NovelToon NovelToon
Rahasia Pesugihan Pamanku

Rahasia Pesugihan Pamanku

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:59.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: ummiqu

Ruci tak percaya mendapati kenyataan paman kesayangannya menempuh jalan yang salah.

Hanya karena jenuh menjalani hidup miskin dan susah, Dirga pun memilih mengambil jalan pintas untuk meraih kekayaan. Meski jauh di lubuk hatinya Dirga sadar jalan yang dia pilih akan membawa kesengsaraan untuknya kelak, tapi nampaknya Dirga tak peduli.

Dirga hanya ingin membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina kemiskinan dan ketidak berdayaannya. Dia ingin membuat orang-orang yang menghinanya itu bertekuk lutut dan memohon di hadapannya seperti yang pernah dia lakukan dulu.

Apakah setelah membalas dendamnya Dirga merasa cukup dan berhenti bersekutu dengan iblis ?.

Haruskah Ruci menyingkap tabir rahasia kelam sang paman untuk mengakhiri penderitaannya ?.

Jawabannya hanya ada di dalam novel ini.

Penasaran ... ?

Simak kisah selengkapnya yuuk ....

( Kisah ini hanya fiktif dan buah pemikiran Author. Mohon bijak membaca dan berkomentar. Terimakasih ... 🙏😊)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummiqu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Jangan Ganggu !

Meski merasa tak nyaman dengan kedua tamunya, tapi Dirga berusaha tenang. Bahkan dia menjabat tangan Kenzi dan ustadz Harun dengan hangat.

Saat berjabat tangan itu lah Kenzi dan ustadz Harun merasakan energi negatif yang kuat. Diam-diam keduanya saling melirik seolah ingin menyamakan pemikiran tentang Dirga. Namun aksi keduanya terjeda oleh ucapan Eva.

"Maaf kalo mengganggu dan merepotkan ya Mas Kenzi. Abis saya bingung mau minta tolong sama siapa lagi. Soalnya sebelumnya kan Mas Kenzi yang bantuin Desi dan bikin Desi kembali normal. Makanya pas kejadian kaya gini saya inget sama Mas Kenzi. Karena ga punya nomor telepon Mas Kenzi, terpaksa saya minta tolong sama Ruci buat manggilin Mas Kenzi. Ya, walau setengah memaksa juga sih tadi ... " kata Eva tak enak hati.

"Iya Tante. Tapi maaf karena saya ngajak Ustadz Harun untuk menemani saya. Beliau ini guru saya. Kebetulan waktu Ruci telepon, saya lagi hadir pengajian di rumah beliau. Saya mengajak beliau ke sini karena saya yakin beliau akan bisa membantu mengatasi masalah Desi dengan cepat nanti," kata Kenzi dengan santun.

"Oh, gitu. Makasih udah mau datang ya Ustadz," sahut Eva antusias disambut anggukan kepala oleh ustadz Harun.

Perbincangan Eva dengan Kenzi dan ustad Harun membuat Dirga kesal. Dia pun menyela dengan kalimat yang bernada menyindir.

"Kalo ngobrol terus, kapan mau mulai mengobati Desi nih?" tegur Dirga sedikit ketus.

Ucapan Dirga tentu saja membuat Eva malu. Dia pun segera mengarahkan ustadz Harun dan Kenzi ke kamar Desi. Sebelum masuk, Eva pun mengetuk pintu.

"Desi, Ibu mau masuk boleh ga?" tanya Eva.

"Iya Bu, masuk aja. Pintunya ga dikunci kok," sahut Desi.

Perlahan Eva membuka pintu. Di dalam kamar terlihat Desi berbaring telentang di atas tempat tidur dalam kondisi sekujur tubuh bermandi keringat hingga pakaian yang dia kenakan ikut basah. Wajah Desi pucat dan tatapannya pun sayu. Desi nampak kelelahan meski pun tak melakukan apa pun.

