Hanya menceritakan perjalanan cinta antara Achana si murid lugu dan Jeffery si guru arogan. Dengan sebuah peristiwa yang membuat mereka menjadi dekat dan menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.
Kemudian apa jadinya jika orang yang saling mencintai itu kedatangan orang dari masa lalu mereka? Apakah mereka akan tetap bisa mempertahankan cinta mereka? Atau malah goyah karena ego masing-masing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Setelah selesai membuatkan susu, Jeffery pun berjalan mendekati brankar sang istri sambil terus fokus mengocok botol susu yang ia bawa. Sampai-sampai ia tak tau kalau sang istri telah siuman dan tengah menyusui sang anak.
"Acha?" ucap Jeffery kaget.
"Acha, sudah sadar sayang?" Ucap Jeffery sambil memegang dagu sang istri.
Ia sedikit tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Ia sampai menepuk pelan pipinya untuk mengetahui apakah ini nyata atau hanya mimpi. Saat ia sadar ini benar-benar kenyataan ia pun menangis.
"Hikss...terimakasih sudah mau bangun" ucap Jeffery sambil memeluk sang istri yang tengah menyusui putri mereka.
"Terimakasih" ucapnya lagi.
"Maaf karena terlambat menyelamatkanmu. Andai aku tidak kekantor waktu itu, mungkin sekarang kamu tidak akan ada ditempat ini" ucap Jeffery sambil menangis dan terus memeluk sang istri merasa bersalah.
"Mas sudah jangan menangis, Acha kan sudah bangun. Mas nggak seneng ya Acha bangun?" ucap Acha parau.
"Tidak sayang, mas jelas seneng karena Acha sudah mau bangun dari koma"
"Bahkan saking senengnya, mas sampai nggak bisa berkata-kata lagi"
"Sehat-sehat ya sayang, maaf jika mas kemarin lalai dalam menjaga kamu, dan untuk kedepannya mas akan lebih hati-hati lagi" ucap Jeffery lagi
"Iya mas, lagian itu semua bukan salah mas kok, itu juga salah Acha, karena Acha tidak mendengarkan ucapan mas kemarin"
"Iya sayang tidak papa" ucap Jeffery dengan posisi masih memeluk sang istri erat.
Setelahnya Jeffery melepaskan pelukannya dari sang istri. Ia pun mengangkat sang anak yang telah terlelap untuk diletakkan di box bayinya. Setelah itu, Jeffery kembali kearah sang istri dan memeluknya erat sambil sesekali mencium wanita itu penuh sayang.
"Kangen" ucap Jeffery sambil menduselkan kepalanya di leher putih sang istri.
"Iya mas, aku juga kangen kok sama mas"
Setelah beberapa saat berpelukan, Acha pun mulai melepaskannya dan kini memegangi pipi sang suami dan mulai menelusuri wajah tampan itu dengan lembut.
"Mas kamu sekarang makin kurusan, ini juga tumbuh kumis" ucap Acha sedikit menyendu.
"Maaf sayang, waktu Acha koma mas jarang makan, karena nggak nafsu. Mas juga jarang tidur, karena ingin menunggu kamu bangun dari koma mu"
Mendengar penuturan sang suami, Acha pun menjadi sedih. Ia merasa bersalah karena membuat sang suami menjadi tak terurus.
"Maaf mas"
"Hey, ini bukan salah kamu. Okey?" ucap Jeffery dan di balas anggukan oleh Acha.
"Ohh...iya mas, nama anak kita siapa ya?"
"Belum mas kasih nama sayang"
"Mas kok tega banget sih nggak ngasih anak aku nama" ucapnya sambil mempoutkan bibirnya.
"Yakan mas mau ngasih namanya sama kamu sayang, berhubung sekarang kamu udah bangun dari koma, jadi ayo kasih anak kita nama" ajak Jeffery dan diangguki oleh sang istri.
"Mas gimana kalau anak kita, kita kasih nama Chelsya" usul Acha.
Mendengar itu, Jeffery pun mulai mempertimbangkannya.
"Bagus juga sayang, lalu bagaimana kalau nama panjangnya, Chelsya Soe Djuanda, jadi didalam namanya ada marga kamu dan marga mas, gimana?" ucap Jeffery menambahi.
"Bagus mas, Acha setuju"
"Halo Chelsya anak cantiknya mommy" ucap Acha sambil mengelus pipi anaknya yang sedang tidur di box bayi miliknya sendiri.
