NovelToon NovelToon
Istri Paksa Tuan Arka

Istri Paksa Tuan Arka

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Terlarang
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Alya, gadis kelas 12 yang hidup sederhana, terkejut saat mengetahui ayahnya terlilit hutang besar pada Arka Darendra — CEO muda paling berpengaruh di kota itu.

Saat debt collector hampir menyeret ayahnya ke polisi, Arka datang dengan satu kalimat dingin:

“Aku lunasi semuanya. Dengan satu syarat. Putrimu menjadi istriku.”

Alya menolak, menangis, berteriak—tapi ayahnya memaksa demi keselamatan mereka.

Alya akhirnya menikah secara diam-diam, tanpa pesta, tanpa cinta.
Arka menganggapnya “milik” sekaligus “pembayaran”.

Di sekolah, Alya menyembunyikan status istri CEO dari teman-temannya.
Di rumah, Arka perlahan menunjukkan sisi lain: posesif, protektif, dan… berbahaya.

Mereka tinggal seatap, tidur sekamar, dan gairah perlahan muncul—walau dibangun oleh luka.

Konflik berubah ketika masa lalu Arka muncul: mantan tunangan, dunia bisnis yang penuh ancaman, dan rahasia gelap kenapa ia sangat tertarik pada Alya sejak awal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Istri Pajangan

​Dua jam adalah waktu yang singkat untuk mengubah seorang siswi SMA yang kelelahan menjadi Nyonya Arka Darendra.

​Ketika penata rias profesional selesai bekerja, Alya nyaris tidak mengenali pantulannya di cermin. Wajahnya yang biasa polos kini dipoles dengan riasan flawless yang menonjolkan mata hazel-nya. Rambutnya di-sanggul modern, dan ia mengenakan gaun malam off-shoulder berwarna biru gelap yang panjangnya menyapu lantai. Gaun itu elegan, tetapi terasa berat, seperti baju zirah yang membatasi gerakannya.

​Hal yang paling menonjol adalah cincin kawin di jari manisnya. Di bawah pencahayaan lampu kristal, berlian kecil itu tampak bersinar, memproklamirkan statusnya tanpa kata.

​Arka masuk ke kamar. Ia mengenakan tuksedo hitam yang dibuat khusus, menjadikannya tampak sangat menawan, dingin, dan berkuasa. Ia berhenti di ambang pintu, matanya menyapu Alya dari ujung kaki hingga ujung kepala.

​Alya menunggu komentar. Dia menunggu pujian atau kritikan.

​“Bagus,” hanya itu yang keluar dari bibir Arka. Kata itu bukan pujian; itu adalah penilaian, konfirmasi bahwa investasi pada gaun, riasan, dan dirinya telah membuahkan hasil yang memuaskan.

​Arka berjalan mendekat. Ia meraih tangan Alya, mengangkatnya tinggi-tinggi untuk memeriksa cincinnya.

​“Kau terlihat seperti yang seharusnya: mahal, dan sepenuhnya milikku. Ingat aturannya, Alya,” bisik Arka, suaranya pelan tetapi berbahaya. “Kau akan diam, tersenyum, dan mengangguk. Kau tidak diizinkan berbicara dengan siapa pun kecuali mereka yang kusapa terlebih dahulu. Jika ada yang bertanya tentang latar belakangmu, jawab ‘urusan keluarga.’ Paham?”

​“Paham, Tuan Arka,” jawab Alya, menjaga suaranya tetap datar.

​Arka tersenyum kecil. Ia memegang pinggang Alya, menariknya merapat. Kontak fisik ini terasa sangat berbeda dari pelukan posesif di ranjang. Ini adalah kontak fisik yang dipamerkan, kontak yang menyatakan kepemilikan di hadapan publik.

​“Kau sangat cantik, Alya. Jangan membuatku menyesal telah memamerkanmu.”

​Mereka turun ke lantai dasar. Di sana, Jeevan menunggu di samping mobil Bentley hitam yang sudah dipanaskan.

​Tempat acara itu adalah ballroom privat di sebuah hotel bintang tujuh, didominasi oleh para eksekutif dan pebisnis yang berpakaian formal. Alya bisa mencium aroma uang yang melayang di udara, campuran dari parfum mahal, asap cerutu premium, dan investasi miliaran.

