Terpaksa Menikah Adik Angkat (My Love Wahyudi)

Wahyudi menganggukkan kepalanya. " boleh," jawabnya yang kemudian mengambil sendok dari tangan istrinya Ia mencoba kuah opor ayam itu sedikit. " enak jawabnya.

Ia memberikan sendok tersebut ke tangan istrinya.

Lely diam sambil memegang sendok dari tangan suaminya.

" Mas ini sendukanya tadi sudah Ly pakai untuk cicipin kuahnya ," ucap Lely sambil memandang suaminya yang berdiri di sebelahnya.

Wahyudi diam saat mendengar ucapan istrinya tersebut. " Terus kenapa?" tanyanya. sambil memandang istrinya.

Tatapan matanya membuat Lely jadi salah tingkah. Lely tidak bisa membaca tatapannya itu.

" terus kenapa?" tanyanya lagi yang belum di jawab istrinya.

Lely diam dan kemudian menggelengkan kepalanya. " ya gak ada," jawabnya.

" Sudah gosok gigi kan?" tanya Wahyudi.

wajahnya memerah saat suaminya itu menanyakan hal tersebut. " sudah," jawabnya.

Wahyudi memandang istrinya itu Ia tersenyum tipis bahkan sangat tipis sehingga senyum itu tidak terlihat jelas.

Ia membantu istrinya mengangkat Masakan yang sudah di masak ke atas meja. Lely tersenyum memandang suaminya, Ia terlihat begitu senang melihat sikap suaminya.

Setelah menyelesaikan semuanya Marlina dan Rudi datang ke dapur.

Sebenarnya Marlina ingin menyusul putra dan juga minantunya itu ke dapur namun Ia dilarang oleh suaminya .

" Biarkan saja mereka berdua jangan diganggu," ucap Rudi

" Tapi mama masih rindu sama Lely pa," ucap Marlina.

" kita tidak tahu seperti Apa hubungan mereka bila kita tidak ada di sini. biarkan saja mereka melakukan pendekatan berdua, mereka juga pengantin baru," ucap Rudi.

Mendengar ucapan suaminya Marlina membatalkan niatnya tersebut. Ia kemudian duduk di ruang tamu bersama dengan suaminya sambil bercerita berdua.

" Wanginya enak sekali," ucap Marlina yang kemudian duduk di meja makan tersebut.

" Udah mau Adzan magrib, sholat dulu," ucap Rudi.

" Iya pa," ucap Lely.

Mereka kemudian salat Maghrib berjamaah.

Rudi menjadi imam nya.

Setelah selesai sholat Lely menyalami tangan Marlina kemudian tangan Rudi dan terakhir Ia menyalami tangan suaminya. Ia tidak memandang wajah suami Ia mengambil tangan suaminya tersebut dan meletakkannya di keningnya. Lely merasa tidak percaya saat Ia merasakan suaminya mengusap kepalanya.

Rudi dan juga Marlina sangat senang saat melihat sikap putranya tersebut

Setelah selesai Sholat Mereka kemudian makan bersama.

Suasana makan seperti ini sangat dirindukan oleh Marlina dan juga Rudi setelah putra dan anak angkatnya menikah, Ia merasa sangat kesepian di rumahnya yang hanya berdua. Terkadang Rudi mengatakan kepada istrinya, bahwa Ia dan istrinya Seperti penganti baru.

" Mas mau ikan bakar gak?" tanya Lely. Ia menunjukkan ikan bakar yang ada di meja tersebut.

" Boleh," jawab Wahyudi.

Lely memasukkan ikan bakar itu ke piring suaminya, Ia juga memasukkan opor ayam sambal dan kemudian kerupuk .Ini untuk pertama kalinya Ia bisa makan bersama dengan suaminya. ini juga untuk pertama kalinya suaminya mau makan masakannya. Ia memasukkan nasi berseta lauk nya ke piring suaminya. Ia berulang kali memejamkan matanya seakan Ia merasa ini mungkin hanya sebuah mimpi indah untuknya. Hari ini akan menjadi hari yang bersejarah untuknya yang tidak akan pernah di lupakan nya.

" Mama datang ke sini untuk nanyain tentang bulan madu kalian," ucap Marina yang memandang putra dan minantunya itu. Ia kemudian memasuki nasi ke dalam mulutnya.

Lely diam saat mendengar ucapan mertuanya itu. Nasi yang sudah ada di mulutnya tidak mampu lagi untuk dikunyah nya.

" Kalian mau bulanan kemana?" tanya Rudi.

sudah berapa bulan ini Ia menunggu putranya menyampaikan rencana bulan madu putranya itu. namun putranya tidak pernah mengatakan hal tersebut.

