Pangeran Kipas Besi Dan Putri Langit

Fengyi yang melihat itu dengan cepat berlari dan meraih tubuh Chang’e yang lemah dengan wajah yang pucat pasih.

“Fengyi, Guru….” Ucap Chang’e lemah.

Dewi Xuanwu mengangguk, sedangkan Fengyi meraih tubuh Chang’e dan memapahnya. Mereka berdua ingin meninggalkan tempat tersebut, tapi Chang Hui, pangeran pertama menyerang mereka.

Dewi Xuanwu mengeluarkan pedang ganggang birunya. Dengan ukiran naga permata biru di pedang tersebut, peninggalan dewa perang.

Dewi Xuanwu sangat geram. Dengan kekuatan pedang itu, Dewi Xuanwu sekali gerakan yang sangat cepat, dia menebas dan menghancur leburkan puluhan prajurit yang menghadang jalannya.

Chang Hui mengeluarkan kekuatan iblisnya, dia berlari dan ingin menyerang Dewi Xuanwu tapi tubuhnya terhempas saat Dewi Xuanwu lebih dulu mengambil gerakan dengan tiba-tiba muncul di sampingnya dan memberi pukulan di dada nya.

“Aaaargggghhhhh!” tubuh Chang Hui terhempas dengan sangat keras.

“Huuwweekkk,” darah mengalir dari sudut bibirnya.

Dewi Xuanwu tidak peduli, dia meminta kedua muridnya itu melangkah dan meninggalkan tempat tersebut.

Raja Chow muncul dengan jenderal Bao, bersama dengan beberapa prajurit terlatih menggunakan tongkat dengan kepala tengkorak hewan buas tersebut. Raja Chow tersenyum sinis ke arah Dewi Xuanwu.

“Tidak kusangka, seorang dewi Xuanwu melanggar perjanjian dua Klan, ha ha ha... demi muridmu, kau membunuh orangku dan juga mengacau di istanaku,” ucap Raja Chow meledek.

Tiba-tiba, puluhan pasukan mendekati Xuanwu dan mengerumuninya, pasukan yang baru bergabung di pimpin oleh Chang Hui yang masih terluka parah karena serangan Xuanwu.

“Raja Chow, kau seorang raja tapi tidak melebihi dari tumpukan sampah. Kau melakukan ini, memberontak kepada Klan Langit menggunakan muridku,” ucap Xuanwu dengan aura dingin yang dikeluarkannya.

“Jika kau ingin bertarung, maka ayo kita bertarung,” timpal Dewi Xuanwu kembali dengan mengeluarkan pedang gangga permata birunya dengan menghunuskan ke arah Chow.

Raja Chow yang mendengar itu kemudian tertawa. Dia melangkah dan memukulkan tongkat berkepala badak besar itu ke tanah. Dia memutar tongkatnya dengan sihir, mengeluarkan asap hitam tebal ke arah Xuanwu.

Xuanwu yang melihat itu kemudian, memutar pedangnya dan dorongan kekuatan pedang tersebut membuat asap yang menggumpal itu hancur dan meghempaskan tubuh setiap pasukan dan prajurit yang berada di tempat.

Sebelum kekuatan pedang itu keluar, Xuanwu dengan cepat memutar dan mengeluarkan selendang putihnya untuk mengitari tubuh kedua muridnya untuk melindungi mereka.

Kekuatan pedang milik Dewa Perang tidak diragukan lagi.

Raja Chow dengan geram, berlari dan mengarahkan tongkatnya kepada Xuanwu, Xuanwu pun dengan kekuatan meringankan badan, dia segera meraih gangga pedang yang sedari tadi melayang untuk mengeluarkan energinya.

Gangga mata biru pedang milik Xuanwu pun bersinar, hingga setiap dentingan untuk menyerang Chow membabi buta terdengar nyaring hingga membuat para pasukan dan prajurit menutup telinganya dan merasa dia bisa mati saat itu juga.

Dentuman beradu, pedang Xuanwu begitu gesit dengan seimbang gerakan tubuh Xuanwu menyerang Raja Chow. Mereka saling beradu, tiada henti, hingga tubuh mereka melayang dan menginjakkan kaki ditanah kembali.

Raja Chow berada tidak jauh dari Fengyi dan Chang’e, dia kemudian melompat dan ingin menyerang mereka berdua, tapi tiba-tiba Chang Luo menangkis serangan tersebut dengan kekuatannya.

“Fengyi, cepat lari!” teriak Chang Luo yang terhempas.

BOOM……

Suara petir sangat keras sebagai petanda langit.