​Begitu mereka memasuki ruangan, semua mata tertuju pada Arka. Dia adalah magnet, pusat kekuasaan di ruangan itu.

​Dan Alya, yang digandeng erat di sisinya, adalah aksesorisnya.

​Arka tidak memegang tangan Alya; dia memegang pinggang Alya, ibu jarinya sesekali menekan kulit tipis di balik gaunnya—sentuhan yang mengirimkan peringatan dan penegasan kepemilikan.

​Mereka mulai bergerak di antara kerumunan. Arka memperkenalkannya kepada beberapa pria paruh baya yang tampak kaya dan berkuasa.

​“Kenalkan, ini Alya. Istriku,” ujar Arka, setiap kali kata ‘Istriku’ ditekankan dengan bangga, seolah mengumumkan pengambilalihan perusahaan yang sukses.

​Alya melakukan persis seperti yang diperintahkan: tersenyum ramah, mengangguk, dan hanya mengucapkan salam singkat.

​“Selamat, Arka. Istrimu masih sangat muda dan cantik. Kau beruntung,” kata seorang pria tua dengan tawa serak.

​Alya merasa dihina, seolah ia adalah barang antik yang baru ditemukan. Arka hanya tersenyum dingin.

​“Aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan, Jenderal. Alya adalah aset yang berharga,” jawab Arka.

​Alya merasakan cengkeraman Arka menguat di pinggangnya, seolah mengingatkan bahwa komentar itu adalah untuknya, bukan untuk pria lain.

​Di tengah keramaian, Alya melihat sekelompok wanita. Mereka semua mengenakan perhiasan yang mencolok dan gaun desainer, dan mereka semua menatap Alya dengan tatapan yang sama: curiga, menghakimi, dan penuh iri hati.

​“Siapa dia? Arka Darendra tidak pernah memperkenalkan wanita manapun,” bisik salah seorang wanita, suaranya cukup keras untuk didengar Alya.

​“Terlalu muda. Pasti putri dari hutang yang diselamatkan,” balas wanita lain, lebih kejam.

​Alya menahan dirinya untuk tidak bereaksi. Dia ingat aturan: diam dan tersenyum.

​Tiba-tiba, seorang wanita cantik, dengan rambut pirang yang terawat dan gaun merah menyala, mendekati mereka. Wanita itu memancarkan aura percaya diri yang berbahaya.

​“Arka, kau tidak memberitahuku bahwa kau membawa kekasih baru,” ujar wanita itu, suaranya manis, tetapi matanya setajam belati saat menatap Alya.

​Arka tersenyum. Senyumnya kini lebih tulus, sebuah senyum yang Alya belum pernah lihat sebelumnya. Senyum yang membuat hati Alya mencelos karena alasan yang tidak ia ketahui.

​“Liona,” sapa Arka. “Dia bukan kekasih baru. Kenalkan, ini Alya. Dia istriku.”

​Liona, wanita bergaun merah itu, tampak terkejut. Namun, ia cepat menguasai dirinya. Ia mengulurkan tangan ke Alya.

​“Liona. Sahabat lama Arka. Selamat atas pernikahan mendadakmu. Aku tidak tahu Arka pernah jatuh cinta pada pandangan pertama,” kata Liona, nadanya sarkastik.

​Alya berjabat tangan dengan Liona. Tangan Liona terasa dingin dan kuat. Liona menatap lurus ke mata Alya, lalu pandangannya turun ke cincin di jari manis Alya. Ia kemudian tersenyum licik.

​“Cincin yang cantik. Tapi kecil. Arka biasanya tidak pelit, bukan?” Liona menyindir, menyerang langsung pada status Alya yang meragukan.

​Alya menarik napas dalam-dalam. Ini adalah ujian pertamanya. Dia ingat Arka menghargai kepatuhan yang cerdas.

​“Cincin ini tidak kecil, Nyonya Liona,” balas Alya, suaranya tenang, mengutip kata-kata Arka dari hari pertama. “Ini persis seperti yang saya inginkan. Arka tidak pernah pelit, dia hanya tahu cara terbaik untuk berinvestasi. Investasi terbaik adalah yang paling aman dan tidak menarik perhatian.”

