Hijaber Vs Kapten Basket

Hijaber Vs Kapten Basket

Zara

 Malam ini seorang gadis sedang kerepotan, menyiapkan perlengkapan untuk acara ospek besok dikampusnya. Ia sedikit menggerutu karena kesal setelah membaca pesan di group, yang menjelaskan perlengkapan apa saja yang harus ia bawa besok pagi.

Delisha Zara Aisha yang biasa di panggil Zara, gadis bercadar berusia 19 tahunan. Ia memutuskan ke jakarta untuk hidup seorang diri, tujuannya ke jakarta adalah karena ia ingin sekali kuliah di kampus ternama. Sesuai jurusan yang dia mau yaitu jurusan kedokteran, karena memang cita_cita Zara adalah ingin menjadi dokter.

Selain bercita_cita menjadi dokter Zara juga mempunyai impian, ingin memiliki rumah sakit yang lebih mengutamakan untuk orang yang tidak mampu.

Terlahir sebagai putri tunggal jelas jelas berat bagi Zara meninggalkan abah fais, di kampung yang berada di cirebon. Terlebih umi Aisha yaitu ibunya Zara sudah meninggal dunia, dua tahun yang lalu. Tapi mau tak mau karena impian yang besar, Zara tetap berangkat ke jakarta.

Setelah berhasil merayu abah fais dan sang ayah mengizinkannya, dengan syarat Zara harus terus mengabari abah lewat vidio call. Dan abah harus tau jelas, dimana Zara tinggal.

 Tadinya Zara mau memilih untuk ngekost, dia pun mencari yang khusus putri. Tapi semua sudah penuh yang tersisa hanya kost campuran, antara laki_laki dan perempuan Zara tidak mau. Bisa_bisa abahnya nanti menyeretnya pulang ke cirebon, dan gagal lah Zara meraih impiannya untuk belajar dikampus ternama.

Abah fais memang terkenal tegas terhadap Zara, didikan abah fais dan almarhumah umi aisha. Dari kecil berhasil membentuk karakter Zara yang sopan, pintar dan tegas juga.

Sampe Zara bisa menjaga dirinya seperti sekarang, Abah fais adalah seorang kiyai dan mempunyai pondok pesantren. Dengan ratusan santri tadinya setelah lulus disuruh mengajar dipondok saja, tapi sebelum abah bicara Zara lebih dulu mengutarakan niatnya untuk mengejar impian menjadi dokter.

FLASBACK ON

"Assalamualaikum... Sapa Zara ketika memasuki rumahnya, ia baru saja kembali dari masjid yang ada di pondok. Memang kegiatan Zara setelah lulus, adalah mengajar para santriwati mengaji.

"Walaikumsalam... Jawab abah fais yang sedang duduk lesehan, di teras depan beralaskan karpet.

Rumah Zara memang sangat sederhana, Abah sengaja tidak mengubahnya dari Zara kecil. Hanya saja rumah adat sunda, yang masih berbentuk panggung itu. di rombak sedikit di jadikan semi rumah ada sunda modern, dengan tetap bata dan bambu. Sehingga terkesan sejuk dan asri, terlebih di belakang rumah langsung di suguhkan oleh pemandangan. Gunung dan juga terdapat hamparan, hijau kebun teh yang dapat memanjakan mata.

Zara sengaja meminta abah menaruh gazebo dibelakang rumah, Zara juga banyak menanam bunga di pot meletakkannya disana. Sehingga belakang rumah dia sulap menjadi taman yang begitu indah, terdapat kolam ikan dengan suara gemericik air.

Gazebo yang cukup besar untuk dia bersantai, untuk melihat pemandangan gunung dan hamparan kebun teh di depannya.

"Abah ada yang mau Zara bicarakan"... Ucap Zara memberanikan diri, padahal dalam hatinya dag dig dug. Meminta kepada abahnya lebih membuat dia panas dingin, daripada menunggu hasil kelulusan tes maba dari kampus.

"Bicara aja atuh neng.. jawab abah sambil melepas kacamatanya.

"Abah, sebenarnya Zara iseng mengikuti tes di kampus impian Zara. Tapi alhamdulillah Zara lulus, dan di terima jadi mahasiswa baru.

"Terus?.. Abah fais sebenarnya sudah tau kemana arah pembicaraan Zara.

Zara ingin banget mewujudkan cita_cita Zara menjadi dokter, andai aja umi masih ada pasti umi akan ikut senang mendengar kabar ini.. ucap Zara yang sudah meneteskan airmatanya.

