NovelToon NovelToon
Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Misteri / One Night Stand / Cinta Terlarang / Suami Hantu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara sari

Fania seorang gadis cantik yang berasal dari desa, ia seorang anak art yang bekerja di sebuah rumah mewah.

Rumah yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya, menjadi misteri oleh penghuni desa, karena rumah tersebut sudah tidak dihuni oleh pemilik rumah.

suatu ketika Fania mendengar suara aneh dari balik kamar, kamar yang terbilang aneh itu membuat Fania penasaran.

Saat melihat itu Fania merasa.... mau tau kelanjutan ceritanya, jangan lupa baca terus novel ini ya semoga kalian suka dengan karyaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2. jiwa penasaran Fania

Dari cerita yang pernah diceritakan oleh Ratih, membuat Fania begitu penasaran dengan apa yang dikatakan Ratih. Dia mulai mencari tahu asal usul istana ini, Fania mengikuti langkah Ratih ke dalam istana.

Wanita itu sama sekali tidak ada tanda-tanda kecurigaan apapun, ia malah sibuk membersihkan setiap ruangan istana ini. Sedangkan Fania terus berjalan mengikuti lorong setiap istana, sampai akhirnya ia menemukan sebuah tempat yang menurutnya sangat aneh.

Fania menatap ke sekeliling tidak ada orang, tanpa sadar ternyata Fania sudah terlalu jauh berjalan sampai ia tidak menemukan ibunya.

Fania kembali dibuat penasaran dengan satu ruangan seperti kamar, dengan pintu yang sangat besar dan kokoh mampu membuat Fania ingin masuk ke dalam.

Fania menyentuh pintu itu, tidak sengaja pintu terbuka membuat Fania refleks menarik tangannya. Ia melihat di dalam terlihat sepi, dan tempat ini begitu gelap sampai Fania tidak bisa melihat isi di dalamnya.

"Permisi, apa ada orang di dalam?" Fania bertanya sambil melangkahkan kakinya untuk maju, detik kemudian ia tidak sengaja mendengar suara lelaki yang sangat berat.

"Hem."

Fania berhenti, "Apa ada orang di dalam? Maaf kalau saya lancang masuk ke kamar kamu." saat Fania memutuskan untuk kembali pintu kamar yang kokoh itu tertutup dengan keras, jantung Fania seketika terpental mendengarnya.

Fania berlari mendekati pintu tersebut, ia berusaha membuka pintu tetapi usahanya sia-sia malah semakin kuat tenaganya semakin lemah juga ia menarik pintu ini.

"Buat apa kamu datang ke kamar saya." Fania terdiam mendengar suara berat itu lagi, seluruh tubuhnya ketakutan saat mendengar suara langkah kaki.

"Maafkan saya, saya tidak bermaksud untuk masuk ke kamar anda tuan. Tolong buka pintunya, saya akan keluar dari kamar tuan, asalkan tuan mau melepaskan saya." Fania terus memohon tidak berani berbalik badan.

"Kamu tidak bisa kembali dari sini Fania. Kamu sudah masuk ke kamar saya, itu sudah menjadi resiko setiap orang yang masuk ke istana ini. Apalagi kamu dengan lancang pergi terlalu jauh sampai ke tempat ini." ucap lelaki itu dengan lantang, Fania terus meminta maaf atas apa yang dirinya perbuat.

"Apa yang harus saya lakukan supaya saya bisa keluar dari sini, tuan." ucap Fania tanpa menatap lelaki tersebut.

Lelaki itu tertawa melihat ketakutan yang dirasakan Fania, "Lihat saya Fania. Saya hanya meminta kamu melihat saya, supaya kamu bisa pergi dari kamar saya."

"Apa aku harus melakukannya." batin Fania saat mendengar ucapan lelaki tersebut.

Fania berusaha berbalik menghadap lelaki itu, tetapi Fania belum berani untuk menatap karena tatapannya masih menunduk.

Saat mereka sudah saling berhadapan lelaki itu kembali bicara, "Angkat kepala kamu Fania."

"Ya tuhan apa aku harus mengikuti perkataannya." gumamnya dalam hati, mau tidak mau Fania mengangkat sedikit kepalanya.

Dan Fania dibuat terkejut ternyata lelaki di depannya adalah lelaki tampan, ciri-ciri lelaki ini sama persis dengan apa yang ibunya ceritakan kepadanya.

Wajah lelaki ini sangat tampan, hidung mancung, dengan kaki yang jenjang, rambut sedikit ikat, di tambah wajahnya memiliki bulu halus yang sangat mempesona.

"Dia sangat tampan." ucap Fania tanpa sadar membuat lelaki itu terkekeh dengan ucapan Fania.

Fania tersadar dengan ucapannya sendiri, "Maafkan saya tuan, saya sudah lancang masuk ke istana tuan terlalu jauh. Kalau gitu saya keluar dari sini tuan, supaya tuan bisa nyaman dengan aktifitas tuan."

"Tidak Fania. Apa kamu bisa menemani saya sebentar saja, saya merasa bosan di kamar terus." kata lelaki itu, tanpa Fania sadari ia malah menyetujui permintaan dari pria asing ini.

......•••......

Fania sama sekali tidak sadar kalau waktu yang ia berikan kepada pria ini terlalu lama, sampai ia tidak mengingat ibunya yang berada di rumah.

