NovelToon NovelToon
Dear, Jodohku!!

Dear, Jodohku!!

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lina Rahim

Dear, Jodohku!! PART 2

Kita yang dipertemukan oleh takdir dan dbersatukan dalam ikatan cinta yang suci..
Masih teringat jelas, bagaimana haru menyelimuti hatiku ketika seruan orang-orang terdengar riuh mengucap SAH, saat Ijab yang kau ucapkan dengan satu kali tarikan nafas..

Aku bahagia, dan berharap kehidupan rumah tangga ini akan selalu dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang..

Sayangnya, Cinta dan kasih sayang tidaklah cukup untuk membuat kehidupan rumah tangga kita bahagia..

Sesuatu telah menggrogotiku..

Mohon Kritik dan Sarannya..😊😊
Terimakasih..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Rahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali..

"Salwa tunggu..." Kata Fauzi yang terus mengikutiku sedari tadi. Aku hanya terus berjalan tanpa menghiraukannya.

Fauzi yang sempat pingsan keadaannya mulai membaik setelah pulang dari Rumah Sakit dengan menghabiskan sebotol infus Ringer Laktat dengan drips Farbion injeksi untuk memulihkan kondisinya. Fauzi mengikutiku kembali pulang kerumah dan aku membiarkannya saja tanpa menghiraukannya, rasanya lelah sekali juga menyuruhnya menjauh tapi tetap saja mengekoriku seperti anak ayam yang terus-terusan mengikuti induknya, akhirnya kubiarkan saja. "Sampai pada batasnya nanti dia akan lelah dan menyerah juga" Pikirku.

"Salwa.. Tolong jangan seperti ini.."

Aku berhenti..

"Tolong?? setelah apa yang kamu lakuin ke aku kamu bilang tolong??"

Fauzi menghampiriku dengan masih agak sempoyongan.

"Maafkan aku Salwa.."

Fauzi meraih tanganku dan aku menyikapnya dengan kuat sehingga membuat Fauzi jadi terjatuh. Aku diam saja melihatnya, Fauzi kemudian bangkit kembali.

"aku akan terus mengikutimu.. Sampai kamu mau ngedengerin penjelasan aku.."

"Terserah kamu.."

"Salwa.. Apa terlalu susah buat kamu ngedengerin penjelasanku? Dia bukan siapa-siapa, dia bukan seperti yang kamu pikirkan"

"Ya terserah kamu, bicaralah sesukamu aku tidak peduli lagi.." Kataku berbalik lanjut melangkah.

Fauzi kembali meraih pergelangan tanganku, aku menarik tanganku dan Fauzi kembali terjatuh. Tubuhnya masih sangat lemah, dia seharusnya istirahat sekarang untuk memulijkan kondisinya.

"Sudahlah Fauzi, Kamu ngebuat aku terlihat seperti orang jahat. Mengabaikanmu seperti ini padahal kamupun tau aku seperti ini karena kamu juga.."

"Maafin aku Salwa.."

"Bukan perkara mudah buat aku maafin kamu"

"Taoi Salwa, kalu kamu ngasih aku waktu untuk menjelaskan semuanya, kamu tidak akan sesakit ini. Kamu sakit karena kamu tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.."

"Sudahlah Fauzi, semakin kamu mau menjelaskan semuanya semakin aku sakit, penjelasanmu seperti sebuah alasan bagiku.."

"Tapi.."

"Gak.."

"Okee okee.. Oke.. Kalau kamu gak mau dengar penjelasanku, kalau penjelasanku cuman seperti sebuah alasan bagimu yang semakin menyakitimu, aku tidak akan menjelaskannya. Aku gak akan memaksamu untuk mendengar penjelasanku.. Tapi Salwa, tolong beri aku kesempatan sekali lagi.. Tolong percaya sama aku sekali ini saja, tolong Salwa.."

"Ozi.. Aku sangat mencintaimu. Maaf kalau aku pernah mencurigaimu dan mengiramu yang tidak-tidak, kalau ini adalah hasil dari kecurigaanku maka tolong jangan menarikku lagi untuk merasakan sakit yg lebih sakit lagi.."

"Tidak salwa.. Semua gak ada hubungannya dengan itu, sekalipun aku tidak pernah berniat untuk membetulkan kecurigaanmu... Jadi beri aku kesempatan sekali lagi.. Maafkan aku untuk kali ini saja.. tolong jangan tinggalin aku Salwa.."

Kulihat mata Fauzi mulai berkaca-kaca dan itu semakin menyakiti perasaanku.

