Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Batal Berbicara
"Yum,"
"Iya, Bu. Ada apa?"
"Ibu mau bicara sesuatu sama kamu,"
"Bicara saja, Bu. Yumna pasti dengerin kok. Ibu kenapa?" tanya Yumna seraya memeluk Bu Ratih penuh kehangatan.
"Ibu mau minta maaf sama kamu," cicit Bu Ratih.
"Minta maaf untuk apa?"
"Ibu udah bohongin kamu, Yum."
"Maksud ibu, bohong soal uang yang selama ini Yumna beri buat ibu ternyata dikasihkan ke Salwa. Ujungnya dipakai Salwa foya-foya begitu?" cecar Yumna. "Kalau soal itu Yumna sudah lama tahu kok, Bu. Bukan salah ibu juga. Memang Salwa saja keterlaluan manjanya. Enggak pernah bisa dewasa dan mandiri," sambungnya.
"Bukan soal Salwa, tapi kamu."
"Aku?" tanya Yumna seraya jari-jemarinya menunjuk ke arah dirinya sendiri. "Aku kenapa, Bu?"
"Sebenarnya kamu..." ucapan Bu Ratih seketika terpotong dan tak berlanjut karena pintu rumahnya dibuka oleh seseorang.
Ceklek...
Derit pintu pun terbuka, otomatis Bu Ratih dan Yumna menoleh untuk melihat siapa yang datang.
"Dari mana saja kamu baru pulang?!" seru Yumna seraya menatap tajam ke arah Salwa.
"Apaan sih, Mbak. Adiknya baru pulang ke rumah bukan disambut malah diceramahin!" keluh Salwa yang tengah sibuk memegang kepalanya. Pusing menderanya.
Yumna lantas menaruh curiga. Seketika ia berdiri dan langsung mendekati Salwa. Lalu, Yumna pun mencium bau sesuatu pada tubuh Salwa.
"Kamu abis ma_bok!" desis Yumna.
"Dikit doang,"
"Sedikit apanya!" seru Yumna. "Kamu sampai pusing begini terus jalan semp0yongan enggak jelas. Kamu kira Mbak anak TK yang mudah dikibulin anak ingu_san sepertimu!" bentaknya.
"Udah ah. Aku mau b0bo. Ngantuk," ucap Salwa dengan enteng.
"Tunggu dulu," cegah Yumna. "Jawab pertanyaan Mbak. Kamu dari mana?"
"Dari pesta ulang tahun temen," jawab Salwa yang masih dilanda pusing.
Dirinya memang semalam minum alkohol cukup banyak. Padahal ia belum pernah minum alkohol sebelumnya. Alhasil dirinya ma_buk berat.
"Teman yang mana? Siapa?" cecar Yumna dengan tatapan penuh menyelidik.
Trauma masa lalu membuat Yumna seketika waspada terhadap pergaulan adiknya itu. Walaupun Salwa selalu membuatnya kesal, tapi ia tetap sangat menyayanginya.
Yumna tak ingin adiknya itu terjerumus pergaulan bebas hingga salah ka_prah. Apalagi dirinya punya pengalaman buruk di masa lalu ketika remaja. Yumna tak ingin Salwa mengalami nasib yang sama seperti dirinya.
"Ada temanku SMA dulu. Semalam dia ulang tahun dan buat pesta. Mbak gak kenal dia. Udah ah, aku mau tidur. Huft !!" keluh Salwa seraya terus berjalan menuju kamarnya dan tak peduli dengan teriakan Yumna.
"Salwa! Mbak belum selesai ngomong!" seru Yumna.
BRAKK !!
Pintu kamar Salwa tutup kencang dan tak lupa dikuncinya rapat. Ia khawatir Yumna mering*sek masuk ke dalam kamarnya.
"Sudah, Yum. Biarkan saja. Mungkin Salwa sedang capek," ucap Bu Ratih seraya mengelus pundak Yumna.
"Enggak bisa begitu juga, Bu. Aku cuma khawatir Salwa salah berteman," ucap Yumna.
