elbarra menarik lenganku, kemudian mengambil posisi diatas tubuhku. "Ini bagian favoritku."

Cup!

Dia mulai lagi. Padahal baru saja aku mengeluarkan semua uneg-unegku.

"Kau tidak menepati janjimu!" sungutku sambil memasang wajah kesal.

Wajahnya terlihat frustasi, "Selain itu, Sayang. Yang lain saja yaa.."

Aku berpikir kembali, apa yang aku inginkan? Barang? Tak terlintas dipikiranku. Cukup lama aku berpikir, hingga menemukan sebuah ide.

"Keinginanku yang ketiga, aku ingin bebas pergi kemanapun, dengan siapapun."

"Baiklah. Tapi digaris bawahi, dengan wanita. Jika sampai kutahu kau pergi dengan lelaki lain, aku akan melemparmu keatas kasur lalu mengikat kaki dan tanganku. Kau paham, Sayangku?"

"Hmm," Aku berdehem singkat. Setidaknya sekarang, aku memiliki sedikit kelonggaran. Mulai besok aku bisa berangkat ke kampus lagi dan bertemu dengan Addie.

"Kau senang, Sayang?" Kurasakan pelukannya yang semakin erat.

"Sedikit."

"Kenapa sedikit? Kenapa tidak banyak?"

Aku meliriknya sinis, "Sejak kapan kau jadi cerewet seperti ini?"

"Sejak bertemu denganmu, Hahahaa.."

Kucubit perutnya yang berada dipunggungku.

"Aww, jangan mencubit perutku, Sayang. 'Dia' mudah bangun."

"Dia? Dia siapa?" tanyaku bingung.

Tiba-tiba Elbarra melirik kearah bawah, aku yang paham langsung memukul lengannya pelan. Tawanya terdengar nyaring, mungkin senang karena berhasil mengerjaiku.

"Aku ingin tidur sebentar," Aku menguap lalu mengatur posisi nyaman.

"Tidurlah, Sayang. Aku akan menemanimu!" Kurasakan usapan lembut dikepalaku, sampai akhirnya aku benar-benar terlelap dan tidak mendengar apapun lagi.

...****************...

"Sisi!!!"

Baru saja kaki ini turun dari mobil, Addie sudah berteriak histeris. Ia menghampiriku sambil melotot tajam.

"Kemana kau selama tiga hari ini, hah? Kenapa telponku tidak dijawab?"

Aku tersenyum kikuk, ketika aku ingin membalas ucapan Addie, jendela kaca mobil di sampingku mendadak terbuka.

"Aku akan menjemputmu pukul 3 sore, oke?"

"I-itu Sebastian? Kenapa kau bersamanya? Ada apa diantara kalian?"

"Ceritanya panjang," sahutku, pandanganku lalu beralih kepada Elbarra, "Pergilah!"

Pria itu mengangguk, "Hubungi aku jika terjadi sesuatu."

"Baiklah-baiklah. Sudah sana pergi!" Aku mengusirnya. Tanpa menunggu jawaban dari Elbarra, aku buru-buru menarik Addie untuk ikut bersamaku.

"Ceritakan kepadaku, Si. Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau bersama Sebastian?" desak Addie saat kami sudah berada di kelas.

"Harusnya aku yang bertanya denganmu, apa yang terjadi diantara kau dan Colt?"

Wajah Addie terlihat malu-malu. "Aku berkencan dengannya."

Hmm, berarti Elbarra tidak berbohong. Ucapannya kemarin ternyata serius.

"Lalu bagaimana denganmu, apakah kau berkencan dengan Sebastian?"

Aku mendesah panjang, Addie terus-menerus mendesakku. "Namanya bukan Sebastian, tapi Elbarra."

"APAA!!??" Addie memekik kaget.

"Hushh, kecilkan suaramu!" Kuperhatikan sekitar, orang-orang tengah menatap aneh kearahku dan Addie.

