Jaka Keling murid padepokan Adisekar dari golongan rakyat biasa, tidak sengaja berkonflik dengan murid dari golongan darah biru, Untuk bertahan di dunia persilatan dan melindungi keluarga dia harus menjadi kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kang Mus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7 Ajian Brajamusti
"baiklah, aku memaklumi kebohongan mu, lagipula sulit untuk mu membuktikan kejadian yang sebenarnya" Mpu Widura berkata, dia adalah guru Jaka Keling, salah satu guru padepokan Adisekar yang masih menerima rakyat biasa sebagai muridnya.
Sebagian besar guru lebih memilih untuk menerima murid dari kalangan darah biru, atau anak para saudagar. Selain untuk memperkaya diri, untuk mendidik dan menjadikan pendekar hebat dibutuhkan biaya dan uang.
"maafkan aku guru, aku terpaksa berbohong" Pada awalnya Jaka Keling tidak berkata sebenarnya, tetapi sebagai guru yang sudah melatih Jaka Keling selama dua tahun, dia tahu karakter dan perilaku Jaka Keling, keanehan dapat dirasakan Mpu Widura ketika Jaka Keling berbohong.
"walau begitu, keberadaan mu sangat berbahaya, Rama Sanjaya akan menganggap kau sebagai ancaman, dia tidak akan membiarkanmu tetap hidup" Sebagai orang tua yang sudah pengalaman, Mpu Widura tahu Rama Sanjaya tidak akan melepaskan Jaka Keling begitu saja.
Untuk melindungi Jaka Keling, Mpu Widura tidak bisa ikut campur secara langsung, jika itu dilakukan bukan tidak mungkin guru Rama Sanjaya atau ayahnya yang seorang Demang juga akan terlibat. Mpu Widura termasuk guru padepokan Adisekar yang tidak berpengaruh.
"aku tahu guru, mohon bimbingannya" Jaka Keling masih masih tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi dengan berbicara jujur kepada gurunya ada perasaan lega dihatinya. Juga ada orang yang bisa di minta pendapat dan jalan keluarnya.
"aku tidak bisa banyak membantu, tetapi sebagai guru aku akan berusaha menolong mu. Untuk sementara jangan pergi keluar padepokan terlebih dahulu, juga tetaplah berada didekat kediaman ku, mereka tidak akan bisa berbuat macam-macam disini" Sebagai guru dia akan membantu tetapi semuanya butuh dipikirkan, saat ini apa yang di ucapkan oleh Mpu Widura setidaknya bisa melindungi Jaka Keling untuk sementara waktu.
"aku tidak tahu apakah bisa mempertahankan dirimu untuk tetap menjadi murid atau tidak, jurus dan gerakan dasar mu sudah sempurna, saatnya aku akan memberikan ajian untukmu" Mpu Widura melanjutkan pembicaraannya.
"terimakasih guru, tetapi saat ini aku hanya memiliki uang 140 perak guru" Jaka Keling tahu untuk mendapatkan ajian dibutuhkan mahar. Itu adalah uang yang didapat dari menjual tanaman obat yang dibawa dari lembah. Jaka Keling tahu itu tidak cukup bahkan untuk ajian tingkat dasar, yang maharnya diatas 150 perak.
"tidak apa-apa, kau cukup memberikan setengahnya sebagai mahar, sisanya bisa kau gunakan untuk keperluanmu, untuk kekurangannya anggap saja, itu aku akan memintanya dilain waktu" Sebagai guru, Mpu Widura sangat berharap Jaka Keling manjadi pendekar hebat, sayang selama ini Jaka Keling lebih sibuk mencari uang untuk keperluan dirinya dan keluarganya.
Selama dua tahun berada di padepokan , Jaka Keling hanya belajar Jurus dan Gerakan dasar yang memang diajarkan ke semua murid. Bahkan sebelum belajar ajian atau jurus mereka terlebih dahulu harus menguasai jurus dan gerakan dasar.
Tetapi karena waktu yang mungkin Jaka Keling harus pergi, Mpu Widura juga berusaha memberikan ilmu atau ajian, bukan hanya untuk kebaikan Jaka Keling, tetapi juga sebagai kenang-kenangan dari gurunya.
"ajian yang akan aku turunkan padamu adalah ajian Brajamusti, kau pasti sudah mengetahui sedikit tentang ajian ini, selain untuk kekebalan, ajian ini akan membuat kekuatanmu meningkat, persiapkan dirimu, dan juga keperluan lainnya, untuk waktu sekitar seminggu untuk kau menyerapnya" Mpu Widura menerangkan apa saja keperluan dan persiapan yang harus dipersiapkan untuk menerima ajian.
Dalam mengamalkan ajian dan mempelajarinya bisa dilakukan sendiri, tetapi itu sangat berisiko dimana jika yang mengamalkan tidak kuat bisa menyebabkan kegilaan, cacat mental atau tubuh, dan bahkan kematian.
Guru adalah orang yang akan membimbing dan mengawasi agar amalan dapat diserap dengan sempurna atau menghentikannya ketika terjadi kesalahan atau hal yang tidak di inginkan, setidaknya walau gagal para murid bisa mencoba di lain waktu.
Waktu terus berlalu, Jaka Keling terus berada didekat kediaman Mpu Widura, ini membuat Rama Sanjaya dan kelompoknya tidak bisa berbuat apa-apa, dengan berada di sana juga membuat Mpu Widura lebih mudah memantau keadaan dan perkembangan Jaka Keling dalam menyerap ajian Brajamusti yang sedang dilakukan.
"Raden Rama, Jaka Keling tidak berani keluar dari tempat kediaman gurunya" Jali melaporkan perkembangan pengintaian terhadap Jaka Keling yang dilakukan oleh beberapa orang.
Walau tidak bisa membunuh atau membuat Jaka Keling cedera parah, setidaknya mereka harus membuat Jaka Keling babak belur dan memaksa dia untuk keluar padepokan. Walau begitu ada aturan dan tabu yang juga harus tetap mereka patuhi.
"terus awasi, Jaka Keling tidak akan bisa selamanya berada disana, cepat atau lambat dia harus keluar" Rama Sanjaya bukan hanya harus melenyapkan Jaka Keling karena dia bisa menjadi ancaman baginya dimasa depan.
Juga kejadian terakhir menjadi gunjingan para murid padepokan dan beberapa tuan muda murid padepokan AdiSekar mengolok-olok dirinya, sebagai anak Demang dia terbakar marah.
Selama ini beberapa anak buahnya menjadi pelampiasan amarahnya, tetapi karena belum bisa menghajar Jaka Keling, amarahnya belum berkurang bahkan setiap hari semakin besar.
mcnya penakut naif kurang kejam terhadap musuh JD ngk seru