Kini ia pun memutuskan untuk duduk kembali bersama ibunya di sofa ruang tamu.
"Nanti coba ibu nasehati Salwa," ucap Bu Ratih.
"Ibu harus awasi Salwa. Perempuan itu harus mandiri, punya pendirian dan harga diri. Jangan mudah ikut arus yang tidak jelas. Lebih baik kehilangan teman atau pacar daripada harta berharga seorang wanita yang gak bisa diganti dengan apapun di dunia ini kalau sudah hilang!" seru Yumna yang terlihat begitu emosi dan berapi-api.
"Maksudmu?"
"Kesucian wanita, Bu. Kalau hal itu hilang dari wanita, lantas apa lagi yang bisa dibanggakan. Mau dikasih apa suaminya nanti? Bekas orang? Hiks...hiks...hiks," Yumna mendadak justru menangis tersedu-sedu di depan Bu Ratih.
Dalam hatinya, Yumna terus menyesal dan merutuki kebodohannya kenapa dahulu datang ke pesta pembawa peta*ka baginya. Ia merasa kotor dan tak suci sejak tidur seranjang dengan Yoga alias Romeo waktu itu.
"Loh, Yum. Kamu kok malah nangis," ucap Bu Ratih sontak terkejut melihat Yumna yang awalnya marah pada Salwa, kini justru terlihat menangis.
"Bu, hiks...hiks...hiks..." rintih Yumna seraya memeluk tubuh Bu Ratih.
"Iya, Yum. Nanti ibu akan coba bicara sama Salwa. Ibu lebih perketat lagi pergaulan Salwa biar enggak salah berteman," ucap Bu Ratih berusaha menenangkan Yumna seraya membalas pelukan dari calon istri Alden tersebut.
Dalam pikiran Bu Ratih, Yumna menangis karena merasa belum bisa menjadi kakak yang baik untuk Salwa. Lalu punya ketakutan perihal masa depan Salwa jika sampai salah pergaulan.
Faktanya, Yumna tak bersedih karena hal itu sepenuhnya. Yumna hanya merasa bersedih karena masa lalunya sendiri ketika SMA.
Tak berselang lama, Yumna pun melepaskan pelukannya pada Bu Ratih. Ia menyeka air matanya yang terlanjur jatuh membasahi pipinya.
"Tadi ibu mau bicara penting ke aku apa? Gara-gara Salwa datang jadi kepotong pembicaraan ibu tadi,"
"Apa ya, Yum? Kok ibu mendadak lupa," jawab Bu Ratih terpaksa berbohong.
Dikarenakan melihat Yumna bersedih dan menangis, Bu Ratih tak tega untuk mengungkapkan fakta keluarga mereka di masa lalu. Alhasil bibirnya kembali bungkam.
"Ibu kebanyakan makan bru_tu sih, jadi gampang lupa. Hehe..." ledek Yumna seraya terkekeh sendiri.
"Iya juga. Hehe..." ucap Bu Ratih seraya ikut tertawa bersama Yumna di ruang tamu.
Ketika Bu Ratih dan Yumna asyik berbincang sambil tertawa bersama di ruang tamu, Salwa di dalam kamarnya justru tengah cemas akan sesuatu hal yang terjadi pada dirinya akibat pesta semalam.
"Aduh, gimana ya kalau nanti aku nikah sama Mas Romeo? Apa dia tetep terima aku?" batin Salwa.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*bru_tu \= pan_tat ayam.
Yumna sebaiknya cerita in sj ke alden masa lalumu... toh bukan karena disengaja to di jebak
cukup tour berikan Yumna bahagia dengan keikhlasan Alden yg menerima Yumna apa adanya
klw tidak menerima nya berarti si Alden cwo egois toh dia juga udh ngga perjaka krna serng celap celup sementara Yumna kan kecelakaan yg tidak di sengaja.
ini alden kemana ya...apa dia sedang sembunyi
wkkkkkk