​Liona terdiam, senyumnya memudar. Dia telah dipukul mundur.

​Arka tertawa kecil. Tawa yang jarang Alya dengar, tawa yang penuh penghargaan. Ia menekan pinggang Alya lebih erat, kali ini sebagai apresiasi.

​“Dia belajar cepat, Liona. Kau tidak bisa meremehkannya,” kata Arka, matanya memancarkan rasa puas yang berbahaya.

​Liona mengubah taktik. Dia mengalihkan perhatian ke Arka, memegang lengan Arka dengan pose akrab.

​“Kau tahu, Arka, aku tidak sabar ingin tahu semua detailnya. Sejak kapan? Kenapa mendadak?”

​Arka mengalihkan perhatiannya ke Liona, mengabaikan Alya sebentar. “Kami memang selalu menjaga privasi. Tapi itu urusan lama, Liona. Aku hanya memastikan apa yang menjadi milikku, resmi menjadi milikku.”

​Selama sisa malam itu, Alya harus berdiri di sisi Arka, menjadi dekorasi yang diam dan cantik. Ia menjadi saksi bagaimana Arka berinteraksi dengan dunia, melihat sisi dirinya sebagai pebisnis ulung yang kejam dan memikat.

​Acara itu berlangsung hingga tengah malam. Alya merasakan kakinya sakit karena sepatu hak tingginya, dan lehernya kaku karena harus mempertahankan senyum yang sama selama berjam-jam.

​Saat mereka akhirnya kembali ke mobil, Alya ambruk di jok kulit yang lembut.

​“Kau melakukannya dengan baik,” kata Arka, suaranya kini kembali ke nada aslinya yang dingin dan mendominasi. “Kau berhasil melewati ujian Liona. Dia tidak akan mengganggumu lagi.”

​“Saya hanya melakukan apa yang Anda perintahkan, Tuan Arka,” balas Alya, matanya tertutup.

​Arka menyeringai. “Pujianmu terdengar sinis. Tapi itu bagus. Kebencianmu membuatmu cerdas.”

​Arka kemudian melakukan sesuatu yang sama sekali tidak terduga.

​Ia melepaskan jam tangan mahalnya, lalu meraih pergelangan tangan Alya. Ia melihat cincin kawin di jari Alya, lalu ke pergelangan tangannya.

​“Gaun itu membuatmu terlihat terlalu dewasa. Itu tidak kusukai. Kau harus tetap terlihat muda di sampingku,” ujar Arka.

​Lalu, Arka mengambil liontin mungil dari kantong dalam jasnya. Liontin itu adalah rantai emas putih sederhana, dengan liontin kecil berbentuk kunci. Dia memasangkannya di leher Alya. Liontin itu terasa dingin di kulitnya.

​“Ini adalah hadiahmu. Key of Darendra,” bisik Arka, suaranya serak. “Bukan untuk membuka pintu, Alya. Tapi untuk mengingatkanmu, bahwa kau adalah harta karun yang terkunci, dan hanya aku yang memegang kuncinya.”

​Alya menatap liontin itu. Itu adalah belenggu, tetapi indah. Arka selalu menemukan cara untuk mengikatnya, baik dengan hutang, aturan, atau hadiah yang mengancam.

​Ketika mereka tiba di villa, Alya kelelahan. Dia bergegas ke kamar tidur, ingin segera berganti pakaian dan tidur.

​Namun, Arka mengikutinya. Pria itu menyandarkan dirinya di kusen pintu kamar mandi.

​“Tunggu, Alya,” perintah Arka.

​Alya berhenti, masih memegang kenop pintu.

​“Kau lelah. Aku akan memandikanmu malam ini. Sebagai hadiah untuk kepatuhanmu yang sempurna di acara itu.”

​Tubuh Alya menegang. Ini bukan hadiah. Ini adalah penegasan kekuasaan yang paling intim, sesuatu yang tidak bisa dia tolak.

​Arka mulai membuka kancing kemejanya, tatapannya tidak lepas dari Alya.

​“Jangan melawan, Alya. Aku sudah terlalu lama bersabar. Malam ini, kau akan menjadi milik Darendra, seutuhnya.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!