"Dia adalah Putri dari Keluarga Jun, yang baru kembali setelah menempuh studi di luar negeri.
Di hari pertunangannya, tunangannya mengkhianatinya dengan bersama adik tirinya.
Tanpa banyak bicara, dia langsung mematahkan kaki sang tunangan.
""Dulu pernah kukatakan, jika kau berani mengkhianatiku, akan kubuat kau menjadi orang cacat."""
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khánh Linh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
Mo Lin memandangnya, memegang tangannya, dan menariknya untuk duduk di kursi.
Jun Jiu melirik Huo Yu, berpikir dalam hati.
"Ternyata dia adalah Huo Yu, pewaris keluarga Huo, terkenal karena sifatnya yang romantis tetapi juga tokoh yang luar biasa, tidak kalah dengan Mo Lin."
Dia pernah mendengar tentang dia, dia juga tahu bahwa dia adalah teman Mo Lin, tetapi ini pertama kalinya mereka bertemu.
Huo Yu merangkul bahu wanita di sampingnya dan menoleh untuk melihatnya.
"Kakak ipar, kurasa kau tidak asing denganku, kan? Aku tidak perlu memperkenalkan diri lagi."
Jun Jiu mengangguk ringan.
Huo Yu mengeluarkan sekotak hadiah dan menyerahkannya padanya.
"Kakak ipar, hadiah pertemuan, jangan meremehkan."
Jun Jiu mengambil kotak hadiah, membukanya, dan di dalamnya ada gelang batu permata biru. Dia mengangkat kepalanya dan memandang Huo Yu, tersenyum ringan.
"Layak menjadi anggota keluarga Huo, gelang ini sangat mahal, namun bisa diberikan tanpa ragu."
Keluarga Huo berbisnis batu permata dan perhiasan. Di Hua Qing, mereka adalah keluarga terkemuka di bidang itu, dan yang tidak mereka kekurangan adalah batu permata.
Huo Yu tersenyum ringan.
Jun Jiu menutup kotak itu dan meletakkannya di samping.
"Aku sangat menyukainya."
Jun Jiu menoleh ke trek balap di bawah, berbicara.
"Aku tidak menyangka kalian suka berkumpul di tempat seperti ini? Apakah ada taruhan?"
Huo Yu terkejut, dia tidak menyangka dia tahu tentang ini, perjudian di arena balap hanya diketahui oleh mereka yang berpengetahuan luas di bidang ini. Dia tersenyum.
"Kakak ipar, aku tidak menyangka kau tahu tentang ini juga. Apakah kau ingin ikut?"
Jun Jiu mengangguk. Dia mengamati mobil-mobil di bawah trek balap, mengamati para pembalap di bawah, tatapannya berhenti pada seorang anak muda berambut pirang, tatapannya mengungkapkan keterkejutan.
"Nomor 55, mobil perak, 5 juta."
"Oke, kalau begitu aku pilih nomor 33, 7 juta."
Huo Yu menoleh ke Mo Lin dan bertanya.
"Lao Mo, apakah kau tidak ikut?"
Mo Lin mengangkat gelas anggur, meminum seteguk, dan menjawab dengan tenang.
"Istriku sudah ikut, aku tidak ikut lagi, tapi aku akan menambahkan 5 juta ke taruhannya."
Huo Yu langsung tertarik.
"10 juta? Jika mobil yang dipilih kakak ipar berada di belakang mobilku, maka uang ini akan menjadi milikku."
Mo Lin tidak goyah sedikit pun, mengangguk ringan.
"Aku percaya pada istriku."
Mo Lin tidak peduli dengan uang itu, jadi bagaimana jika dia kalah? Uangnya adalah apa yang bisa dia belanjakan sesuka hati.
Segera setelah itu, balapan dimulai, Jun Jiu mengamati dengan cermat mobil nomor 55.
Waktu berlalu, mobil nomor 55 finis pertama.
Jun Jiu tersenyum ringan, dia menoleh ke Huo Yu.
"7 jutamu adalah milikku."
Huo Yu menatapnya dengan terkejut.
"Kakak ipar, kau terlalu hebat."
Jun Jiu sekali lagi mengalihkan pandangannya ke trek balap, merenung sejenak.
Mo Lin memandangnya dan tiba-tiba berbicara.
"Apakah kau ingin ikut balapan?"
Jun Jiu menoleh padanya, matanya penuh keterkejutan. Dia tidak menyangka dia akan membiarkannya ikut balapan.
"Jika kau ingin bermain, lakukan saja."
"Lao Mo, apakah kau serius? Kakak ipar adalah seorang gadis, bagaimana dia bisa melawan beberapa pembalap berpengalaman, bagaimana jika dia dalam bahaya?"
Huo Yu berkata dengan cemas, bagaimanapun, trek balap itu berbahaya, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi.
"Dia akan baik-baik saja." Mo Lin menjawab dengan tenang.
Jun Jiu berdiri, menatap langsung ke Huo Yu.
"Apakah kau masih punya mobil?"
Huo Yu mengangguk, menjawab.
"Ada 4 mobil lagi di gudang, kau bisa memilih yang mana saja yang kau suka, tapi kakak ipar, pikirkan lagi, itu akan berbahaya."
Huo Yu khawatir dia akan mengalami sesuatu, dia hanya seorang gadis yang lemah, bahayanya akan semakin tinggi.
Jun Jiu tidak menjawab. Dia dibawa ke gudang oleh orang-orang Huo Yu.
Huo Yu memandang Mo Lin, dia masih setenang air, seolah orang yang akan memasuki trek balap bukanlah istrinya.
"Lao Mo, aku katakan sebelumnya, jika kakak ipar dalam masalah, jangan salahkan aku."
Mo Lin mengangguk.
Huo Yu menghela nafas, dia menatapnya dengan rasa ingin tahu sejenak, dan akhirnya bertanya.
"Lao Mo, kenapa kau tidak khawatir sedikit pun? Jangan bilang padaku, kau tidak peduli dengan hidup dan mati kakak ipar. Tidak benar, mendengar nada suaramu sebelumnya, kau jelas memiliki perasaan terhadap kakak ipar."
Mo Lin meletakkan gelas anggurnya, matanya mengarah ke kejauhan seolah sedang mengingat sesuatu.
"Jangan bandingkan dia dengan wanita lain, dia tidak sama, nanti kau akan tahu mengapa aku tidak menghentikannya."
Segera setelah itu, sebuah mobil merah melesat keluar dari dalam, melewati mobil lain, dan berhenti di garis start.
Mo Lin memandangnya di dalam mobil, meskipun dia mengenakan helm, dia masih bisa mengenalinya.
Huo Yu mengikuti pandangannya, berhenti di mobil merah satu-satunya di trek balap.
"Itu kakak ipar? Dia benar-benar memilih mobil itu, mobil itu sangat sulit dikendalikan."
Mo Lin memandangnya tanpa berkedip, berbicara.
"100 juta, aku bertaruh dia menang."
