Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.
tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.
ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Feng Zhuo Si Lemah Yang Sombong.
Babak 31. Feng Zhuo Si Lemah Yang Sombong.
Di podium keluarga utama Klan Feng, suasana penuh ketegangan terasa memuncak. Feng Zhuo, pemimpin muda dari keluarga itu, duduk dengan angkuh, memandang arena dengan tatapan dingin yang menembus. Setiap gerakannya memancarkan aura superioritas, seolah-olah dia adalah penguasa yang menentukan nasib semua orang yang ada di sekitarnya.
"Cih, dasar sampah tidak berguna!" Suara Feng Zhuo terdengar rendah namun penuh kebencian, menusuk langsung ke hati orang-orang di sekitarnya. Ucapannya ditujukan pada lawan di arena, yang baru saja mengalami kekalahan memalukan dalam pertandingan pertama.
Seorang wanita paruh baya yang duduk tak jauh dari Feng Zhuo, Xia Hua, terkejut dan mulai menegang. Wajahnya berubah, mencerminkan kegelisahan yang terpendam. Xia Hua adalah salah satu tetua yang bertugas mendampingi Feng Zhuo.
Tugasnya tidak hanya memastikan keselamatan sang pemimpin muda, tetapi juga menjaga agar suasana di sekelilingnya tetap terkendali. Namun, kali ini, kemarahan Feng Zhuo yang begitu jelas tampak membuat Xia Hua merasa cemas. Ketika dia menatap wajah suram dan mata yang berkilat dingin dari Feng Zhuo, dia menyadari bahwa suasana hati pemimpin muda itu sedang dalam titik yang paling berbahaya.
Menahan kekhawatirannya, Xia Hua segera memberi perintah kepada seorang pemuda yang berdiri tidak jauh dari mereka. Pemuda itu adalah salah satu murid berbakat dari keluarga Feng, yang berada di tingkat 5 tahap jiwa level 9, dan dipilih sebagai petarung berikutnya. Xia Hua berpikir pemuda itu cukup kuat untuk menenangkan kemarahan Feng Zhuo.
"Kamu, majulah ke arena. Buktikan kemampuanmu," Kata Xia Hua, suaranya terdengar tenang, meski dalam hatinya ia merasa waswas.
Namun, sebelum pemuda itu bisa bergerak, Feng Zhuo mengangkat tangan dengan acuh tak acuh, menghentikannya. "Jangan dia," kata Feng Zhuo dingin. Tatapan tajamnya menyapu arena, seolah-olah dia telah memutuskan bahwa lawan berikutnya tidak cukup berharga untuk dihadapi oleh seorang dari tingkat yang lebih rendah.
"Kirimi dia yang lebih kuat," lanjut Feng Zhuo, suaranya tak kalah dingin dari tatapannya. "Tingkat 5? Dia menganggapnya nyamuk. Kalau begitu, aku akan kirim seseorang dari tingkat 6 tahap kekosongan. Kita lihat apakah dia masih bisa sombong setelah ini."
Dari dalam tubuh Feng Zhuo, niat membunuh mulai merembes keluar, membawa hawa dingin yang menyebar dengan cepat ke seluruh podium. Kekuatan jiwa Kalajengking Es bintang 9 miliknya terlihat nyata, menciptakan es tipis di udara di sekitarnya. Udara pun seolah mulai membeku, menambah kesan mencekam pada seluruh area.
Melihat perubahan suasana, Xia Hua segera mengangguk hormat, tak berani menentang keputusan Feng Zhuo. "Baik, Tuan Muda," katanya dengan nada hormat.
Kemudian, dia beralih pada pemuda yang tadi hendak maju dan berkata tegas, "Kau mundurlah." Pandangannya segera beralih pada pemuda lain yang lebih muda, namun jauh lebih kuat.
"Rong Bao, kau yang maju. Beri dia pelajaran karena berani menghina keluarga utama Klan Feng. Ambil dan telan itu jika situasinya tidak menguntungkan lakukan apapun untuk menang termasuk tehnik terlarang yang kamu telah kuasai itu."
