Scandal Si Kembar

Ini diluar dugaan Jee, kenapa bisa Rei tidak memilih seperti biasa-biasa saja dan melupakan kejadian malam itu? jika mereka memiliki hubungan tentu resikonya juga banyak, reaksi Rakha? kedua orang tua Rei? pandangan orang-orang terhadap Jee?.

Memikirkan itu semua sudah membuat Jee pusing, ia baru saja selesai dengan Rakha tak mungkin menempatkan diri lagi pada masalah.

"Sepertinya anda membual tuan, aku dan adikmu...

"Kalian sudah berpisah bukan?." Potong Rei.

"Dari mana dia tahu?." Pikir Jee, ia seketika teringat Luke dan bisa jadi dari pria itu.

Jantung Jee berdebar dengan posisi mereka saat ini, kenapa Rei ini mampu membuatnya tegang ditambah tangan kekarnya melingkar pada perut ramping Jee. "Kau baru saja cerai jangan seperti ini, apa mantan istrimu tak berarti apa-apa sampai dengan mudahnya memeluk wanita lain lagi!?."

Memang dianggap murahan sekali Rei ini di mata Jee, padahal tanpa sepengetahuannya lelaki itu baru pertama kali merasakan yang namanya jatuh cinta dan itu hanya pada Jeni.

"Cassie, kita menikah karena terpaksa dan aku tak mencintainya stop mengira bahwa aku pria bajingan!." Ujar Rei menegaskan.

Jee diam apa ia harus percaya? pria ini begitu Jee benci dulu dan sekarang tak diduga malah menginginkannya.

Rei mendekatkan wajah tampannya untuk mencium, ia tak suka menyia-nyiakan kesempatan emas karena ia begitu merindukan Jee. Namun lagi-lagi Jee menahannya. "No... Bisa lepaskan aku dulu dan kita mengobrol dengan posisi normal?."

Rei menggigit bibir bawahnya karena tak tahan, apa dia paksa saja? apa Jee culik saja dan bawa ke kamar? Rei dibuat gila ia seperti bukan dirinya yang dulu.

Karena demi jaga image dan takut Jee risih, Rei melepaskan pelukannya. "Sorry berlebihan tapi salahkan dirimu saja." Dingin Rei.

Jee terkejut heran dengan sikap Rei yang tiba-tiba berubah, apa karena dirinya tak mengijinkan untuk dicium dia berubah jadi ngambek seperti anak kecil?.

Wanita cantik itu menghela nafas panjang dan beralih memberanikan diri menatap Rei. "Kau tahu?."

Rei membalas tatapan Jee.

"Aku sangat membencimu!." Ujar Jee mengeluarkan apa isi hatinya selama ini. Jee sudah bisa berdamai namun tak bisa bohong ia memang membenci Rei.

"Itu pengalaman pertama dan kau orang yang tak ku kenal sama sekali tiba-tiba merenggutnya! aku blak-blakan saja dan sangat membencimu!...

"Tak lama sebuah kebenaran terkuak bahwa kau ternyata kembaran dari kekasihku Rakha, itu benar-benar menyiksaku dan semakin terus membencimu karena menempatkan diriku pada posisi yang sulit!."

Jee tersenyum getir jika mengingat waktu itu hingga ia mengandung, namun Jee tak akan pernah bilang soal Noah.

"Dan sekarang? kau datang lagi? tiba-tiba menginginkanku untuk bisa menjadi wanitamu? apa maksudnya? aku sudah berdamai, jangan mempermainkan hidupku lagi hanya karena kau seorang penguasa!." Ujar Jee pada Rei ia harus tahu itu.

Rei yang mendengar itu dapat memahami rasa sakit Jee, siapa yang tak menyesal telah mengambil kesucian wanita lain? Rei dulu juga merasakannya.

"Tidak ada sedikitpun aku berniat untuk mempermainkan mu, merasa bersalah tentu saja asal kau tahu karena kau bukan wanitaku.." Balas Rei.

"Kemari..." Rei dengan lembut meraih tangan Jee ia letakkan pada wajah tampannya. "Luapkan amarahmu, tampar dan pukul aku sepuas mungkin, ini tak seberapa dengan rasa sakitmu dulu.."

Deg!

Leher Jee sakit menahan tangis matanya mulai berkaca-kaca, kenapa ini? bukankah sosok Rei sangat bengis tak berperasaan? kenapa kali ini ia begitu lembut dan rela menebus semuanya?.

"No.." Jee menarik tangannya, ia mengalihkan pandangan.

Rei berdiri dan jongkok di hadapan Jee. "Bagi rasa sakitmu jangan seperti ini, aku tak mau kau tersiksa."

Diraihnya wajah cantik Jee, Rei terkejut saat wanita itu sudah menangis berlinang air mata.

Greph!!

Direngkuhnya erat tubuh Jee, Rei rapuh mendapati ini bagaimana bisa Jee tampak bersikap biasa-biasa saja padahal melewati semuanya sendirian. "Aku di sini.."

Tangis Jee pecah ia tak bisa menahan lagi, perasaannya campur aduk. Dada bidang Rei melingkar melindungi dan menenangkannya.

"K-kenapa kau malah bersikap seperti ini? apa yang kau cari dari diriku, jangan menempatkan masalah aku tak mau hubunganmu dengan Rakha rusak hanya karena diriku." Lirih Jee disela isak tangisnya.

Rei tak langsung menjawab. "Sejak kejadian malam itu aku tak pernah lepas memikirkanmu, mungkin terlambat menyadari tapi hanya kau yang bisa membuatku jatuh cinta Jenifer.."

"Kau sudah beristri tidak mungkin! bisa-bisanya?." Potong Jee.

Rei beralih menatap wajah cantik yang tampak merah itu, dihapusnya pelan air mata Jee. "Kau tahu?."

"Apa?."

"Waktu itu aku memang sudah beristri, tetapi perjakaku hanya kau yang mengambilnya.." Ujar Rei.

"Ha??." Jee tercengang ia menganga mendapati fakta itu.

Rei menyunggingkan senyum tipis akan reaksi Jee, jarinya mengelus lembut bibir ranum itu. Rei sudah tak tahan ingin menyesapnya untuk menyatukan lidah, wajah tampan itu begitu merah.

"Rei kenap...

"Hmph!.."

"Ah!.."

Gdubrak!..

Rakha yang berjalan ke arah sana menghentikan langkah mendengar suara itu. "Rei? Jee?."

.

Cus tinggalkan like, vote, dan komentarnya!😌😍