"Astaghfirullah aladziim ... " gumam ustadz Harun lirih.

Meski pun diucapkan dengan lirih, namun terdengar juga oleh Eva. Dia pun menatap sang ustadz dengan cemas.

"Ada apa Ustadz ?. Kenapa Ustadz istighfar segala. Emangnya ada sesuatu yang mengancam jiwa anak saya ya ?" tanya Eva.

"Hush ... kamu ngomong apa sih Bu. Jangan sok tau deh. Desi baik-baik aja kok. Iya kan Ustadz?" sela Dirga kesal.

"Tapi Pak ... " ucapan Eva terputus karena Kenzi memotong cepat.

"Maaf Tante, tolong jangan berdebat dulu ya. Sekarang Kita fokus aja sama kesembuhan Desi," kata Kenzi sambil melirik kearah Desi.

"Eh, i-iya Mas," sahut Eva gugup.

Kenzi pun tersenyum lalu meminta Eva menutupi tubuh Desi dengan selimut. Setelahnya Kenzi juga menyampaikan permintaan ustadz Harun agar Eva dan Dirga ikut membantu proses ruqyah dengan cara berzikir.

Ucapan Kenzi membuat tubuh Dirga menegang seketika. Sejak menganut pesugihan, Dirga tak pernah sholat, membaca Al Qur'an dan berzikir lagi karena itu adalah pantangan besar bagi penganut ilmu hitam seperti dirinya.

Tanpa mengucap sepatah kata pun Dirga melangkah meninggalkan tamunya. Melihat sikap suaminya membuat Eva tak enak hati. Dia pun meminta maaf kepada ustadz Harun dan Kenzi. Beruntung kedua tamunya itu tak mempermasalahkan sikap Dirga.

Meski tanpa Dirga proses ruqyah tetap dilaksanakan. Dirga yang sembunyi di ruang kerjanya nampak gelisah saat mendengar lantunan ayat suci dan zikir yang dibaca bersamaan itu. Dia berjalan mondar-mandir tanpa henti seperti orang kebingungan. Sesekali dia menggeram sambil meninju dinding untuk melampiaskan rasa sakit dan panas yang tiba-tiba menghampiri tubuhnya. Dan karena tak tahan dengan rasa sakit yang menyapanya, akhirnya Dirga memilih pergi dari rumah.

Eva sempat menghentikan zikirnya saat mendengar suara deru mobil Dirga menjauh dari rumah. Eva bangkit karena ingin mengecek keluar namun Kenzi mengingatkan bahwa Desi lebih butuh perhatian Eva dibanding Dirga. Eva pun mengangguk lalu kembali berdzikir.

Di tempat lain terlihat Aris sedang melakukan ritual menggunakan benda pemberian sang dukun untuk mempengaruhi Desi dari jarak jauh. Sambil melakukan ritual, Aris juga memanggil Desi berulang kali.

"Desi ... Desi ... rindukan lah aku. Bayangkan aku ada bersamamu sekarang. Ayo kita tuntaskan rasa ini Desi. Datang lah temui aku sekarang ... " kata Aris.

Sambil menatap foto Desi, Aris pun membayangkan dirinya dan Desi melakukan pergumulan panas. Bahkan saking seriusnya Aris membayangkan hal menjijikkan itu, wajah dan tubuhnya pun ikut basah bermandi keringat.

Namun tiba-tiba foto di tangan Aris terhempas lepas dengan keras seolah ada sesuatu yang menariknya. Aris pun terkejut. Apalagi sesaat setelahnya sesuatu datang menyerang ulu hatinya dengan telak. Saking kerasnya serangan tak kasat mata itu membuat tubuh Aris tertekuk ke depan.

Suara tulang belakang yang berderak terdengar nyaring hingga membuat Aris menjerit tertahan. Bersamaan dengan itu segumpal darah merah kehitaman sebesar bola golf keluar dari mulutnya begitu saja.

