NovelToon NovelToon
MY UNLUCKY HUSBAND

MY UNLUCKY HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Si Mujur
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

#SiMujur
Bejo Fajar Santoso, atau Jo, adalah pria berumur 25 tahun yang selama hidupnya selalu diliputi kesialan. Namun, hidup Jo berubah drastis setelah dirinya bertemu dengan Athena Dewi Sarayu, wanita yang disebut-sebut sebagai wanita paling beruntung abad ini. Cantik, kaya, sukses, dan memiliki pacar seorang pengusaha tampan, Tina punya segalanya. Tapi, keberuntungannya lenyap saat nasib sial Jo berpindah kepadanya!

Bagaimana nasib mereka selanjutnya? Dapatkah Tina mengembalikan keberuntungannya, atau akankah Jo akhirnya bisa merasakan keberuntungan seumur hidup? Ikuti kisah mereka disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Dek Tina

"Ini," Pak Santoso memberikan sebuah kotak kecil kepada Jo. Jo menerimanya dengan ragu.

"Apa ini Pak?"

"Bukalah," perintah Pak Santoso sambil tersenyum. Jo pun membukanya, dan terlihat ada sepasang cincin yang sangat bagus berada di dalam kotak.

"I-ini..."

"Ya, itu adalah cincin peninggalan dari orangtuamu. Sebenarnya ada surat yang menyertai cincin itu, tapi karena sudah termakan usia, sekarang kertasnya sudah hancur dan tintanya memudar. Pada surat itu, tertulis bahwa aku harus memberikan cincin ini kepadamu saat kamu menikah kelak,"

Jo memandang sepasang cincin itu dengan mata berkaca-kaca. "Ternyata aku masih punya kenangan tentang orang tua ku,"

Pak Santoso memeluk putra asuhnya itu dengan penuh haru. "Percayalah Jo. Orang tua mu pasti memiliki alasan sendiri kenapa meninggalkan kamu di sini. Mereka pasti ingin yang terbaik untukmu, meski mereka harus berpisah denganmu."

Jo mengangguk, masih terisak. "Aku hanya berharap mereka tahu betapa aku merindukan mereka."

Pak Santoso tersenyum lembut. "Aku yakin mereka tahu, Jo. Dan mereka pasti bangga melihatmu telah tumbuh dengan baik,"

Jo menggenggam kotak kecil itu lebih erat. "Terima kasih, Pak, untuk segalanya. Saya tidak akan pernah melupakan kebaikan bapak selama ini."

"Kamu tidak perlu berterima kasih, Jo. Itu adalah tanggung jawab bapak sebagai keluargamu," balas Pak Santoso dengan tulus sambil mengusap kepala Jo.

"Oh iya Pak, sebenarnya kedatangan Jo kesini selain bersilaturahmi juga ingin meminta tolong kepada bapak. Aku ingin bapak menjadi perwakilan orang tua ku saat menikah nanti,"

Pak Santoso tampak tertegun, tapi kemudian matanya berkaca-kaca. "Astaga Jo, bapak sangat terhormat karena kamu memberikan posisi itu kepada bapak. Tapi, bapak bahkan nggak bisa memberikan apa-apa untuk kamu. Apa pantas bapak menjadi perwakilan orang tuamu?"

"Kenapa bapak bicara begitu? Selama ini bapak kan sudah merawat dan menampung Jo di panti asuhan ini. Bahkan meskipun selama tinggal di sini Jo selalu membuat masalah, bapak tidak pernah mengusirku. Bagi Jo, bapak sudah lebih dari orang tua ku sendiri," Jo tersenyum. "Kehadiran bapak di pernikahanku nanti akan menjadi hadiah terindah seumur hidup,"

"Astaga Jo," Pak Santoso memeluk Jo selayaknya putranya sendiri. "Kamu benar-benar sudah besar. Bapak bangga sekali padamu. Astaga, sudah berapa lama kita di sini? Calon istrimu pasti sudah menunggu, mari kita ke depan sekarang," Pak Santoso melepaskan pelukannya dan bergegas pergi ke ruang tamu.