"Ada apa, Fania?" tanya lelaki itu yang membawakan sebuah minuman, Fania menggeleng dan mengambil minuman yang diberikan pria ini.

"Kamu sudah lama berada di sini?" Fania akhirnya membuka suara dengan memberikan pertanyaan terhadap pria di depannya.

"Iya Fania. Sebelum kamu lahir saya sudah ada di sini."

"Kenapa kamu gak pernah kelihatan sampai sekarang, kenapa kamu betah tinggal di istana mewah ini." lelaki itu tersenyum tipis mendengar kalimat Fania, Fania sama sekali tidak sadar bahwa lelaki di depannya bukan manusia melainkan hantu.

Arwah lelaki ini masih menyatu di kastil mewah, Fania mengucapkan istana tapi memang ini seperti istana kerajaan. Lelaki itu tidak bisa mengucapkan apapun, karena apa yang terjadi tidak mungkin ia ceritakan.

"Saya nyaman di kastil ini Fania. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat saya, banyak orang yang tidak bisa melihat saya sedangkan kamu bisa melihat saya."

Fania dibuat aneh dengan ucapan pria ini, Fania tidak dibuat pusing dengan setiap perkataannya malah dia sangat nyaman berada di sini.

Mata Fania tertuju pada jam yang berdiri di sana, ia terkejut saat melihatnya ternyata sudah larut malam dan dia belum pulang sampai sekarang.

Fania terkejut membuat lelaki itu menoleh, "Kamu mau pulang sekarang, Fania?" lelaki itu kembali menoleh kearah Fania.

"Iya, saya harus pulang. Saya tidak mau membuat ibu saya khawatir mencari saya."

"Baiklah, kamu bisa pulang Fania." Fania menoleh kearah pintu, pintu yang awalnya tidak bisa dibuka ternyata ke buka dengan lebar.

Fania kembali menatap lelaki itu, ternyata saat menatapnya lelaki itu sudah tidak ada.

"Dimana dia? Kenapa tidak ada orang di sini." Fania berdiri dan melangkah kearah pintu, ia tidak mau pikir panjang lagi Fania berhasil keluar dari ruangan tersebut.

Membuat lelaki itu tersenyum melihat kepergian Fania, "Selamat datang Fania, semoga kamu bisa suka tempat ini Fania. Suatu saat saya akan membawa kamu pergi dari dunia manusia."

Fania akhirnya berhasil pergi, ia tiba di rumah dengan nafas tersengal-sengal.

"Kamu habis dari mana Fania?" tanya Ratih yang melihat Fania datang, wanita itu sibuk menyiapkan makan malam.

"Aku habis keluar sebentar Bu." ucapnya berbohong, Ratih tidak tahu kalau dirinya habis ke kastil tempat ibunya bekerja.

"Ya sudah kamu makan dulu, setelah ini kamu bersihkan seluruh tubuh kamu. Jangan sampai kamu tidak membersihkan tubuh kamu."

"Iya Bu." Fania melahap semua makanan yang diambilkan oleh Ratih, sepiring nasi habis tanpa sisa Fania memutuskan untuk pergi ke kamar untuk bersih-bersih.

"Dia sangat tampan." gumam Fania tanpa sadar membayangkan wajah lelaki yang baru saja ia temui, dia seperti orang zaman dulu yang pernah Fania bayangkan waktu kecil.

Kali ini Fania melihatnya sendiri, bagaimana dia bertemu dengan pria tampan. Dibandingkan dengan pria di sini, lelaki itulah sangat tampan dan mempesona. Pahatan wajahnya seperti boneka Berbie, begitu indah kalau sampai semua orang di sini tau bahwa lelaki itu sangat mempesona.

"Dia sangat tampan tapi sayang dia hanya bisa berdiam diri di istana mewah itu, andai dia bisa keluar pasti aku akan mengajaknya jalan-jalan." ucapnya yang membayangkan dirinya bisa berduaan dengan pria itu.

"Astaga aku lupa. Kenapa aku tidak menanyakan namanya, harusnya aku tau namanya supaya kalau suatu saat ketemu dengannya aku sudah tau namanya."

Beginilah Fania kalau sudah terpesona dengan satu titik pasti ia lupa segalanya, untung ia bisa pulang saat melihat jam di ruangan itu kalau tidak ia akan terjebak di sana.

"Sudahlah lebih baik aku tidur." Fania mengangkat kedua kakinya untuk masuk ke dalam selimut, ia menutupi setengah tubuhnya dengan selimut lalu menutup kedua matanya dengan perlahan.

Fania tidak sadar bahwa lelaki yang ia lihat barusan berada di dalam kamar, lelaki itu memandangi wajahnya sampai ia memberanikan diri untuk mendekati Fania lebih dekat.

"Fania. Kamu sangat cantik, apa aku bisa memiliki kamu seutuhnya. Andai kamu tau kalau aku ini bukan manusia, aku sudah tidak bisa seperti kamu lagi. Kalau waktu bisa diputar kembali, aku akan bertemu kamu dan memiliki kamu seutuhnya Fania."

Lelaki itu mengelus wajah Fania dengan lembut, saking lembutnya Fania sama sekali tidak terusik dengan sentuhan dari pria ini.

"Selamat istirahat Fania." lelaki itu menghilang dalam sekejap setelah memandangi Fania.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!