Aris pun jatuh tersungkur ke lantai dengan posisi bersujud sambil memegangi perutnya. Karena wajahnya menghadap lantai menyebabkan darah yang keluar dari mulut dan lubang hidungnya mengalir lebih cepat hingga jatuh membasahi lantai. Tak lama kemudian Aris jatuh tak sadarkan diri di atas genangan darahnya sendiri.

Saat Aris terkapar pingsan, Desi pun lepas dari pengaruh ilmu pelet yang dilancarkan Aris.

Desi nampak membuka mata lalu menatap sekelilingnya dan terkejut saat melihat Kenzi ada di kamarnya. Apalagi Kenzi tak sendiri karena ditemani seorang pria berkopiah yang diduga bergelar ustadz.

"Apa-apaan ini Bu. Ngapain mereka di sini?" tanya Desi sambil berusaha bangkit.

Eva pun tersentak mendengar suara Desi yang memanggil namanya. Dia menoleh lalu tersenyum melihat anak gadisnya siuman.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu balik lagi Sayang," kata Eva sambil memeluk Desi dengan erat.

"Balik lagi?. Aku kan ga kemana-mana Bu," sahut Desi sambil berusaha mengurai pelukan sang ibu.

Eva hanya membisu sambil terus menciumi wajah dan kepala Desi. Sedangkan ustadz Harun dan Kenzi nampak saling menatap sambil mengucap hamdalah. Kemudian keduanya bangkit dan bersiap keluar dari kamar Desi.

"Kalo gitu kami tunggu di luar ya Bu. Tolong temui kami secepatnya karena ada beberapa hal yang harus Ibu dan Desi lakukan. Kita ngobrol di luar aja karena ga pantas untuk kami berada di kamar Desi lebih lama," kata ustadz Harun sambil melangkah keluar kamar diikuti Kenzi.

Ucapan sang ustadz menyadarkan Eva dari kegembiraannya.

"Iya Ustadz. Sebentar lagi saya keluar," sahut Eva.

Desi pun menatap sang ibu dengan penuh tanda tanya. Eva menjelaskan secara singkat apa yang terjadi sambil membantu Desi merapikan rambutnya yang berantakan itu.

"Jadi bang Kenzi datang ke sini cuma buat ngobatin aku Bu?" tanya Desi dengan jantung berdebar.

"Ck, bukan cuma mas Kenzi yang dateng, tapi gurunya juga," sahut Eva mengingatkan.

"Iya sih. Tapi aku kan ga kenal sama gurunya. Jadi wajar kalo aku lebih fokus sama Bang Kenzi aja," sahut Desi dengan wajah merona.

Eva menghentikan aksinya lalu menatap pantulan Desi di cermin. Dari sana Eva bisa melihat wajah sang anak yang merona saat menyebut nama Kenzi. Dan Eva akhirnya tahu Desi tertarik dengan Kenzi.

"Jangan macem-macem Des. Ingat, mas Kenzi itu pacarnya Ruci. Jangan ganggu mereka dan jangan belajar jadi pelakor ya kamu. Ibu ga suka itu. Sekali kamu melanggar, Ibu ga akan kasih ampun," kata Eva dengan suara dalam dan tegas.

Desi pun tersentak mendengar ucapan Eva. Untuk sejenak dia menatap pantulan wajah sang ibu di cermin. Nyali Desi pun menciut seketika melihat tatapan Eva yang mengintimidasi. Dan tanpa sadar Desi menganggukkan kepala sebagai isyarat dia mengerti ucapan ibunya.

"Iya Bu," sahut Desi lirih.

"Bagus. Sekarang ayo kita keluar nemuin Mas Kenzi dan gurunya," ajak Eva sambil melangkah keluar kamar.

Desi pun bangkit lalu mengikuti ibunya menuju ruang tamu.

Kenzi dan ustadz Harun sedang duduk sambil menikmati kopi dan makanan ringan yang telah disediakan asisten rumah tangga Eva. Keduanya menoleh lalu tersenyum melihat kehadiran Eva dan Desi.