"Baik Pak. Oh ya, ngomong-ngomong soal calon istriku, sebenarnya Jo punya satu kejutan buat bapak,"

"Oh ya? Kejutan apa itu, Jo?" Pak Santoso tampak penasaran.

"Calon papa mertuaku itu adalah Agung Wira Salim, idola bapak. Apa bapak ingat?"

"MasyaAllah! Yang benar?" Wajah Pak Santoso tampak sangat terkejut. "Ya Alloh, benar-benar suatu kebetulan yang bagus!"

"Makanya, bapak harus hadir di pernikahanku nanti supaya bisa bertemu dengannya," Jo terkekeh sambil merangkul Pak Santoso.

"Tentu saja Jo, bapak pasti berangkat!"

Jo dan Pak Santoso tertawa bersama-sama sambil melangkah menuju ruang tamu. Saat sampai di sana, mereka berpapasan dengan Siti yang matanya sudah memerah menahan air mata.

"Loh, Siti? Mau kemana? Kok buru-buru?" Jo bertanya heran.

Siti menatap Jo dengan kesal. "Siti nggak nyangka kalau Mas Jo begitu!" ujarnya sambil menghentakkan kakinya ke lantai, kemudian pergi menuju kamarnya.

"Loh, loh, ada apa sih?" Jo dan Pak Santoso terheran-heran.

"Mungkin karena dia sudah lama tidak bertemu denganmu Jo, makanya sekarang dia malu," ucap Pak Santoso kemudian. "Padahal beberapa bulan belakangan dia selalu menanyakan kabarmu pada bapak. Tapi sekarang saat bertemu secara langsung malah begitu. Haduh, susahnya punya anak gadis," keluh Pak Santoso.

"Mungkin dia masih dalam masa puber pak," Jo menimpali.

"Mungkin. Ya sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan. Ayo kita segera duduk dan menikmati makanan yang sudah disediakan,"

Jo menurut dan mereka berdua pun melanjutkan langkah mereka ke ruang tamu. Di sana sudah ada Tina yang menunggu sambil tersenyum manis.

"Urusannya sudah selesai, Mas?" tanya Tina dengan suara manja.

"E-eng, sudah," Jo yang belum terbiasa dengan sikap Tina barusan menjawab gugup. Awalnya ia ingin duduk di samping Pak Santoso, tapi mata Tina yang mendelik membuatnya mengurungkan niat dan akhirnya duduk di sebelah Tina.

"Kata Jo, ayahnya nak Tina itu Pak Agung Wira Salim, ya?" Pak Santoso memulai percakapan.

"Betul Pak. Kok bapak bisa tau?" Tina berbasa-basi.

"Tentu saja. Bapak sudah lama mengidolakan beliau. Pak Agung adalah legenda catur yang sudah meraih medali emas di usianya yang baru dua belas tahun,"

Pak Santoso dan Tina kemudian terlibat percakapan seru tentang Papa. Sesekali Jo juga menimpali meskipun agak canggung karena Tina terus menerus bergelayut manja padanya. Setelah mengobrol lama, mereka berdua pun berpamitan.

"Pak," Tina menyalami Pak Santoso sambil menyelipkan sebuah amplop tebal. Pak Santoso terbelalak kaget.

"Astaga, ini apa nak? Sudah, tidak usah repot-repot, bapak bahkan nggak bisa kasih kamu apa-apa," Pak Santoso hendak menolak, namun Tina buru-buru menggeleng.

"Itu hadiah kecil dari saya untuk anak-anak panti Pak. Sekaligus ucapan terimakasih saya karena bapak sudah merawat calon suami saya selama ini," Tina tersenyum. "Kalau bukan karena bapak, saya mungkin tidak bisa bertemu dengan Mas Jo,"

"Tapi, rasanya ini terlalu banyak," Pak Santoso terlihat keberatan.