Rong Bao, seorang pemuda berusia 18 tahun, langsung bangkit dari tempat duduknya. Wajahnya penuh dengan keyakinan diri. Dia adalah salah satu murid berbakat yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mengasah keterampilan bertarungnya. Aura kekuatan terpancar dari tubuhnya, menunjukkan kekuatan di tingkat 6 tahap kekosongan. Dia sudah siap menghadapi siapa pun yang berani menantang kehormatan keluarga Utama Klan Feng.
"Saya mengerti, Tetua Hua," jawab Rong Bao dengan suara penuh keyakinan, sebelum tubuhnya melesat dengan kecepatan luar biasa menuju arena. Tanpa ragu, dia mendarat di tengah-tengah arena dengan gemuruh, menciptakan debu yang berterbangan.
Penonton yang menyaksikan pertandingan mulai berbisik-bisik, beberapa merasa kagum dengan penampilan Rong Bao, sementara yang lain merasa khawatir untuk lawan yang akan dia hadapi. Kekuatan Rong Bao bukanlah hal yang bisa diremehkan, dan kehadirannya di arena mengubah suasana menjadi lebih mencekam.
Di sisi lain arena, lawannya, seorang pemuda yang sebelumnya meremehkan Klan Feng, tampak terkejut melihat lawan barunya. Tatapan sombongnya mulai memudar, digantikan oleh ketegangan yang tidak bisa disembunyikan.
Liu Tong, wasit pertandingan, akhirnya berseru lantang setelah memastikan kedua petarung siap. "Pertandingan babak kedua dimulai!" teriaknya, suaranya bergema di seluruh arena.
Sorakan penonton semakin menggema, semua mata tertuju pada pertarungan yang akan segera terjadi. Di satu sisi, ada Rong Bao, prajurit muda penuh potensi dari keluarga utama Klan Feng, dengan kekuatan yang memancar penuh keyakinan. Di sisi lain, ada lawannya yang meski masih berdiri tegak, mulai merasakan tekanan besar yang tak terelakkan.
Pertarungan ini tidak hanya akan menjadi ajang adu kekuatan, tetapi juga pertarungan harga diri. Bagi Feng Zhuo dan Klan Feng, ini adalah momen pembuktian bahwa tidak ada yang boleh meremehkan mereka.
Hawa dingin dari kekuatan jiwa Feng Zhuo masih melayang di udara, seolah menjadi pengingat bagi setiap orang bahwa keluarga utama Klan Feng tidak akan segan-segan menghukum mereka yang berani menginjak-injak martabat mereka.
Di podium keluarga utama Klan Feng, Feng Zhuo tampak angkuh dan memandang rendah orang lain, tetapi ada fakta yang tidak banyak diketahui: dia adalah yang paling lemah di antara keturunan keluarga utama.
Klan Feng memiliki empat pemuda paling berbakat yang dikenal sebagai "Empat Jenius Klan Feng." Mereka adalah Feng Jian, Feng Lian, Feng Xun, dan Feng Ming, yang semuanya unggul dalam seni bela diri dan kultivasi. Di antara mereka, Feng Lian adalah yang paling menonjol.
Keempat jenius ini rata-rata berada di tingkat 7 tahap kesengsaraan level 5, sebuah pencapaian yang luar biasa di usia muda. Namun, sebulan yang lalu, Feng Lian membuat seluruh Klan Feng terkejut dengan menerobos ke tingkat 8 tahap setengah Dewa level 2, menjadikannya sosok yang paling mengesankan di antara para jenius.
Sementara itu, Feng Zhuo hanya berada di tingkat 6 tahap kekosongan level 8, dengan fondasi yang tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh ketergantungannya yang berlebihan pada pil-pil peningkat kultivasi, yang justru merusak fondasi energinya dan membuatnya rapuh.
Meski jauh lebih lemah dibandingkan para sepupunya, Feng Zhuo tetap menunjukkan sikap sombong. Sikap ini berasal dari satu alasan utama, dia sangat disukai oleh leluhur keluarga utama, Feng Qiang. Feng Qiang adalah tokoh yang paling dihormati dan kuat di Klan Feng, dan pengaruhnya sangat besar dalam menentukan arah keluarga.