Kemudian ustadz Harun memberitahu beberapa hal yang harus Desi lakukan agar terhindar dari bahaya serupa. Desi pun menganggukkan kepala tanpa berani menatap ustadz Harun apalagi Kenzi. Nampaknya peringatan keras Eva tadi cukup manjur hingga membuat Desi takut.

Tak lama kemudian ustadz Harun dan Kenzi pun pamit. Eva memberikan amplop berisi uang kepada ustadz Harun sebagai ungkapan terima kasih. Ustadz Harun menerimanya lalu menggenggam amplop berisi uang itu sebentar. Setelahnya dia mengembalikan uang tersebut kepada Eva hingga membuat wanita itu kebingungan.

"Kenapa Ustadz. Apa jumlahnya kurang ?" tanya Eva tak enak hati.

"Bukan Bu. Saya ga pernah pasang tarif untuk membantu mengobati orang. Lagian saya kan belum buka amplopnya, jadi darimana saya tau itu banyak atau sedikit," sahut ustadz Harun sambil tersenyum.

"Iya juga. Terus kenapa dikembaliin Ustadz ?" tanya Eva penasaran.

"Tolong berikan semua uang yang ada di amplop itu ke orang-orang yang membutuhkan ya Bu. Bisa Anak yatim, janda atau duafa. Ke Asisten rumah tangga Ibu juga boleh. Saya liat dia lagi sedih tadi, mungkin sedang kesulitan keuangan juga," kata ustadz Harun.

Eva pun terharu mendengar ucapan ustadz Harun.

"Insyaa Allah saya akan sampaikan sama mereka Ustadz," sahut Eva.

"Terima kasih. Kalo gitu kami pamit ya. Assalamualaikum ... " kata ustadz Harun sambil melangkah keluar rumah.

"Wa alaikumsalam," sahut Eva dan Desi bersamaan.

Kenzi pun bergegas menstarter motornya. Sebelum melaju, dia menganggukkan kepala kearah Eva. Desi yang berdiri di samping Eva hanya bisa mendengus kesal karena merasa diabaikan. Suara dengusannya terdengar oleh Eva dan membuat wanita itu bertanya.

"Apa Kamu kesel karena ga dipamitin sama mas Kenzi?" tanya Eva.

"Ck, iya. Emang apa susahnya sih senyum doang. Ga bakal dosa juga kan," sahut Desi kesal.

Eva pun tersenyum mendengar jawaban Desi.

"Itu artinya dia pria yang baik dan setia. Mas Kenzi bersikap begitu karena menghormati hubungannya sama Ruci. Ibu sih setuju ya. Dan Ibu harap dia bisa menikahi Ruci secepatnya karena mereka berdua emang cocok," kata Eva sambil melangkah ke dalam rumah.

Desi terdiam sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia tak suka mendengar ucapan ibunya. Desi bersiap menyemburkan kemarahannya tapi urung saat melihat Eva menoleh.

"Ingat Des. Jangan ganggu mereka!" kata Eva sambil menatap Desi dengan tatapan menghunus.

"Iya Bu, iya. Kenapa harus diingetin terus sih," sahut Desi kesal.

"Karena Ibu tau kamu orangnya nekat. Ibu cuma mau kamu ingat kebaikan Ruci selama ini. Diantara semua keponakan bapakmu, cuma dia dan kakaknya yang peduli sama kita Des," kata Eva.

Entah mengapa ucapan Eva kali ini membuat hati Desi tersentuh. Dia benar-benar menyesal karena sempat punya niat jahat terhadap Ruci.

Melihat sang anak terdiam dengan wajah penuh sesal, Eva pun tersenyum lalu kembali melanjutkan langkahnya.