"Jadi dia berbohong? Tapi kenapa? Untuk apa?"

Rasanya percuma jika kujelaskan, Addie mungkin tidak akan percaya dengan apa yang terjadi padaku akhir-akhir ini.

"Entahlah, aku kurang tahu."

Ditengah obrolan kami, tiba-tiba Colt datang seraya tersenyum. "Lihat ini! Ada dua gadisku yang sedang mengobrol."

Addie mendengus sebal, sementara aku tertawa kecil mendengarnya.

"Bagaimana acara menonton kalian beberapa hari yang lalu? Apakah lancar?" tanyaku yang dibalas anggukan oleh Colt.

Pria tersebut mengambil posisi duduk di sampingku, aku melirik Addie, takut jika sahabatku itu menjadi cemburu.

"Apakah Addie sudah memberitahumu?" Colt bertanya, aku pun mengangguk.

"Berarti sekarang, kau berhenti menyukaiku 'kan?" Aku tersenyum jahil, kulihat Addie yang memutar bola matanya malas.

"Aku akan memukul kepalanya, jika dia berani menggodamu!" Addie melayangkan tatapan tajamnya kearah Colt, pria itu justru tertawa.

"Kau membuatku takut, Add!" seru Colt.

"Jadi berhentilah menggoda para wanita diluaran sana, kau mengerti? Aku tidak bercanda dengan ucapanku tadi."

"Baiklah. Kalau begitu aku kembali ke kelasku dulu. Temui aku nanti dikantin jika kelas kalian sudah berakhir yaa! Sampai jumpaa.."

Sekarang aku paham kenapa Addie jadi kesal begitu. Baru saja Colt tiba di pintu kelas, dia sudah menyapa beberapa wanita yang ingin masuk.

"Add, kau baik-baik saja?" tanyaku dengan nada khawatir, karena sedari tadi Addie bergeming dengan wajah murung.

"Aku baik-baik saja, Si. Aku hanya sedang kesal dengan Colt. Tidak bisakah jika dia menjaga perasaanku? Mengapa dia selalu dekat-dekat dengan wanita, padahal dia tahu jika aku pencemburu."

Aku hanya tersenyum kikuk, kuusap lengan Addie sembari memberinya dukungan. Baru 3 hari mereka berkencan, namun sudah marahan seperti ini. Tidak terbayangkan jika mereka bisa menjalaninya selama bertahun-tahun.

"Kau belum menjelaskanku tentang hubunganmu dengan Elbarra itu!" Dia masih saja membahasnya.

"Sama halnya sepertimu dan Colt."

Wajahnya bertambah muram, "Aku iri kepadamu, Si. Elbarra memperlakukanmu dengan sangat baik, beda sekali dengan Colt. Jika aku tahu bahwa dia seorang b@jingan, aku tidak akan mau berkencan dengannya."

Mendengar keluhannya, aku jadi teringat akan sesuatu. Bagaimana usaha Addie dulu yang mencoba mendekatku dengan Colt, untung saja aku selalu menghindarinya. Tidak terbayangkan jika aku yang berada di posisi Addie saat ini.

"Sudahlah, Add. Bukankah ini keputusanmu? Jika kau merasa tidak cocok, maka lepaskanlah dia."

"Tapi, aku mulai memiliki rasa terhadapnya, Si. Aku rasa aku mulai mencintainya," jawab Addie sembari menunduk.

"Yasudah, kalau begitu jalani saja. Lagipula ini pilihanmu sendiri, tidak ada yang memaksa."

Bertepatan setelah aku mengatakan kalimat tersebut, Dosen datang dan memulai studinya. Sesekali aku melirik Addie yang masih memasang wajah murung, nampaknya Colt benar-benar mematahkan hatinya.

1
Ika Yeni
baguss kak ceritaa nyaa ,, semangat up yaa 😍
Yushi_Fitria: Terima kacih😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!