"Tidak Pak. Justru ini masih kurang dibandingkan dengan kasih sayang yang sudah bapak berikan selama ini kepada calon suami saya,"

Pak Santoso melihat amplop itu dengan seksama, lalu tersenyum. "Terimakasih Nak Tina. Kamu sangat baik. Jo sangat beruntung karena mendapatkan calon istri seperti kamu,"

Tina tersenyum sambil melirik Jo. Tuh, dengerin!

Usai berpamitan, mereka berdua pun masuk ke mobil untuk pulang diiringi dengan lambaian tangan anak-anak panti. Jo dan Tina balas melambaikan tangan sambil tersenyum manis.

"Terimakasih," Jo berkata pada Tina saat mobil mereka sudah melaju dari panti. Tina tersenyum sambil mengibaskan rambutnya bangga.

"Ya, sama-sama."

"Oh iya, ada sesuatu yang ingin saya berikan," Jo merogoh saku kemejanya, kemudian mengeluarkan kotak cincin yang tadi diberikan oleh Pak Santoso. "Saya tidak punya apa-apa untuk diberikan di pernikahan kita. Hanya ini satu-satunya benda berharga yang saya punya. Ini adalah cincin yang ditinggalkan orang tua saya,"

Tina menerima kotak cincin itu dengan ragu. Ia tampak kaget saat melihat merk cincin yang ternyata adalah brand perhiasan paling mahal di dunia.

Mungkin ini imitasi, batin Tina kemudian.

"Jo, tapi ini kan peninggalan orang tua Lo. Nggak masalah memang kalau Lo kasihin ke Gue?"

Jo menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Pak Santoso diberikan pesan oleh orang tua saya untuk memberikan cincin ini saat saya akan menikah. Jadi pasti tujuannya untuk diberikan kepada calon istri saya,"

"Oh..." Entah kenapa, mendengar Jo mengucapkan kata 'calon istri' membuat Tina merasa berdebar-debar. "O-oke, makasih,"

"Sama-sama, Dek Tina," Jo tersenyum lembut, berbeda dengan reaksi Tina dan pak supir yang tampak terkejut.

"L-lo panggil gue apa tadi?"

"Dek Tina. Kan tadi Dek Tina sendiri yang minta dipanggil begitu," Jo menjawab polos.

"Oh, eng, iya sih," Tina menjawab gugup. Astaga, kenapa suara Jo saat memanggilnya 'dek Tina' terdengar sangat keren?

...----------------...

"Apa?!"

Di ruang kerjanya, Andra tampak melotot ke arah sang sekretaris yang baru memberikan sebuah informasi.

"Kata Lo Tina bakalan nikah?!"

"Iya Pak," Sekretaris pria itu menganggukkan kepalanya.

"Sama siapa?"

"Asisten baru yang baru-baru ini digosipkan menjadi simpanannya Pak,"

"What?!" Mata Andra melotot semakin lebar. "Si Bejo? Cowok kampungan itu?"

"Iya Pak," Sekretaris Andra kembali mengangguk. "Dari informasi yang saya dapat, mereka berdua sudah berkunjung ke rumah Pak Agung untuk meminta restu,"

"WAHAHAHAHA!" tawa Andra meledak seketika. "Berani sekali cowok kampung itu! Aku saja yang seorang Anda Pangastu sulit mendapat restu, apalagi dia!"

"Tapi Pak," sekretaris itu melanjutkan ucapannya. "Sepertinya mereka sudah mendapatkan restu. Karena menurut informasi, Pak Agung sudah menghubungi beberapa vendor untuk pernikahan putrinya,"

"HAH?!" kali ini bukan hanya matanya Andra yang melotot, mulutnya juga ikut ternganga. "Mustahil! Pakai pelet apa dia sampai bisa meluluhkan hati pria kaku itu?!"

"Saya akan mencari informasinya pak," Sang sekretaris menundukkan kepalanya. Karena kalau sang bos sudah bereaksi seperti itu, akan ada barang yang dilempar ke arahnya.

