Seorang perempuan bernama Maharani Saputri mengalami kegagalan dalam sebuah pernikahan membuatnya frustasi ,ia menikah yang kedua kali juga gagal .
Apakah ia akan bertahan menjadi seorang janda atau kembali menikah dengan harapan bisa memiliki pasangan yang menerima apa adanya ?
Baca yuk sampai selesai ya agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Tajamnya Sebuah Nasehat
Maharani membuka amplop di ruang kerjanya ada beberapa foto dan flashdisk milik Deni sedang berdua dengan seseorang dengan berbagai macam pose foto selfi . Awalnya hanya foto biasa namun ada beberapa foto vulgar dengan begitu intim membuat Maharani sesak dalam dadanya belum lagi flashdisk belum ia lihat .
Maharani memasang flashdisk di laptop setelah menunggu beberapa saat gambar mulai terlihat seseorang sedang melakukan hubungan intim di sebuah kamar entah dimana yang pasti tempat itu bukan sekedar hotel . Maharani semakin sakit melihat pemandangan tak senonoh di depan matanya segera mematikan dan mencabut flashdisk tersebut dan menyimpannya .
Ponselnya berdering tertera nomor tak di kenal Maharani enggan mengangkat dan mengabaikannya sampai di silent .Seseorang mengetuk pintu lalu masuk Maharani jengah melihat makhluk satu ini selalu membuatnya pusing .
"Hani .,. Apakah kamu tahu kelakuan suamimu di luar sana ?" tanya Anjay asisten Edi . " Aku tidak peduli bukan urusanku ," jawab Maharani dengan ketus . Anjay tersenyum melihat jawaban Maharani yang cuek .
"Sepertinya kamu butuh refreshing bagaimana kalau selesai meeting nanti kita jalan-jalan ?" kata-kata Anjay tidak membuatnya berubah karena sudah menjadi kebiasaannya sering kali ketika mengajak jalan Maharani selalu di tinggal begitu saja dan akhirnya Maharani pulang sendiri meskipun naik taksi Anjay yang membayar .
"Maaf ya , aku tidak ada waktu buat jalan-jalan ," sewot Maharani berjalan ke luar ruangan sambil membawa beberapa dokumen dan laporan pergi ke ruangan Direktur Edi .
Maharani mengetuk pintu namun yang membukakan adalah Anjay dengan jengah Maharani berjalan masuk tanpa di sadari ada sepasang mata memperhatikan keduanya siapa lagi kalau bukan Deni duduk di sofa .
"Maaf Pak , ini dokumen dan laporan yang bapak minta silahkan di cek kembali ," kata Maharani menyerahkan dokumen dan laporannya .
Deni memperhatikan Maharani dari atas sampai bawah ،Anjay melihat arah mata Deni seolah menginginkan sesuatu . " Istri itu sah bagi suami yang bertanggung jawab dan istri itu akan berontak ketika pengabdiannya pada suami yang tidak pernah menghargainya lagi ," kata-kata Anjay membuat Deni terkejut sekaligus menusuk ulu hati .
Deni mengalihkan pandangannya acuh pada Anjay . "Ngomong apa kamu gak jelas banget ," Deni mengelak karena merasa malu dan memang kenyataan benar adanya .
"Aku tahu kamu selingkuh dan mempunyai anak di luar nikah dan sekarang anak itu bersama perempuan selingkuhanmu iya kan , tidak usah munafik deh ,“ bisik Anjay dengan menekan kata-katanya .
Deni menatap mata Anjay penuh emosi . "Kalau saja bukan di kantor sudah aku hajar kamu ...Anjay ," bisik Deni dengan mengancam , Anjay tersenyum sinis melihat wajah merah Deni kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain .
"Baiklah kalau begitu ayo kita berangkat sekarang ," ajak Edi berjalan ke luar ruangan Direktur diikuti Maharani , Deni dan Anjay mereka pergi ke luar kota hanya Deni yang tidak ikut .
Deni menatap kepergian mereka bertiga merasa bebas kemudian kembali ke ruangannya . Deni melihat cctv melalui laptop seseorang sedang membuat minuman dan memasukkan sesuatu ke dalam minuman tersebut setelah itu ia berjalan ke ruang staf dan memberikan minuman tersebut lalu meninggalkannya .
Setelah beberapa menit staf tersebut tertidur lalu orang itu masuk dan mengotak-atik laptop dan mengklik kemudian ke luar dengan tenang seolah tidak terjadi sesuatu . Deni merekam kejadian tersebut dan menyimpannya.