"Salwa. Maafkan aku, kasi aku kesempatan sekali lagi, aku gak akan ngebuat kamu seperti ini lagi, aku akan nemenin kamu kemanapun kamu mau, aku gak akan hilang-hilang lagi.."

Aku terdiam saja melihatnya, airmata Fauzi mulai menetes begitu juga dengan airmataku.

"Salwa, aku sudah merangkai masa depanku yang ada kamu didalamnya, aku sudah merencanakan untuk menua bersamamu, jadi tolong jangan mengubahnya dengan pergi ditengah jalan seperti ini.. Aku sungguh mencintaimu Salwa.." Kata Fauzi terisak-isak.

Aku tkdak tahan lagi melihatnya, perasaanku mulai kacau dan..

"Huhuhu.. Kenapa melakukan ini kepadaku Ozii..?? 😭😭"

Tangisku akhirnya pecah juga. Melihatku, Fauzi menghamnur memelukku dengan erat.

"Aku sayang kamu Salwa.. Maafkan aku.." Kata Fauzi memelukku dengan erat.

"Aku sayang sama kamu, tapi kenapa berbuat begini terhadapku, salahku apa?? Huhuhu 😭"

"Kamu gak salah apa-apa Sayang.. Tidak, aku tidak.. ah bukan, aku tidak akan mengulanginya lagi.. Aku sangat sayang sama kamu Salwa.."Kata Fauzi mempererat pelukannua.

"kamu Jahat.. Jahatt.." Kataku dengan terus memukul Fauzi.

"Iya aku Jahat.. tapi aku janji tidak akan seperti ini lagi, aku janji.."

"Huhuhuhu 😭😭"

Fauzi melepas pelukannya.

"Beri aku kesempatam sekali lagi untuk memperbaiki kesalahanku, aku gak akan mengulangi kesalahan seperti ini lagi.."

Aku hanya terus-terusan menangis.

"Salwa lihat aku.." Fauzi mengangkat wajahku. "Aku gak akan ngebuat kamu seperti ini lagi, aku akan ngebahagiain kamu"

Aku masih saja menangis.

"Beri aku kesempatan sekali lagi.. Aku mohon.. Ya??"

Aku mengangguk.

Perasaanku memang terluka, tapi aku juga tidak bisa membohongi perasaanku kalau masih sangat mencintai Fauzi.

"Makasih Salwa.. Makasih banyak Sayang.." Fauzi kembali memelukku dengan erat.

"Jangan seperti itu lagi.."

"Iya.. aku janji.. gak akan ada hal yang seperti ini lagi.." Kata Fauzi terisak-isak.

Aku pikir dia akan berhenti menangis setelah aku kembali, tapi bukannya berhenti menangis, airmatanya malah bertambah deras.

"Aku senang sekali.. Makasih masih mau percaya sama aku, makasih masih mau sama aku lagi.. aku gak akan jadi orang bodoh lagi melakukan hal-hal yang bisa ngebuat kamu pergi ninggalin aku.. aku gak akan ngesia-siain kesempatan yang kamu kasi.. aku gak mau ditinggal kamu lagi Sayang.." Fauzi mempererat pelukannya.

"Fa.. Fauzi .. aku.. aku sesak.."

"Oh maaf maaf.. Aku terlalu senang sampai memelukmu erat sekali.." Kata Fauzi melepas pelukannya. "Maafkan aku yang ngebuat kamu menangis lagi" kata Fauzi menyeka sisa airmata di pipiku.

"Jangan seperti ini lagi, kamu ngebuat aku sakit.."

"Iya sayang.. Aku janji.." Fauzi kembali memelukku.

"Kurasakan detak jantung Fauzi yang sedari tadi berdetak kencang perlahan mereda. Aku tau ada kelegaan dihatinya saat ini, akupun sedikit lega. aku tau aku sangat bodoh saat ini, setelah apa yang terjadi tapi aku masih saja ingin kembali. Harus bagaimana lagi, aku juga tidak bisa membohongi perasaanku tentang cintaku terhadap Fauzi, terlebih dari itu aku juga belum siap kehilangan Fauzi.

"Fa Fauzi??"

Aku kebingunan, aku tidak mendengar isak Fauzi lagi dan tubuhnya terasa berat.

"Hey.. Ozi.. kamu??"