"Ya! Cari dengan teliti, dan laporkan secepatnya!" Sesuai dugaan, lelaki itu sudah mengangkat ponsel I-Phone terbarunya, melemparkannya ke arah sang sekretaris.

PRAK!

Tepat mengenai kepala, cairan merah pun mengucur dari dahi sang sekretaris.

"Kenapa masih berdiri di sini? Cepat cari informasinya!" geram Andra.

"Siap pak!" Sang sekretaris pun segera melangkah keluar ruangan, meninggalkan Andra yang masih dikuasai emosi.

"Sia*lan!" Andra melemparkan laptopnya ke sembarang arah.

PRAKKK!!!

1
mamah fitri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Azzahra Asyilla
aduhh si Andra seperti hantu saja sering nongol tiba²
VALLENDA
Assalamu'alaikum, selamat membaca bab 32😍😍😍
yellya
wahh jo sultan keknya neh 🤔🤔
VALLENDA: hmmm 🤔🤔
total 1 replies
mamah fitri
kok dilempar sih? aku masih mau kok diberi gratis 😂😂😂😂
VALLENDA: biasa kak, holang kaya
total 1 replies
Azzahra Asyilla
jangan² aslinya Jo anak orang kaya nih,,semoga nanti Jo bisa bertemu dengan orang tuanya
VALLENDA: apa iya? 🤔
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum, ayo ramaikan sebelum dapat undangan nikahan Tina dan Jo😍
yellya
aduuuhh tina tina,blm sadar segitu bucinnya kamu sama mas jo, smpe2 ngarang cerita bgitu 🤣🤣🤣🤣🤣
VALLENDA: hihihi, nggak Terima dia kalau ada saingan 🤭🤭
total 1 replies
Riaa Imutt
ya gimana kenalan jo cm pak sar
lagian, orang baru dgn pengetahuan terbatas suruh mikir sendiri..
VALLENDA: Tina emang agak laen kak🤭
total 1 replies
Nanik Arifin
haisshh.... bukannya berlaku lembut & manis, menyesuaikan dg Siti, malah ngeluarin tanduk & arogan. Tina... Tina... 😔🤦🏻‍♀️
VALLENDA: udah kebiasaan sejak lahir sih kak🤭
total 1 replies
Eva Karmita
astaghfirullah Tina jgn gitu dong kasihan Siti dia cuma kangen aja sama Jo karena Jo teman masa kecilnya ya mungkin Siti punya perasaan ke Jo tapi Jo nya kan belum tentu , jadi jgn gadi"dah kamu Tina 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
cemburu boleh tapi jgn gitu juga kali pakai ngaku hamidun segala 😩
VALLENDA: betul kak
Azzahra Asyilla: itu saking cemburunya si Tina Tun kak,jadi begitu deh,,tapi dia masih gak sadar juga kalau udah cinta sama jo
total 2 replies
mamah fitri
tina lupa klu keadaan bisa berbalik ... awas ntar malllluuuuuuuu wkwkkwkwwkwk
VALLENDA: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum...

wkwk, Tina manas-manasin siti🤭🤭
Hikmal Cici
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
VALLENDA: thankyou akak
total 1 replies
Eva Karmita
Jo kamu memang keren 👍🥰
VALLENDA: jo: aku gitu loh😚
total 1 replies
Azzahra Asyilla
Tina dah cinta tapi gengsi
VALLENDA: apa iya tin? 😉
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum, selamat membaca bab 29 gaes😘😘😘
Azzahra Asyilla
ujungnya selalu tak terduga ,,,,Jo emang top bgt
VALLENDA: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum...
Selamat membaca bab 28 gaes😘😘
mamah fitri
hampir pingsan itu tina ketemu si papa.. 🤣🤣🤣🤣
Azzahra Asyilla: padahal ketemu papanya sendiri ya ,,Jo yg mau ketemu camer biasa aja tuh,,,,emang ya si jo selalu di luar Nurul
VALLENDA: hihihi iya🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!