Dewi Xuanwu yang melihat itu segera menarik selendangnya dan membawa kedua muridnya itu pergi kemudian menghilang. Raja Chow murka, karena gagal membunuh Xuanwu dan kedua muridnya.

Tepat di depan matanya, musuh diselamatkan oleh Klannya sendiri, terlebih lagi orang tersebut adalah anaknya sendiri.

Plakkkk…

Dia menampar Chang Luo sangat keras, hingga dia kembali terhempas di tanah dengan darah yang mengalir dari ujung bibirnya.

“Kau pikir dengan banyak dukungan para Klan Iblis kepadamu, aku tidak berani membunuhmu?!! HAH?!” teriak Raja Chow kepada Chang Luo.

“Aku tahu, kau bisa melakukannya, dan aku juga tahu alasan kau tidak bisa melakukannya,” timpal Chang Luo dengan tersenyum sinis.

“Dasar penghianat! Jenderal Bao, Penjarakan penghianat ini!” teriak Raja Chow.

Jenderal Bao kemudian mengangguk dan segera menarik tubuh Chang Luo paksa untuk meninggalkan tempat tersebut, bersama dengan beberapa prajurit lainnya. Chang Hui yang melihat itu tersenyum sinis, dia merasa rencananya berhasil.

...----------------...

Lembah Lotus.

Para murid menunggu dengan cemas kedatangan Dewi Xuanwu dan kedua adik seperguruannya. Tiba-tiba cahaya terlihat jelas dan mereka bertiga akhirnya berada di hadapan para murid. Semuanya panik saat melihat tubuh Chang’e yang lunglai dan juga wajahnya yang pucat.

“Guru...” teriak semua murid dan meraih tubuh Chang’e.

BOOM….

BOOM…

Suara petir yang keras kembali memburu. Dewi Xuanwu segera menarik tubuh Fengyi dan menghilang, sudah waktunya Fengyi akan menerima naik tingkatan menjadi dewa tertinggi. Dia akan menyatukan diri dengan kipas Zonggua.

Fengyi dan Dewi Xuanwu berada di atas puncak gunung Chang Wu.

“Fengyi, cepat keluarkan kipasmu,” perintah Dewi Xuanwu.

Dia mengangguk dan segera mengeluarkan kipasnya, setelah itu dia menghadap ke langit. Dan saat petir ingin mulai menyambar tubuh Fengyi, Dewi Xuanwu lebih dulu mengeluarkan kekuatannya untuk melindungi Fengyi dari sambaran petir yang luar biasa meremukkan tulang rusuk itu.

Dewi Xuanwu sudah merasakannya, karena itu dia berusaha membantu Fengyi agar tidak merasakan sakit yang berlebihan dengan menggunakan kekuatannya. Tubuh Fengyi terangkat dengan cahaya yang putih, saat mata Fengyi terbuka, sekilas tubuh Xuanwu mulai lemah dengan kekuatan yang digubnakannya. Darah pun sudah terlihat mengalir dari bibirnya.

“Guru…”

“Guru….”

Teriak Fengyi yang tidak bisa melakukan apapun dan tidak mendapatkan respon apapun.

BOOM!!!

Suara petir dengan dentuman yang lebih dahsyat lagi, membuat tubuh Fengyi dan cahaya putih dan cahaya hijau mengelilingi tubuhnya dan menghempaskan tubuhnya ke tanah.

“Guruuuuu…” teriak Fengyi kemudian tidak sadarkan diri.

Tubuhnya terkulai di tanah.

Dia sudah berhasil menyelesaikan tugasnya. Dewi Xuanwu dengan sisa kekuatan yang dimilikinya, mendekati tubuh Fengyi dan memerintahkan selendang putihnya membawa Fengyi ke kamarnya.

Selendang tersebut, keluar dari tubuh Dewi Xuanwu dengan sendirinya dan segera melilit tubuh Fengyi, kemudian menghilang.

Tiga hari kemudian. Fengyi akhirnya sadar. Dia mengucek matanya dan memeriksa ruangan saat itu, dia menghembuskan nafasnya lega karena itu adalah kamarnya. Tiba-tiba bayangan petir yang menyambar tubuhnya dan juga wajah Xuanwu yang terluka membuat dia spontan terbangun.

Dia berlari ke arah pintu, tiba-tiba Lingxiu menghalaunya.

“Kau mau ke mana? Kau baru saja sembuh,” jelas Lingxiu.

“Kakak perguruan, lepaskan aku. Aku ingin menemui guru,” ucapnya dengan panik.

“Guru sedang bermeditasi, jangan ganggu dia,” timpal Lingxiu.

“Bagaimana dengan lukanya? Apakah guru baik-baik saja?” tanya Fengyi khawatir.