Seorang siswi kedokteran yang tak lain adalah anak seorang kiyai, suatu saat ayahnya menjodohkan dia dengan anak teman lamannya.
Apesnya laki_laki yan di jodohkan itu, adalah laki_laki yang sangat membencinya dan mendapat fitnah kalau istrinya sudah tidak suci lagi.
Nah kan penasaran jadinya, daripada bertanya_tanya baca aja yukk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cantik Sekali Menantu Papah
"Nak Dirga ini temannya Diba?" Tanya Kakek.
"Sebenarnya kami baru kenal tadi kek, dan niat saya kesini karena minta maaf. Dan bertanggung jawab karena saya hampir menabrak Adiba"
"Sehingga belanjaannya terjatuh dan sebagian rusak" Ucap Dirga jujur
"Tapi Diba Nggak apa-apa kok Kak, cuma kantong belanjaan aja yang jatuh dari tangan Adiba. Karena tadi Diba kaget" Sambung Diba menjelaskan karena takut kakeknya salah paham.
"Terima kasih nak Dirga, karena sudah mau mengantarkan cucu kakek pulang. Dan terima kasih juga sudah bisa menjadi laki-laki bertanggung jawab" Ucap Kakek menepuk bahu Dirga.
"Memangnya Nak Dirga tinggal di mana" Tanya nenek.
"Saya tinggal Sky Mansion Residence" Ucap Dirga.
Mendengar jawaban Dirga.. Adiba, kakek dan neneknya langsung terkejut. Karena mereka tahu betul kalau itu, perumahan elit yang dihuni oleh beberapa orang pengusaha sukses.
"Maaf ya keadaan rumah nenek hanya seperti ini" Ucap Nenek tidak enak.
"Nggak papa kok Nek, saya juga senang berada di sini tambah lagi banyak tetangga di sini" Sahut Dirga tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu kalian lanjut aja ngobrolnya, oh iya Diba jangan lupa nak Dirga diajak makan. Nenek dan Kakek mau istirahat dulu" Kata nenek yang diangguki oleh Adiba.
Setelah itu kakek dan nenek masuk ke dalam kamar, setelah berpamitan untuk istirahat.
"Saya ambilkan makan dulu ya Mas" Ujar Adiba
"Eh jangan, aku sudah makan tadi di kampus" Tolak Dirga sungkan.
"Oh jadi Mas Dirga masih kuliah" Tanya Diba.
"Udah semester akhir" Jawab Dirga.
"Oh ya emangnya kamu kerja dimana?" Tanya Dirga penasaran.
"Saya kerja di toko pakaian" Jawab Adiba
"Bahasa kamu baku banget, bisa nggak jangan saya-saya terus"
"Iya Mas maaf" Ucap Diba malu.
"Masih mau manggil Mas?" Tanya Dirga sambil nyengir.
"Terus aku panggil apa dong" Tanya Diba malah balik bertanya
"Sayang aja gimana" Usul Dirga iseng.
"Hah" Diba langsung terkejut mendengar ucapan Dirga.
"Maksud aku panggil Abang aja, karena di rumah Aku biasa dipanggil Abang" Tambah Dirga.
"Ya udah Abang" Sahut Diba tersenyum.
"Aku punya adik Sepertinya kalian seumuran" Ucap Dirga tiba-tiba.
"Oh ya kapan-kapan kemarin aku sama adiknya abang" minta Diba
"Ya nanti aku kenalin ya udah minta nomor ponsel kamu" Ucap Dirga modus
"Tapi aku gak ada HP Bang"
"Loh Bukannya kamu sudah kerja?"
"Iya tapi saja aku hanya cukup memenuhi kebutuhan rumah aja"
"Memangnya Berapa gaji kamu"
"1,5 juta"
"Itu sebulan?" Tanya Dirga terkejut
"Iya Bang"
"Kalau jam kerja kamu"
"Dari jam 09.00 malam sampai jam 09.00 pagi yang kebetulan Hari ini aku ambil libur dan liburnya dua minggu sekali"
Mendengar ucapan Diba Dirga sangat terkejut 1,5 cukup untuk apa, bahkan uang segitu bisa dihabiskan dalam hitungan jam olehnya.
"Kamu resign kerja aja jadi" Ucap Dirga
"Cari kerja Susah banget untuk lulusan SMA kayak aku"
"Ada kok Kebetulan aku punya Cafe, Dan kebetulan sedang nyari karyawan. Dan di sana kerjanya bisa part time aku juga akan kasih kamu gaji 4 kali lipat, dari gaji kamu di toko pakaian itu dan kamu bisa kuliah juga jadinya"
"Abang serius" Tanya Adiba dengan wajah berbinar
"Serius Besok Abang ke sini lagi dan akan Abang antar kamu ke Cafe Abang" Ucap Dirga tersenyum
"Makasih banyak ya bang" Ucap Adibs sangat senang, dan ia tidak sadar jika Dirga memang sengaja ingin membantunya.
"Ternyata polis banget" Ucapnya dari dalam hati, Tak habis pikir dengan Diba Mana ada orang bekerja. part time digaji 4 kali lipat, hal itu membuat dirga terkekeh.
"Ya sudah kalau gitu abang pamit dulu, besok pagi Abang ke sini lagi dan kamu nggak usah masuk ke toko pakaian itu lagi"
"Tapi aku belum digaji bulan ini bang" Sahut Adiba.
"Aku Yang Akan gaji kamu" papar Dirga kemudian Iya langsung pamit.