Mendengar keinginan sang putri, membuat abah fais tersentuh hatinya apalagi Zara menyebut_nyebut almarhumah istrinya. Ada perasaan sakit dalam hati abah, tapi sebisa mungkin ia tahan di depan Zara. Sebenarnya abah sudah sangat ikhlas dengan kepergian umi aisha, abah langsung merasakan rindu yang sulit di ungkapkan dengan kata_kata.

"Abah kok bengong? Tanya Zara.

"Benar neng mau jadi dokter? tanya abah setelah beristighfar dalam hati, karena terlalu rindu hingga sekejap larut dalam kesedihan.

"Iya abah, dan Zara punya satu impian. Zara ingin mempunyai rumah sakit sendiri, yang nantinya rumah sakit itu akan memprioritaskan orang_orang yang tidak mampu... ucap Zara sekali lagi.

Abah fais mengelus puncak kepala Zara, ia begitu bangga dengan niat baik sang putri.

"Abah izinkan neng ke jakarta, untuk menuntut ilmu

insyaallah nanti ilmu yang neng punya bisa bermanfaat untuk orang banyak.. kata abah fais.

"Amiin.. terimakasih abah, ucap Zara sambil mencium punggung tangan sang abah.

"Jangan seneng dulu atuh neng, abah kan belum kasih syarat..

"Syarat... Tanya Zara mengernyitkan dahinya.

"Neng harus ngabarin abah lewat panggilan vidio, terus neng juga harus tinggal di kos khusus putri. Jangan pilih kost yang bercampur baur, antara laki_laki dan perempuan. Dan selebihnya neng tau lah mana yang baik, mana yang nggak abah percaya sama neng.

"Siap abah.. jawab Zara hormat.

Flasback of

Dan disinilah sekarang Zara berada di panti asuhan An_nur, ketika Zara sedang mencari kost khusus putri. Zara tidak sengaja melewati panti asuhan, ketika Zara berniat melanjutkan perjalanan untuk mencari kost ia mendengar suara anak kecil sedang menangis. Zara langsung berlari setelah tau ada anak perempuan berumur sekitar 4 tahunan, terjatuh dan lututnya mengeluarkan darah.

"Cup cup cup, udah ya jangan nangis kak Zara kasih es krim.. ucap Zara berusaha membujuk dan benar saja anak itu langsung terdiam.

"Ya ampun nisa, ibu cariin ternyata kamu disini?.. ucap wanita paruh baya yang sepertinya pemilik panti asuhan itu.

"Loh nisa kenapa menangis? tanya ibu panti yang bernama lastri.

"Maaf bu sepertinya tadi adik ini terjatuh dan lututnya sedikit terluka.. ucap Zara menjelaskan.

"Terimakasih nak sudah menolong nisa, memang nisa anaknya sangat aktif.. kata bu lastri.

"Ayok masuk dulu, sepertinya akan turun hujan.. ajak bu lastri.

"Maaf bu bukannya saya menolak, tapi saya mau lanjut mencari kos khusus putri.. tolak Zara secara halus dan sopan.

"Kebetulan di panti ada satu kamar yang kosong, jika kamu mau boleh tinggal disini.. ajak bu lastri, dan tiba\_tiba saja hujan pun turun.

"Ayok lebih baik masuk dulu.. tanpa menunggu persetujuan dari Zara, bu lastri langsung menarik tangan Zara dan Zara pun menarik kopernya.

"Ini silahkan diminum dulu nak, sebelumnya perkenalkan nama saya lastri.. ucap bu lastri sambil menyuguhkan teh hangat, dan beberapa makanan ringan.

"Terimakasih bu, saya Zara.. jawab Zara sambil mengambil secangkir teh tersebut, kemudian iya lsngsung menyingkap cadarnya dan meminum teh tersebut tanpa mau memperlihatkan wajahnya.

"Bagaimana dengan tawaran ibu tadi apakah nak Zara mau tinggal disini?

Bu lastri langsung paham dengan kegelisahan di wajah Zara, "Tenang saja hanya ada ibu dan juga anak_anak, dan beberapa suster yang menjaga anak_anak disini paling besar usia 12 tahun. Jika mereka sudah memasuki masa SMP, mereka akan pindah ke rumah panti khusus dewasa. Disana juga sudah ada yang kuliah dan bekerja.

____Tbc___

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!