Alasan Feng Qiang memberikan perhatian khusus kepada Feng Zhuo adalah karena ibunya, Feng Yu, merupakan anak kesayangan Feng Qiang. Kedekatan ini membuat Feng Zhuo mendapat perlakuan istimewa, dan dia sering merasa tak tersentuh.
Meskipun kekuatan dan bakatnya jauh di bawah para jenius Klan Feng lainnya, statusnya sebagai cucu kesayangan leluhur memberinya keyakinan bahwa dirinya adalah pewaris paling layak dalam keluarga.
Bagi banyak orang di keluarga utama, keangkuhan Feng Zhuo bukanlah hasil dari kekuatannya, melainkan dari hubungan istimewanya dengan Feng Qiang. Meski bakat dan kemampuannya jauh di bawah Feng Jian, Feng Lian, Feng Xun, dan Feng Ming, posisi Feng Zhuo sebagai favorit leluhur memberinya pengaruh besar di Klan Feng. Hal ini membuatnya tetap menjadi sosok yang tak bisa diremehkan, meskipun secara kekuatan, dia tertinggal jauh.
Meskipun Feng Zhuo sering bersikap angkuh di hadapan orang lain, ada satu pengecualian dia tidak pernah berani menunjukkan sikap seperti itu di depan Empat Jenius Klan Feng, yang merupakan kakak sepupunya.
Feng Jian, Feng Lian, Feng Xun, dan Feng Ming, dengan kekuatan dan reputasi yang luar biasa, adalah sosok yang sangat dihormati oleh Feng Zhuo. Dia menyadari bahwa meskipun dia memiliki dukungan dari leluhur keluarga, kekuatannya masih jauh di bawah mereka. Karena itu, setiap kali berada di hadapan mereka, Feng Zhuo selalu menjaga sikapnya dengan lebih hati-hati.
Meski perbedaan kekuatan di antara mereka sangat mencolok, Empat Jenius ini justru sangat peduli dan protektif terhadap Feng Zhuo. Selain melihatnya sebagai adik yang harus dilindungi, orang tua mereka juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Feng Zhuo.
Bagaimanapun, status Feng Zhuo di keluarga utama tidaklah sederhana. Ia memiliki hubungan langsung dengan leluhur Feng Qiang, yang membuatnya mendapatkan perlakuan istimewa. Empat Jenius Klan Feng sering membela Feng Zhuo dari kritik dan membantu melindunginya dari berbagai bahaya, baik di dalam maupun di luar keluarga.
Mereka tidak segan-segan bersikap tegas terhadap siapa pun yang berani mengatakan hal buruk tentang adik mereka, menunjukkan betapa eratnya hubungan keluarga mereka.
Sikap protektif kakak sepupunya ini semakin memperkuat rasa percaya diri Feng Zhuo. Dia merasa memiliki dukungan tak terbatas di belakangnya, baik dari leluhur Feng Qiang maupun dari Empat Jenius yang tak terkalahkan. Perlakuan istimewa ini membuat Feng Zhuo semakin sombong, seolah-olah dia telah menggenggam dunia di tangannya.
Dia tahu bahwa tak ada yang berani menantangnya secara langsung, karena siapa pun yang melakukannya akan berhadapan dengan kekuatan besar Klan Feng, yang terdiri dari para jenius luar biasa dan leluhur yang berpengaruh.
Namun, di dalam hatinya, Feng Zhuo sadar bahwa tanpa perlindungan mereka, dirinya hanyalah bayang-bayang dari para jenius sejati Klan Feng. Tapi dengan dukungan yang dia terima, dia merasa tak terkalahkan.
Kembali Ke Arena Pertandingan.
Saat ini Feng Yan menatap lawannya dengan tenang. Tapi ada senyum tipis di bibirnya. dalam hati dia berkata
"Tingkat 6 tahap kekosongan kah? Akhirnya ada lawan yang jauh lebih baik."
Saat kata "Mulai" terucap, Rong Bao segera melepaskan kekuatan jiwa beladirinya yaitu Badak besi bintang 8 dengan elemen tanah.