' Kalian boleh memilih, mau di Indonesia atau luar negeri Papa akan siapkan tiketnya," ucap Rudi.

Lely diam saat mendengar ucapan mertuanya . Mana mungkin suaminya mau pergi bulan madu dengan nya. Andai nya suaminya mau melakukan nya karena paksaan orang tuanya. Sudah pasti wahyudi akan meninggalkannya sendirian di hotel.

Sampai saat ini, Suaminya tidak pernah di rumah bersama dengan nya untuk beristirahat. Selama Ia menikah dengan suaminya, Ia di rumah itu sendiri dengan seribu harapan dan mimpi.

Wahyudi diam saat mendengar ucapan dari mama dan papanya. dia tidak pernah memikirkan tentang bulan madu Bahkan Ia tidak pernah mengantarkan istrinya untuk berbelanja ataupun ke manapun mendengar ucapan kedua orang tuanya dia bingung untuk menjawabnya.

Leli menelan nasi itu dengan bantuan air putih yang diambilnya di atas meja. Ia menelan ASI itu dengan begitu sangat cepat.

" sekarang Ly masih sibuk di rumah sakit ma," ucapnya.

" Aku belum bisa ngambil cuti ,"ucap Wahyudi.

" Mama bisa bilang sama tante Anita untuk ngasih kamu cuti bulan madu," ucap Marlina

Lely menelan air ludahnya saat Ia mendengar ucapan suaminya. Ia tau bahwa suaminya pasti akan menolak bulan madu itu. namun tetap saja hati nya terasa pedih saat mendengar hal tersebut." kemarin sewaktu mau menikah Ly sudah ngambil cuti ma. Gak mungkin Ly ngambil cuti lagi untuk bulan madu sedangkan Ly baru kerja," ucap Lely yang berusaha untuk menolak permintaan mertuanya. Ia tidak ingin suaminya pergi karena paksaan.

" kalian bisa mencari waktu kosong untuk pergi bulan madu. Bila tidak bisa pergi jauh setidaknya pergi ke lokasi yang dekat pun tidak apa-apa. apa hari Sabtu Minggu ini kalian mau ke Bali," tanya Marlina.

Lely diam saat mendengar ucapan dari mertuanya itu. Ia tidak ingin pergi bulan madu dan pada akhirnya Ia akan sendiri di dalam kamar hotel.

" Kami akan mencari waktu yang tepat untuk pergi bulan madu," Ucap Wahyudi.

Marlina dan juga Rudi kemudian menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan putranya itu. " Papa tunggu secepatnya," ucap Rudi.

Mereka makan sambil mengobrol ringan.

Setelah selesai makan malam mereka duduk di ruang keluarga sambil bercerita. Lely tidak pernah melepaskan tangan Marlina, Ia duduk disamping Marlina sambil memeluk wanita itu. Rasa rindu yang selama ini di tahanan nya akhirnya bisa di lepaskan nyam

" Mama sama papa pulang dulu ya," ucap Marlina saat sudah jam 9 malam.

" Iya ma, Mama hati-hati ya, Ly tapi masih kangen Mama. Mama tidur sini aja," pintanya sambil memeluk erat tubuh tinggi wanita yang telah membesarkan dirinya.

Marlina tersenyum memandangnya. Mama akan usahakan untuk datang ke lagi. Bila gak sibuk," Ucapnya mencium pipi minantunya.

Lely menganggukkan kepalanya dengan sangat cepat. ya kemudian memeluk Mamanya itu

Dia kemudian memeluk pria yang kini menjadi mertuanya. " Papa," ucapnya dengan terlihat begitu manja memeluk pria tinggi besar tersebut.

" Anak papa sekarang sudah dewasa sudah bisa menjadi istri yang baik," ucapnya mengusap kepala minantu nya.

" Mama dan Papa sangat senang melihat hubungan kalian yang sangat baik," ucap Rudi

"Lely Tersenyum memandang mertuanya itu mama dan papa nggak perlu khawatir dan kami kami baik-baik saja. Mama, papa jaga kesehatan ya," ucap Lely.

" Tapi ingat ya mama sama papa nungguin" cucu ucap Marlina.

Lely diam saat mendengar ucapan mertuanya itu.

Wahyudi tersenyum. Iya ma doain," ucapnya.

yang kemudian memeluk Mama dan juga papanya.

Lely melihat mertuanya yang masuk ke dalam mobil. Ia melambai-lambaikan tangannya saat mertuanya itu masih memandang ke arahnya dan mengeluarkan tangannya sambil melambai. Ia masih berdiri memandang mobil mama dan papanya yang sudah semakin menjauh. suaminya sudah masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.

****

jangan lupa like komen dan votenya ya reader.

terimakasih atas dukungan nya