Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

BAB 01 - Namanya Azkara

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu akan berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Iz naadaa robbahuu nidaaa-an khofiyyaa ... qoola robbi innii wahanal-'azhmu minnii wasyta'alar-ro-su syaibaw wa lam akum bidu'aaa-ika robbi syaqiyyaa."

Lantunan ayat suci yang lolos dari bibirnya terdengar begitu meneduhkan nan indah. Tidak salah jika abinya memberikan nama yang tak kalah indah, Shanum Qoruta Ayun.

Bertepatan dengan malam lailatul qadar, Shanum yang penurut diperintahkan untuk tetap di rumah sementara anggota keluarga lainnya berada di Masjid yang berada di tengah desa.

Sudah cukup lama Shanum membaca ayat demi ayat demi mengisi kesendiriannya. Semua berawal baik-baik saja, Shanum masih begitu fokus dengan kalamullah yang dia baca. Akan tetapi, di tengah kegiatannya Shanum mendengar pintu rumahnya seperti hendak dibuka.

Ceklek ... Ceklek ... Ceklek

Lagi dan lagi, usahanya semakin terdengar jelas hingga Shanum mengakhiri kegiatannya. Dari suara yang terdengar agaknya begitu kasar.

"Siapa sebenarnya?" gumam Shanum sembari terus melangkah meninggalkan kamarnya.

Masih dengan mukena yang membalut tubuhnya, Shanum sedikit tergesah lantaran khawatir jika yang berada di depan adalah kedua orang tuanya. Walau memang belum waktunya pulang, tapi bukan tidak mungkin ada sesuatu alasan yang memaksa mereka cepat pulang.

Semakin cepat langkah Shanum, semakin keras pula ketukan pintunya terdengar. Alhasil, Shanum yang panik lebih dulu tidak bisa berpikir dengan jernih hingga tanpa pikir panjang membuka pintu dan saat itu juga matanya dibuat membola.

"Siapa kam_"

Belum sempat berteriak untuk meminta pertolongan, seorang pria yang sejak tadi sudah menunggu pintunya terbuka mendorong tubuh Shanum hingga membentur tembok dan mengancamnya dengan sebilah bellati yang tiba-tiba menempel di wajah ayunya.

"Diam atau mati di tanganku!!" Dua pilihan itu sukses membuat Shanum mengangguk pelan.

Dia memejamkan mata dan tidak lagi berani menatap mata tajam pria yang berjarak beberapa centi di depannya. Tangan Shanum sampai dingin, tubuhnya gemetar dan berharap akan ada pertolongan segera.

Aroma alkohol dan bau anyir dari darah yang ada di tubuh pria itu masih sangat terasa, Shanum tahu sekalipun dia tidak pernah merasakannya.

Beberapa saat bertahan dengan posisinya, mata Shanum terbuka tatkala mendengar suara motor beramai-ramai di depan rumahnya. Berharap dengan berteriak sekali saja bisa menarik perhatian mereka dan melepaskan diri dari ancaman pria asing yang tidak dia ketahui namanya ini.

Tanpa terduga, belum sempat Shanum berteriak meminta bantuan pria itu justru menariknya ke kamar yang berada paling jauh dari ruang keluarga, dan itu ialah kamar Shanum sendiri. Tidak hanya sekedar memaksa ikut, tapi pria itu juga mengunci pintu kamar dan memeluk tubuh Shanum begitu eratnya.

Degub jantung pria itu terdengar sangat cepat, tidak berbeda jauh dengan degub jantungnya. Akan tetapi, hal itu berganti tatkala Shanum melihat dengan jelas pria itu mengeluarkan pistol dan sudah bersiap untuk menarik pelatuknya.

Dalam keadaan itu, tidak ada yang bisa Shanum lakukan kecuali menangis. Dia hendak berontak dan melepaskan diri, terbiasa dengan dunia yang baik-baik seketika didatangi iblis yang tidak diketahui dari mana asalnya jelas saja membuatnya ketakutan.

"Shuut, aku tidak akan menyakitimu. Selama kamu di sisiku, umurmu akan panjang ... understand, Honey?"

Alih-alih tenang, mendengar suara berat pria itu Shanum semakin ketakutan. Tapi takutnya kali ini sudah berbeda, selain karena takut diapa-apakan, dia juga takut mendengar suara gerombolan pemuda di luar sana.

"Cari sampai ketemu!!"

"Dia belum jauh!!"

"Kakinya sudah terluka, Azkara tidak akan mampu berlari lebih lama."

Azkara, namanya Azkara. Tanpa berkenalan, Shanum tahu siapa nama pria yang kini memeluknya begitu erat sembari menatap sekelilingnya dengan was-was.

