NovelToon NovelToon
Friendzone Tapi Menikah

Friendzone Tapi Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Persahabatan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:819
Nilai: 5
Nama Author: B-Blue

Menikahi sahabat sendiri seharusnya sederhana. Tetapi, tidak untuk Avellyne.
Pernikahan dengan Ryos hanyalah jalan keluar dari tekanan keadaan, bukan karena pilihan hati.

Dihantui trauma masa lalu, Avellyne membangun dinding setinggi langit, membuat rumah tangga mereka membeku tanpa sentuhan, tanpa kehangatan, tanpa arah. Setiap langkah Ryos mendekat, dia mundur. Setiap tatapannya melembut, Avellyne justru semakin takut.

Ryos mencintainya dalam diam, menanggung luka yang tidak pernah dia tunjukkan. Dia rela menjadi sahabat, suami, atau bahkan bayangan… asal Avellyne tidak pergi. Tetapi, seberapa lama sebuah hati mampu bertahan di tengah dinginnya seseorang yang terus menolak untuk disembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon B-Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

"Sudah hampir jam tujuh, Vel. Pacar kamu tidak bisa datang?" Cintya bertanya ketika dia membuka pintu kamar anaknya begitu saja tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Mama pasti cuma menggertak. Mama tidak mungkin membatalkan janji begitu saja dengan teman Mama, kan? Apalagi kalau batal datang mendadak begini."

"Kalau memang ada yang datang malam ini, Mama tinggal bilang tiba-tiba tidak enak badan. Beres, kan?"

Avellyne beranjak dari ranjangnya lalu dia mendecih. Hanya hari ini saja dirinya melihat sikap sang mama yang aneh. Sikap sang mama yang begitu memaksa dan keras kepala tidak seperti biasanya.

"Apa ada yang Mama sembunyikan dari Avel?"

"Maksud kamu?" Cintya balik bertanya, posisinya sudah tidak berdiri lagi. Wanita paruh baya itu duduk di kursi depan meja rias.

"Mama enggak biasanya memaksa Avel seperti ini. Apa ada yang Mama sembunyikan dari Avel? Apa Mama mengidap sakit mematikan makanya sekarang begitu memaksa Avel untuk menikah?"

Cintya seketika tertawa mendengar semua perkataan dari putrinya itu. Sungguh dugaan tidak masuk akal.

"Mama sehat banget, Vel. Sakit yang Mama derita cuma asam urat doang dan itu pun masih bisa ditolerir. Kalau Mama tidak memaksa seperti ini, kamu tidak bakal mau menikah. Mama terpaksa melakukan ini supaya kamu memiliki motivasi. Kamu itu seperti tidak punya visi dan misi untuk masa depan. Yang kamu lakukan hanya mengganggu Ryos, sampai-sampai dia ikutan kamu enggak mau menikah."

Avellyne tersenyum dan sepasang matanya melihat layar ponsel. Dia memang mendengar semua perkataan mamanya, namun tidak begitu peduli.

"Panjang umur sekali, baru juga disebut namanya, eh orangnya sudah datang." Avellyne bergumam pelan dan Cintya tidak mendengar gumaman tersebut.

"Avel, Mama belum selesai bicara. Kamu mau ke mana?" Cintya refleks berdiri di saat anaknya hendak melangkah keluar dari kamar.

"Calon mantu Mama sudah datang," ucap Avellyne sambil tersenyum dan senyuman itu begitu mencurigakan bagi Cintya.

Ryos tidak bisa duduk tenang, sambil menunggu Avellyne turun ke ruang tamu, dia berjalan mondar-mandir dengan perasaan berdebar. Berulang kali dia mengusap tengkuknya untuk mengusir rasa gugup.

"Avel–"

"Ryos! Loe kenapa susah banget ditelepon, sih. Gue hampir gila karena loe."

"Ryos!"

Belum sempat Ryos menjawab pertanyaan Avellyne, Cintya yang menyusul ke ruang tamu menyapa pria itu.

"Tante!" Ryos tersenyum ramah lalu dia menyalim tangan Cintya.

"Tante pikir siapa yang datang, ternyata kamu."

"Avel, katanya calon suami kamu datang. Mana orangnya?" tanya Cintya.

"Itu, di depan Mama." Avellyne tersenyum lebar, masih sama seperti sebelumnya.

Cintya terdiam, dia terlihat seperti orang linglung sebab tidak bisa mendengar jawaban putrinya dengan jelas.

"Kamu... bilang apa barusan?" tanya Cintya untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar.

"Ryos, calon suami aku, Ma." Avellyne mengulangi kalimatnya dan kali ini dia berbicara lebih tegas dan lebih jelas.

Cintya menatap Ryos begitu lekat. Dia masih tidak percaya. Tidak sama sekali dan bukan tanpa alasan dia meragukan perkataan sang putri. Pria itu terlalu baik dan kali ini pasti kedua anak tersebut sedang bersandiwara.

"Jangan bercanda." Cintya mengibaskan tangannya di udara.

"Emang Tante enggak mau kalau Ryos jadi menantu Tante?"

"Bukan begitu, Ryos–"

"Terus kenapa Tante terlihat ragu seperti ini?"