"Ternyata masih ada cowok baik" Ucap Diba yang melihat Dirga meninggalkan rumah.
"Papa yakin pak Cakra pasti sengaja melakukan itu" Ucap Abimana ke Ar yang berada di ruang keluarga.
Sementara Zara dan Mama Elena sedang berkutat di dapur.
"Ar juga merasa seperti itu Pah"
"Papa sudah memantau Pak Cakra lewat orang kepercayaan papa, yang sudah berpura\_pura jadi dosen kampus" Ucap Pak Abimana yang diangguki Ar.
"Oh ya Kapan kamu akan membantu bapak di perusahaan"
"Mungkin Ar akan datang ke perusahaan Papa dulu, tapi Ar akan aktifnya perusahaan papa nanti setelah Ar selesai tanding basket antar kota Pah"
"Ya sudah kalau begitu besok ikut Papa ke kantor" Ucapan Abimana yang diangguki oleh Ar
"Ya Pah" Ucap Ar yang saat ini tak pernah membantah perintah Papanya, dan hubungan keduanya sudah membaik saat ini.
Sementara di dapur Mama Elena masak sambil ngobrol sama Zara, Bahkan ia melarang maid membantunya. Sesuai dengan permintaan Zara, karena Zara yang akan masak malam ini.
"Nak Kalau di dalam rumah memang harus memakai cadar juga ya" Tanya Mama Elena kurang paham.
"Sebenarnya cadar itu sunnah mah, dan nggak wajib Zara hanya terbiasa aja. Sejak dulu dan tujuan Zara memakai cadar itu Untuk membentengi diri, Zara dari pandangan laki-laki yang bukan mahram"
"Masya Allah" Sahut Mama Elena begitu bangga dengan menantunya.
"Tapi mama juga pengen ngobrol sama kamu, sambil lihat wajah kamu loh nak" Sambung Mama Elena.
"Di sini juga aman hanya ada para maid dan itu perempuan kalau laki-laki Tugasnya di luar"
"Ya mah setelah selesai masak Zara akan melepas cadar Zara, sampai seterusnya ketika sedang berada di rumah ini" Ucap Zara tersenyum.
"Maaf ya Sayang Mama tidak berniat memaksa kamu untuk melepas cadar kamu, ketika sedang berada di rumah ini"
"Zara tidak berpikir seperti itu, lagi pula Zara sudah ingin melepas ketika sedang berada di sini. Tapi Zara malu"
"Ya sudah kalau seperti itu sayang"
"Zara siapkan di meja makan dulu Mah, setelah itu Zara ganti pakaian. Takut Kak Ar gak nyaman berada di dekat Zara, karena pakaian dan kerudung bau bumbu" Ucap Zara terkekeh.
Mama Elena ikut terkekeh, "Yasudah mama aja yang siapkan, kamu ke kamar aja dulu ganti pakaian" Ucap Mama Elena.
"Makasih ya Mah, kalau gitu Zara ke kamar dulu" Ucap Zara yang di angguki oleh Mama Elena.
Mama Elena kemudian menyiapkan makanan diatas meja, setelah semuanya siap ia memanggil Pak Abimana dan Ar yang sedang ngobrol di ruang keluarga.
"Loh Zara mana Mah" Tanya Ar yang baru duduk di kursi meja makan, karena ia tidak mendapati istrinya berada disana.
"Nah itu Zara" Tunjuk Mama Elena sambil tersenyum kearah tangga, Ar dan Pak Abimana langsung melihat ke arah tangga.
"Sayang"... Ucap Ar terkejut karena Zara tidak memakai cadarnya.
"Cantik sekali menantu Papa" Ucap Pak Abimana.
"Jangan macem_macem dengan istri Ar Pah" Ucap Ar menatap Pak Abimana, dengan tatapan yang sudah tidak bersahabat.
"Pokoknya Ar gak setuju Pah, disuruh nikah sama Zara" Ucap Pak Abimana sambil menirukan gaya Ar, ia sengaja meledek putranya itu karena Ar dulu menolak perjodohan itu.
"Sekarang aja kamu bucin Ar"
Pagi itu Ar sudah bersiap-siap, akan pergi bersama Pak Abimana ke kantor. Zara dengan telaten, membantu Ar memasang kancing mejanya.
"Sayang aku gak suka kamu lepas cadar kayak semalam" Ucap Ar.
"Loh kenapa Kak, kan hanya di dalam rumah" Tanya Zara heran.
"Tapi kan ada papa" Ucap Ar dengan wajah cemberut.
"Aku nggak suka ada orang lain yang lihat wajah cantik kamu" Sambungnya lagi.
"Tapi kan Papa bukanlah orang lain Kak, lagi pula Kakak ini aneh banget masa cemburu sama papanya sendiri" Ucap Zara lalu menggelengkan kepalanya.
"Habisnya kamu itu terlalu cantik Sayang" Ucap Ar memegang pinggang Zara, setelah itu Ar mengecup pipi cubby istrinya.
"Kamu mau ikut ke kantor gak sayang" Tanya Ar.
"Lain kali aja deh Kak gak papa kan, soalnya ada tugas dari dosen" Jawab Zara.
"Ya sudah kalau gitu nanti kalau kamu pengen keluar, kabari aku dan jangan pergi sendiri" Pesan Ar.
___Tbc___
abang Dirga
jodoh nya seperti
idaman nya
lanjut thor ceritanya