Namanya yang indah, sesekali Shanum memberanikan diri untuk menatap wajah pria jangkung itu. Setelah sebelumnya selalu takut, tapi detik ini melihatnya menggigit bibir seperti meringis, ada rasa kasihan juga.

Terlebih lagi, setelah tadi sempat medengar suara dari luar sana bahwa kaki pria itu terluka. Di saat bersamaan, tatapan Shanum berbalas hingga secepat mungkin dia menundukan pandangan.

Tak berselang lama dari terdengar kericuhan itu, Shanum meminta Azkara melepasnya. "Mereka sudah pergi, kamu bisa meninggalkan tempat ini," ucap Shanum lagi dengan maksud agar Azkara mengerti dan segera melepaskannya.

Namun, alih-alih keluar sebagaimana perintah Shanum, pria itu justru memejamkan mata kemudian perlahan terduduk sembari menekan perutnya.

Naluri Shanum yang dulunya sempat mejadi seorang relawan tergerak untuk menolong walau tahu pria ini bahkan sudah megancam hidupnya.

"Kamu terluka, dan seperti par_" Secepat mungkin Azkara mencekal pergelangan tangannya.

Tidak begitu kasar, tapi bukan berarti lembut juga. Dia menggeleng, berusaha menolak uluran tangan Shanum yang hendak membantunya berdiri.

"Izinkan aku di sini, mereka belum jauh dan aku bisa mati," ucapnya menatap Shanum penuh permohonan.

Cara bicaranya terdengar berbeda, tidak lagi semenyeramkan pertama dan kedua. Mungkin karena energinya sudah habis, jujur Shanum tidak tahu juga.

Shanum mengangguk, dia berpikir setelah ayahnya datang semua akan baik-baik saja dan hal ini tidak akan menjadi masalah. Siapa sangka, dari balik jendela kamar ada seseorang yang salah sangka hanya karena melihat mereka di balik celah gorden kamar Shanum.

.

.

"Dasar perempuan siallan!! Tidak kusangka anak Kiyai Habsyi berbuat sehina itu!!"

Bermodalkan keyakinan dari dugaanya sendiri, seorang wanita paruh baya yang merupakan tetangga dekat rumah Shanum mendatangi masjid demi menyampaikan apa yang dia lihat dengan mata kepalanya.

Sontak hal itu seketika gempar dan sukses membuat Kiyai Habsyi kebingungan. Walau wanita yang mengaku sebagai saksi itu sudah bersumpah, tapi sebagI ayah dia yakin putrinya tidak akan berbuat hina.

Terlebih lagi, sang putri baru saja menyelesaikan pendidikannya di Yaman dan sebentar lagi akan dipinang Gus Faaz yang merupakan putra sahabatnya. Rasanya sangat mustahil putrinya mengenal istilah pacaran.

"Saya tidak bohong Pak Kiyai, kalau tidak percaya silahkan lihat sendiri," ajak wanita itu yang membuat Kiyai Habsyi mau tidak mau mengikuti apa kata wanita itu.

Tidak sendiri, tapi dia juga didampingi sang istri dan putri bungsunya. Di belakang mereka juga ada beberapa orang yang turut serta, ada yang simpati dan jelas ada yang hanya ingin tahu kejadiannya.

Begitu tiba di rumah, pintu utama memang terbuka. Hati Kiyai Habsyi mulai tak karu-karuan, langkahnya menatap lurus ke depan hingga tujuannya berakhir di kamar tidur sang putri.

Sama halnya seperti pintu depan, pintunya juga tampak terbuka dan betapa terkejutnya mereka begitu masuk di kamar tersebut memang ada seorang pria asing tengah duduk dengan gelas kosong di tangannya.

"Astaghfirullahaladzim, Shanum!!" teriak pria itu dengan wajah yang merah padam lantaran menahan amarah.

"Abi ... Shanum bisa jelaskan, dia_"

Plak!!

.

.

- To Be Continued -

......Assalamualaikum, sesuai janji edisi Ramadhan Author bawain Azkara🤗 Semoga masih dinanti, dan kebetulan hari senin vote langsung lempar ke Azkara ya ... semoga tidak ditumpuk walau menjelang lebaran pada sibuk 🤧 Love you penduduk bumi.......

...Follow ig Author untuk mantau visual (desh_puspita)...

Terpopuler

Comments

Ety Nadhif

Ety Nadhif

maaf baru bisa on lg baca karya ka des,,,,
kisah azkara kayanya lebih menantang kaya kisahnya cakra ma amera

2024-05-03

3

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

keren... apakah Azkara ponakanany Sechan dan Zain.. Thor?

2024-05-02

1

via via@84

via via@84

setelah beberapa pekan ninbun bab akhirnya aku buka juga

2024-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!