\=\=\=\=\=

Di tepi pantai Dirga nampak berdiri sambil menghadap laut lepas. Dia sedang mengatur nafasnya usai menjerit beberapa kali tadi. Ya, Dirga melampiaskan kemarahannya dengan cara menjerit sekencang-kencangnya. Rupanya Dirga kesal karena tak bisa membantu melepaskan Desi dari pengaruh ilmu hitam yang menyerang karena dia sendiri terlibat dengan ilmu hitam.

Saat sedang berusaha menetralisir emosinya, tiba-tiba Dirga mendengar suara yang mengingatkannya akan tumbal.

"Jangan lupa. Waktumu hanya dua hari," kata suara tanpa wujud itu.

"Baik, Aku tau ... " sahut Dirga dalam hati.

Setelahnya Dirga membalikkan tubuhnya dan melangkah menuju mobilnya yang terparkir di dekat deretan pohon kelapa. Sebelum menstarter mobilnya, Dirga sempat termenung.

"Dia pikir bisa selamat untuk kedua kalinya. Tunggu saja pembalasanku," gumam Dirga sambil menyeringai.

Kemudian Dirga melajukan mobilnya meninggalkan pantai.

\=\=\=\=\=

Pagi itu Amin yang sedang duduk di ruang tengah sambil menonton televisi pun terkejut mendengar jeritan istrinya.

"Ada apa sih Bu. Kenapa jerit-jerit begitu?!" tanya Amin lantang.

"A-Aris Pak," sahut istri Amin sambil menunjuk ke dalam kamar.

Amin menoleh dan terkejut melihat Aris bersujud kaku tak bergerak di atas genangan darah. Dan yang lebih mengejutkan karena ada banyak ube rampe di sekitar tubuh Aris yang tak bergerak itu.

\=\=\=\=\=

1
Laila Zayn
wiiiih karya ummiqu...... mampir lagi ya, mi..... udh lama ga mampir ditempat ummi ini 😄😘
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., pa kbr say. Met gabung yaaa .. 🙏🤗
total 1 replies
Ade Wati
di tunggu klanjutanya y ka
any Sulistiani: yup, kelanjutannya udh up say. judulnya 'Kereta Api Misterius'.
Silakan mampir, mksh 🙏😘
total 1 replies
Ade Wati
bagus
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., mksh supportnya say 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
Thor up nya kapan ini???keburu lupa alur nya
any Sulistiani: udh up say ..., cb dicek yaa 😊
total 1 replies
INDRA
thor mana kelanjutanya
any Sulistiani: lagi proses kak, blm di acc kayanya🤗
total 1 replies
siscapucinoo
makasih untuk cerita yg luar biasa. ditunggu karya selanjutnya Thor
any Sulistiani: sama" say. insyaa Allah siaaappp, mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
oke aku tunggu kak
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp, mksh kak 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
sudah end aja,,,,lanjut ya Thor di judul yg lain, aku pada mu Thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp ..., Alhamdulillah. mksh say 🙏😊
total 1 replies
INDRA
ditungu thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp 👌😊
total 1 replies
Wisell Rahayu
okeee thooor aku suka dgn alurny gk berbelit² aku tunggu kelnjtanny thor di cerita Eza sma Rhea
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., insyaa Allah siaappp. mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Wisell Rahayu
kenapa Diki hrs meninggl thor uhhhh nyesek aku thor😭😭😭😭
Ali B.U
next
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Siti Yatmi
makasih ya Thor sudah up...rajin2 ya Thor....NT dimakan loh sama rayap kalo ga rajin up ...
Arieee
😢😢😢😢😢😢😢😢😢
Wisell Rahayu
wahhh semkn seram aj Nih siluman Rayap ny tp jgan gentar Ruci,yudis,kenzi lawan trs sampai titik penghabisan..semnggt thooorrr..ku tunggu upny lagi..
Wisell Rahayu
hayo Ruci lawan semua rayap² siluman itu..bawa Diki pergi..semg erman sadar akn semua keslahan nya..dan tdk meneruskn perjanjian dengn siluman Rayap hayoo Yudis ama Kenzi Ruci bantai semua siluman Rayapny ..
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!