NovelToon NovelToon
Jangan Main HP!!!

Jangan Main HP!!!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Dendam Kesumat / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Jangan main HP malam hari!!!

Itu adalah satu larangan yang harus dipatuhi di kota Ravenswood.

Rahasia apa yang disembunyikan dibalik larangan itu? Apakah ada bahaya yang mengintai atau larangan itu untuk sesuatu yang lain?

Varania secara tidak sengaja mengaktifkan ponselnya, lalu teror aneh mulai mendatanginya.

*

Cerita ini murni ide penulis dan fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, dan latar itu hanyalah karangan penulis, tidak ada hubungannya dengan dunia nyata.

follow dulu Ig : @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : Pesan kedua

Varania terdiam cukup lama, sekuat apapun ia mencoba untuk bersikap acuh, keanehan berulang kali itu bukanlah sebuah kebetulan.

Sejak dia mengaktifkan ponselnya di tengah malam beberapa hari lalu, bayangan itu seolah mengikuti kemanapun dia pergi. Bayangan itu selalu nampak di tempat-tempat yang ada Varania, entah di keramaian ataupun di kala sendirian.

Angin malam mulai bertiup kencang menerbangkan beberapa helai rambut Varania, setelah menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga ia kembali memperhatikan panggung. Bayangan itu sudah tidak ada. Hilang. Namun Varania sangat yakin ia tidak salah lihat.

Varania menggigit bibir bawahnya cemas, memejamkan matanya sebentar dan membukanya setelah ia cukup tenang.

Saat tak sengaja melirik Fardan, pria itu juga sedang menatapnya dengan tatapan tajamnya. Varania tidak tahu apa yang dipikirkan Fardan, selama itu tidak merugikannya tidak masalah.

"Pulang yuk cel," ajak Varania seraya berdiri, dan mengambil tas tangannya yang tergeletak diatas meja.

"Bentar lagi, Ra. Aku mau lihat pertunjukan sirkus dulu," kata Celine

Sebentar lagi memang akan ada sirkus yang akan dilakukan di atas panggung, pengantinnya sudah masuk kedalam dan sekarang panggung sedang kosong.

"Kalau begitu aku pulang dulu," perasaan seperti sedang diawasi semakin kuat, Varania tidak nyaman.

"Terus aku pulang sama siapa?" Tanya Celine karena tadi pergi menggunakan motor Varania, kalau Varania pulang otomatis dia juga membawa motornya. Celine tidak mau pulang berjalan kaki, rumahnya cukup jauh dari lokasi pesta.

"Makanya ayo pulang,"

"Iya-iya." Celine memanyunkan bibirnya, terpaksa ikut pulang bersama Varania.

"Kamu bisa pulang bersamaku, cel." Kata Fardan.

"Serius?" Tanya Celine memastikan, dan tidak menyembunyikan binar senang di matanya. Fardan mengangguk dengan mata yang tidak lepas dari Varania.

"Aku pulang dulu." Varania tidak terlalu peduli, malahan bagus kalau Fardan dekat dengan Celine jadi nanti Varania bisa memanfaatkan kedekatan mereka untuk membalas Fardan.

---

Varania duduk di tempat tidurnya, tangannya memegang ponsel, ia sedang menimbang apakah akan menyalakan benda pintar itu.

Bayangan perempuan berambut panjang itu sangat mengganggu pikiran Varania, sudah tiga kali ia melihatnya dan tidak bisa menemukan siapa pemiliknya.

Varania mengingat-ingat lagi pertama kali melihat bayangan itu dalam pesan yang dikirim oleh nomor asing, itu terjadi setelah ia menyalakan ponsel tengah malam untuk mengirim formulir pendaftaran.

Tapi, apa iya semua itu ada hubungannya dengan larangan main hp di malam hari?

"Aku harus mencari tahu," Varania membulatkan tekadnya mengungkap misteri dari larangan aneh itu.

Baru saja ponsel itu aktif, sebuah pesan masuk dari nomor yang sama. Varania membukanya dengan tergesa-gesa.

"Samuel?" Varania membulatkan matanya, foto itu adalah foto paling seram yang pernah ia lihat.

Samuel mengenakan baju pengantin terbaring tidak berdaya di ranjang pengantin, wajahnya hancur dan perutnya robek besar. Samuel tampak mengerikan dalam lumuran darah.

Tangan Varania gemetaran dan hampir menjatuhkan ponselnya.

Selain Samuel yang bersimbah darah, ada bayangan perempuan berambut panjang yang menempel di dinding. Itu bayangan yang sama dengan yang Varania lihat sebelumnya.

Apa yang terjadi? Kenapa Samuel mati?

Varania berjalan mondar-mandir dekat jendela, dia menggigit jempolnya. Varania sangat takut kalau kematian Samuel ada hubungannya dengan larangan yang telah dilanggar.

Tap

Tap

Tap

Terdengar suara langkah kaki mendekati pintu kamar, Varania menatap waspada sambil melangkah dengan suara sepelan mungkin.

"Ibu," panggil Varania karena biasanya Matilda akan selalu mengunjunginya sebelum tidur.

Tidak sahutan, hanya ada keheningan aneh dan bahkan angin yang biasanya bertiup kencang, malam ini tidak lagi terdengar. Itu benar-benar hening.

"Aku pasti salah dengar karena kelelahan," gumam Varania lalu menarik pelan gagang pintu. Kamar Varania menghadap ruang tengah, saat keluar ia akan langsung berada di ruang tengah yang lumayan luas.

Lagi-lagi Varania melihat bayangan, kali ini bayangan itu berdiri diam di dekat lemari. Bayangan itu terlihat lebih jelas dan samar-samar membentuk satu sosok perempuan berambut panjang.

Varania melangkah dengan suara minim, matanya menelusuri ruang tengah yang sepi dan agak gelap.

Selama lima menit Varania menghabiskan waktu mengelilingi rumahnya, namun pemilik bayangan itu masih tidak ditemukan.

"Vara, kamu belum tidur?"

"Ah!" Varania terlonjak kaget, menoleh kebelakang dan mendapati ibunya berdiri di pintu kamarnya dengan rambut berantakan khas bangun tidur.

"Ibu lihat-" Saat Varania hendak memberitahu, bayangan di dekat lemari sudah menghilang seolah-olah tidak pernah ada disana sebelumnya.

"Lihat apa?" Tanya ibu

"Lihat, lihat... blouse hitamku nggak Bu?" Tanya Varania asal-asalan.

"Ibu simpan dalam lemari kamu, ngapain nyari disini terus berjalan kayak orang bingung." Kata Matilda menatap sang putri tajam, tatapan yang terkadang terasa asing bagi Varania.

"Oh, iya, aku lupa kayaknya deh. Aku masuk dulu ya Bu," Varania merasa sangat tidak nyaman dengan cepat masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya.

Varania tidak menemukan apa-apa, sebaiknya ia tidur sekarang. Semoga besok, bayangan itu tidak ada lagi. Ya, semoga saja.

1
gaby
Baru gabung, seperti bagus dr judul critanya.
Dini Anggraini
apakah yang mengutuk kota Ravenswood itu ibu kandungnya celine yang mati karena bunuh diri setelah tahu suaminya selingkuh dengan Mathilda ya bunda author sehingga dia mau siapapun yang menggunakan HP di malam hari akan mati seperti yang terjadi pada Samuel dan orang lainnya lagi. 🙏🙏🙏🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!