"Kalian pasti bersekongkol, kan?" Cintya masih saja meragukan perkataan anaknya dan dia juga tidak percaya dengan sikap yang ditunjukkan Ryos.

"Sekongkol apaan sih, Ma. Daripada Avel nikah paksa sama orang yang enggak dikenal, mendingan Avel nikah sama Ryos. Toh, keluarga kita sudah saling kenal sejak lama. Ryos dan Avel sudah temanan dari SMA."

"Vel, biar gue yang ngomong sama Tante." Ryos menjadi penengah sebab dia menyadari Avellyne mulai marah, terdengar jelas dari nada bicara Avellyne yang berubah.

"Tante menyadari kalau selama ini Ryos punya perasaan kepada Avel. Jadi, enggak seharusnya Tante curiga. Secepatnya Ryos akan melamar Avel secara resmi. Kalau perlu lusa kita mengadakan acara lamaran."

Cintya menggeleng kepala dan mengibaskan tangannya kembali ke udara. Semakin dipikir, dia semakin tidak percaya.

"Tante akan bicara sama mami kamu," ucap Cintya.

"Mami belum tahu. Avel menelepon Ryos dan minta dinikahi. Permintaan Avel tiba-tiba, tapi perasaan Ryos ke Avel sudah ada sejak lama, Tan. Tolong percaya sama kami berdua." Ryos mengambil tangan Cintya dan menggenggam tangan wanita paruh baya itu sambil memberikan tatapan setengah memohon agar Cintya tidak lagi menaruh rasa curiga.

"Oke! Kalau sampai kamu ketahuan berbohong demi melindungi Avel, maka Tante tidak akan memaafkan kamu dan Tante tidak ingin melihat kamu lagi."

"Tante bisa pegang ucapan Ryos. Selama ini Ryos enggak pernah bohong ke Tante." Ryos dan Cintya saling menatap satu sama lain begitu dalam. Ryos meyakinkan wanita di depannya sedangkan Cintya berusaha memegang setiap perkataan lawan bicaranya.

"Tante tunggu kedatangan mami kamu," ucap Cintya. Perasaannya mulai tenang, keraguan di dalam hati mulai mereda.

"Dan untuk kamu, Avel. Kalau kamu mempermainkan Mama, kamu tahu sendiri akibatnya." Kepada sang putri, Cintya memberikan tatapan tajam, setelahnya dia meninggalkan ruang tamu menyisakan Avellyne dan Ryos.

Avellyne menghela napas lega lalu dia duduk di sofa diikuti oleh Ryos.

"Jelasin ke gue apa yang terjadi?"

Avellyne menyandarkan kepala dan memejamkan matanya. Dia begitu panik sebelum kedatangan Ryos karena kali ini sang mama serius menjodohkannya dan memaksa untuk menikah.

"Mama mau menjodohkan gue," jawab Avellyne dengan suara lemah. Dia merasa lelah karena batinnya tertekan untuk beberapa saat.

"Bukannya sudah biasa."

"Kali ini berbeda, Yos. Kali ini mama serius dan gue enggak bisa menolak. Gue berpikir keras menolak perjodohan mama, jadi sebagai pilihan terakhir sebaiknya gue menikah sama loe. Ryos...." Avellyne mengubah posisi duduknya menjadi miring sehingga dia bisa menatap langsung wajah pria itu.

"Loe seriusan cinta sama gue?"

"Cuma loe yang anggap perasaan gue bercanda. Cuma loe yang enggak sadar dengan perasaan tulus gue. Sementara yang lainnya sudah menyadari sejak kita masih SMA. Kak Reyiu, Hanna dan teman-teman yang lain tahu kalau gue cinta sama loe." Ryos berbicara dengan begitu tenang, tatapan matanya teduh dan Avellyne tetap fokus melihat sorot pria itu.

"Itu artinya gue membuat pilihan tepat memilih loe sebagai suami gue?"

Ryos mengangguk penuh keyakinan, tentu saja dia adalah lelaki yang tepat. Kalau bukan dia lalu siapa lagi?

Sudah lebih dari sepuluh tahun mereka menjadi sahabat. Duka, suka dan hampir setiap momen yang terjadi pada Avellyne selalu ada dia di sana.

"Sekarang gue lega. Maafin gue ya, Yos. Gue selalu aja ngerepotin loe."

Ryos menggeleng pelan lalu tersenyum tipis. "Gue suka direpotin sama loe. Setidaknya sekarang gue mendapatkan bayaran yang setimpal. Loe mau menerima gue sebuah anugerah, Vel."

Avellyne mengubah posisi duduknya seperti semula, dia menghadap ke depan dan tersenyum canggung. Perasaan Ryos begitu tulus dan dia tidak memiliki apa-apa untuk membalas perasaan tersebut.

Satu ketakutannya adalah menjalani hubungan serius dengan sahabatnya itu. Belasan tahun dia menghindar dan karena ulah sang mama, dia harus menembus batasan yang telah dibangunnya selama ini.

Avellyne menghela napas berat. Dia akan menghadapi masalah besar setelah ini.

1
edu2820
Kepincut sama tokohnya. 😉
B-Blue: terimakasih sudah mampir 😊
total 1 replies
✿ O T A K U ✿ᴳᴵᴿᴸ࿐
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!