Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.
Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.
“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.
“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPRT 5 - Menginap?
Gilang segera meninggalkan meja makan saat merasa perdebatannya dan Naomi memancing amarah dalam dirinya. Kepergian pun membuat Naomi bersedih dan menundukkan pandangan.
“Kenapa kamu hanya memikirkan perasaan Melvina aja, Mas. Seharusnya orang yang lebih kamu perhatikan perasaannya adalah aku. Bukan adik angkat kamu itu.” Lirih Naomi. Makin hari, Naomi merasa semakin bersedih dengan sikap Gilang. Namun, ia berusaha untuk menyimpan kesedihannya sendiri. Tak ingin berbagi pada siapa pun termasuk sahabat dekatnya— Debby.
Usai membersihkan meja makan dan mencuci piring, Naomi menuju kamarnya berada. Masuk ke dalam kamar, Naomi melihat Gilang sedang duduk di atas sofa sambil memainkan ponsel di tangannya.
“Aku gak masalah kalau Melvina main ke sini, Mas. Maaf kalau perkataanku tadi menyinggung perasaan kamu.” Kata Naomi. Untuk saat ini Naomi memilih untuk mengalah dari pada memperpanjang masalah dengan Gilang.
“Baguslah kalau begitu. Karena seharusnya kamu bersikap memang seperti itu.”
Naomi enggan untuk berkomentar. Karena kini dia sedang berusaha menahan diri agar tidak menjawab perkataan Gilang yang terasa menyakiti hati dan perasaannya.
Malam itu, seperti biasanya Naomi dan Gilang tidur tanpa melakukan aktivitas suami istri seperti biasanya. Sudah satu minggu belakangan ini Gilang jarang sekali menyentuhnya. Naomi pun enggan untuk meminta meski terkadang dia sangat menginginkannya.
“Sampai kapan kamu bersikap seperti ini, Mas. Kamu selalu bilang kalau kamu mencintaiku. Tapi sikapmu sama sekali tidak menunjukkan kalau kamu mencintaiku.” Lirih Naomi sembari menatap punggung Gilang yang kini membelakangi tubuhnya.
Keesokan harinya, Melvina dan Mama Ruby nampak datang sesuai dengan informasi yang Gilang katakan tadi malam pada Naomi. Kedatangan keduanya disambut dengan ramah oleh Naomi. Meski dalam hati, Naomi menaruh rasa tidak suka pada adik angkat suaminya itu.
“Loh, Mama kenapa bawa koper?” Dahi Naomi mengkerut saat melihat koper yang berada di tangan Mama Ruby. Kebingungan Naomi sama sekali tak dihiraukan oleh Mama Ruby. Dia hanya menatap wajah Gilang kemudian berkata.
“Gilang, gak masalah kan kalau untuk satu minggu ke depan Melvina menginap di sini? Mana tahu aja dengan menginap di sini bisa membuat perasaan Melvina lebih tenang dibandingkan di rumah.”
Naomi terkesiap. Drama apa lagi ini pikirnya. Meski bingung dengan maksud dan tujuan Melvina menginap di rumahnya, Naomi memilih untuk diam. Dia tak ingin berkomentar dan bisa menimbulkan masalah nantinya.
“Gak masalah, Mah. Tapi apa Melvina gak bosan kalau aku dan Naomi gak ada di rumah nantinya? Soalnya kami harus masuk kerja seperti hari biasanya.”
“Gak masalah, Kak. Aku bisa minta mama datang ke sini kalau bosan.” Sahut Melvina dengan wajah tersenyum.
Gilang terdiam. Menatap wajah Naomi seolah meminta pendapat. Ditatap oleh Gilang, membuat Naomi bingung harus menjawab apa. Dia merasa serba salah. Memberikan tanggapan salah, diam pun juga salah.
“Ya sudah kalau begitu. Kamu boleh menginap di sini. Kak Naomi juga jadi punya teman kalau kamu ada di sini.”
Naomi melotot. Bisa-bisanya Gilang berkata seperti itu. Karena pada kenyataannya, kehadiran Melvina di sana bulanlah menjadi teman untuknya. Melainkan musuh dalam selimut.
“Benar kan, Sayang?” Tanya Gilang karena Naomi hanya diam saja dari tadi. Ditanya dan ditatap demikian oleh Gilang, membuat Naomi menghela napas sejenak sebelum menjawab.
“Ya, kamu benar-benar salah, Sayang.” Balas Naomi namun dalam hati. Karena yang terucap dari mulutnya adalah perkataan membenarkan perkataan Gilang.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Derby terpaksa bohong naomi keguguran agar gilang tidak mencari naomi lagi, mendingan gilang urusin aja calon istrimu sakit jiwa da stress itu....
ngakuinya mencintai naomi tp kenyataannya menyakiti hati naomi tega skl gilang menuduh naomi pelaku pelecehan terhadap melvina...
Melvina sakit jiwa dan stress sebaiknya dimasukkan rumah sakit jiwa aja.....
Udah thor aku stop baca nya. Krn kurang greget aja bacanya. Mf y thor. Bukan menjatuh kan. Tetap semangat berkarya😊🤗
jangan sampai kamu punya pikiran kalo Naomi selingkuh ya...dan bayi yang di kandungnya bukna anakmu....kalo sampai itu terjadi.....fix kamu adalah lelaki ynag benar2 perlu di binasakan....
harusnya kamu berpikir kalo Naomi pergi membawa bayimu....dan jadikan ini pembuka jalan pikiranmu untuk m3mbatalkan pernikahanmu dengan ulet keket
walaupun Naomi ga mau sama kamu lagi setidaknya kamu jangan sampai menikahi ulet keket itu