Aku mulai khawatir, Fauzi tidak sadarkan diri lagi

Aku benar-benar kebingunan, tadi Fauzi hanya memelukku namun tiba-tiba tubuhnya terasa berat dan ternyata Fauzi sudah tidak sadarkan diri lagi. Aku khawatir, Fauzi baru saja keluar dari Rumah Sakit siang tadi tapi menjenlang sore Fauzi kembali tak sadarkan diri lagi. Aku tidak tau harus bagaimana, Fauzi mengikutiku sampai pualng tadi dan dirumah sedang tidak ada orang, aku berteriak mencari pertolongan tapi tak seorangpun yang datang. Aku tidak mungkin menelfon Ibu dan Ayah yang sedang diluar kota, juga tidak mungkin menelfon Farhan sedangkan hubungan kami bertiga saat ini sangat tidak karuan. Jika aku menelfon Ambulance dan kemudian Fauzi dibawah kembali ke rumah sakit, apa kata dokter yang memeriksanya tadi, baru keluar dari UGD belum cukup lama tapi sudah kembali lagi. Aku tidak punya pilihan lain selain menelfon orangtua Fauzi. Aku akan menjelaskan semua yang terjadi jika orangtua Fauzi yang bertanya perihal anaknya yang tidak sadarkan diri ini, lagian Orangtua Fauzi bukan pekerja yang terikat dengan jam kantor yang tidak bisa keluar jika masih jam kantor.

Aku memberanikan diri untuk menelfon orangtua Fauzi, apapun yang terjadi nantinya biar urusan belakang saja, yang penting ada penanganan untuk Fauzi dulu saat ini.

1
Anonymous
keren
Nunung Nung
hay salwa
Salasiah MamaNa CaLya
nangis mmbacanya. pdhl ini sdh yg kedua kli lho membaca novel ini /Cry//Cry/
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
A. Yan U.
wah fauzi hebat banget ngendaliin emosinya. andai dia juga bisa gitu
mamayot
RANJANG BASAH SANG PERAWAN..

Mampir ya ke novel ku
Fransiska Siba
itu tidak seberapa Salwa saat kau menyakiti Fauci dlu. para pembaca blg kaishan Salwa, hello gimana Fauci yg berjuang yg terbaik buat Salwa, menjaga cinta nya, mengala demi Salwa, semua yg dia lakukan tp apa balasannya yaitu perselingkuhan Salwa dan Farhan apalagi sahabatnya sendiri itu lebih menyakitkan org yg kita percayai, dan parahnya lagi Salwa dlu egois sekali hanya ingin dia yg mau dimengertikan sedangkan Fauci dia tidak mengertikan.
Fransiska Siba
kalau aku dukung Fauci sama yg lain, dia berhak mendapat yg lebih baik dari Salwa yg egois, emosian dan tukang selingkuh dan plin plan
Fransiska Siba
paling benci sama Salwa, perempuan tp hatinya munafik dan murahan. cowok sebaik Fauci bisa dia sakiti apalagi Farhan.
kalau ditulis thor semoga Salwa dapat lebih baik dari Fauci yg bisa menjaga Salwa menurutku terbalik dehh, malah doa itu harusnya ke Fauci. krn Salwa tidak pantas untuk Fauci. cewek sepeti gampang selingkuh, dia gampang bosan dan gampang bawa perasaan, setiap masalah tidak diselesaikn dgn baik2 tp dia menghindar dan egoissss sekali jadi cewek
Sayang ibu
lanjutttt thor✌️
Muyas Muyas
lanjut donk
Rina Fachyuliani
akhirnyaaa setelah sekian lama maaf aku baru mampir thor, semoga cerita anaknya ga sedramatis orang tuanya
Irsan
Privasi adalah hak menyimpan informasi pribadi.. privasi pemerintahan negara,privasi agama,privasi adat budaya suku, privasi hubungan pasangan dan terkecil privasi pribadi ,semua ada porsinya. Privasi pemerintahan negara +62 tdk boleh di ganggu/di ketahui oleh pemerintahan +123 tetapi kalau sesama pejabat pemerintahan negara +62 menyimpan privasi negara yang hubungannya berkaitan dengan kelangsungan hidup negara itu artinya ada potensi penyimpangan pemerintahan.. Fauzi sepertinya menyama ratakan tingkat privasi, Fauzi tdk membedakan privasi hubungan 2 orang atau sebuah pasangan dengan privasi tingkat terkecil yaitu diri sendiri.
sri susanti
di tunggu upny kk,,
sri susanti
cerita baru,, coba baca
bunda dad
Semangat kak lina...🤩
Sayang ibu
😭😭author berhasil bwt aq mewek😤
bunda dad
mikayla ada rasa lebih dr sahabat sama fariz. jodohin ja thor 😍
bunda dad
akhir nya ber sua kembali sama awa oji 🥰
bunda dad
lanjut kaka...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!