"Mas keluar sebentar ya Cha, mas mau panggil dokter dulu biar bisa cek kondisi kamu" ucapan Jeffery barusan hanya dibalas anggukan oleh Acha
Setelah mendapatkan persetujuan dari sang istri. Jeffery pun langsung keruang dokter untuk memberitahukan bahwa sang istri sudah bangun dari komanya.
"Baik saya cek dulu ya nyonya" ucap dokter.
"Sayang siniin adiknya, biar kamu dicek dokternya dulu"
Acha pun memberikan sang anak pada suaminya. Tadi saat Jeffery memanggil dokter untuk memeriksanya, tiba-tiba sang anak menangis dan berakhir ia menimang sang anak agar tertidur kembali.
Setelah melakukan semua pemeriksaan sang dokter pun tersenyum simpul, lalu berjalan kearah Jeffery yang ada di pojok ruangan.
"Baik nyonya, semuanya sudah normal, ini adalah sebuah mukjizat dari tuhan, karena saya pikir nyonya akan kritis dalam waktu yang cukup lama, karena jika dilihat dari perkembangan kondisi nyonya yang dulu sangat lambat"
Mendengar ucapan sang dokter, Acha pun tersenyum. Kini ia merasa bersyukur karena tuhan masih memberinya waktu untuk kembali berkumpul bersama keluarganya.
"Baik nyonya, saya keluar dulu ya, dan selamat atas kelahiran anak perempuannya"
"Ahh...iya dokter, terimakasih"
***
Siang harinya semua keluarga Acha dan Jeffery langsung ke rumah sakit setelah mendapatkan kabar bahwa Acha sudah bangun dari komanya.
Semua orang merasa senang dan menyambutnya dengan perasaan riang gembira. Apalagi Nono yang tidak sabar ingin menemui adik barunya.
"Acha, akhirnya Acha siuman juga" ucap Tennia sambil memeluk sang anak.
"Iya mae, maaf ya jika saat Acha koma, Acha merepotkan mae"
"Tidak sayang, Acha sama sekali tidak merepotkan mae, iya kan daddy" tanya Tennia pada sang suami. Dan dibalas anggukan oleh Johnny.
"Iya sayang, kamu sama sekali tidak merepotkan mae ataupun daddy"
"Sayang cucu papa namanya siapa?" Tanya Yunho sambil mengelus pipi gembul bayi yang ada di dalam box bayi.
"Chelsya Soe Djuanda pa"
"Wah cantik sekali namanya, sama seperti orangnya"
Nono yang mendengar itu pun meminta gendong sang kakek(Johnny) untuk melihat wajah cantik adiknya. Johnny sendiri hanya menurutinya.
"Waa....adik Nono cantik kayak mommy" ucap Nono sambil mengelus lembut pipi sang adik.
"Tentu saja, kan itu adiknya Nono" ujar Acha.
"Nanti, kalau adek sudah besar bakal abang jagain. Kalau ada yang jahat ke adek, biar abang pukul!!!" ucap Nono menggebu dan dihadiahi tawa geli oleh orang yang lebih tua.
"Nah bagus, itu baru namanya abang yang baik"
Setelahnya Acha pun berbincang-bincang dengan sang mama dan mae untuk membicarakan masalah mengurus anak yang benar. Acha mendapatkan banyak sekali informasi mengenai cara memandikan, mengganti popok, dan cara mengurus bayi lainnya.
Berbeda dengan para ibu-ibu, papa dan daddynya sekarang malah sedang berebut untuk menggendong cucu perempuan mereka. Jeffery yang melihat pertengkaran itu pun hanya diam dan terus menimang Nono yang sedang tidur didalam gendongannya.
***
Tidak terasa sekarang sudah pukul 7 malam. Mae, mama, daddy, dan papanya pun pulang dengan Nono yang ikut pulang dan menginap di rumah sang kakek(Johnny).
Setelah semuanya pulang, Jeffery memutuskan untuk ke kantin rumah sakit dan membeli makan malam untuknya dan sang istri. sehabis membeli makanan Jeffery pun kembali ke kamar sang istri dan mulai makan malam bersama sang istri.
"Siniin piringnya, biar aku yang bersihin" ucap Jeffery pada sang istri yang terlihat telah mengakhiri sesi makan malamnya.
Acha yang mendengar itu pun langsung memberikan piringnya pada sang suami dan langsung diterima dengan baik oleh sang suami.
"Jangan lupa, tangannya dibersihin pakai tisu basah ya" ingat Jeffery. Dan diangguki oleh sang istri.