ANINDIA AYU PRISILIA gadis cantik yang sedang merintis karirnya di perusahaan properti terbesar di negaranya
gadis cantik ini orang yang cukup tertutup, melihat dari masa lalunya yang kelam, karena di tinggal pergi saat hari pernikahannya oleh calon suaminya dan ternyata kegagalan itu membuat ayahnya terkena serangan jantung dan meninggal dunia, ibunya hingga saat ini sakit sakitan sepeninggal ayahnya
berbagai cobaan datang silih berganti
NAMUN siapa sangka Ayu akan menikah dengan CEO di perusahaannya.
SWAN CORNELIO pria tampan dan mapan yang merasa di acuhkan oleh ayu saat pertama kali bertemu. Hal itu yang membuat swan tertarik dengan Ayu hingga dia menyelidiki masa lalunya.
Bagaimana perjalanan kisah Ayu dan Swan dengan hadirnya Mantan kekasih ayu yang mendamba ayu kembali kepelukannya ?
akankah rumah tangga Ayu dan Swan dapat bertahan ???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Srayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sambutan Hangat
Nyonya cornelio menatap tajam ke arah ayu, begitupun juga dengan Rara. Gadis
remaja itu sedang menilai sosok kakak iparnya.
Tatapan mata nyonya cornelio beralih ke arah putranya, Mencari kebenaran dari sorot mata putranya.
Tasya semakin senang melihat ketegangan ini, senyumnya semakin mengembang seperti bunga di musim semi. Tasya sudah tak sabar melihat adegan selanjutnya,Tasya juga sudah tak sabar akan menggantikan posisi Nyonya swan.
Kini Rara berjalan mendekati ayu, tak ada ekspresi di garis wajahnya.
Semakin rara dekat, hati ayu semakin berdegub kencang.
Rara kini sudah berdiri tepat di hadapan ayu, rara masih diam menatapi wajah ayu.
Tasya sudah seperti berada di langit paling atas, kemenangan sudah di depan mata. Garis wajah tasya semakin cerah. Tapi itu tidak bertahan lama, seketika mukanya menjadi muram ketika tiba tiba rara berkata
"Kakak, apa aku tidak cukup imut untuk di peluk"?
Ayu terperangah, mulutnya sedikit terbuka karena terkejut mendengar ucapan rara.
Rara mengerucutkan bibirnya "kak swan, sepertinya kakak ipar tidak menyukaiku"
"tidak, tidak bukan seperti itu" ayu langsung memeluk tubuh gadis remaja yang sangat terlihat manja ke suaminya.
"Kakak, semoga betah menjadi istri dari sebuah patung" sambung rara lagi.
Ayu hanya tersenyum menanggapi adik kecilnya, Rara sangat lucu dan terlihat manja.
"Apa kau tidak ingin memeluk wanita tua ini nak" nyonya cornelio angkat bicara
Ayu sangat canggung, karena ini pertama kali mereka bertemu, setelah ketegangan cukup lama tadi ayu berjalan mendekat ke arah mertuanya. Ayu nampak ragu ragu mendekati mertuanya. Seketika tangan mertuanya meraih dan memeluknya.
"Salam kenal nama saya ayu nyonya" jawab ayu gugup.
"Nyonya"? seketika mata nyonya cornelio menyipit dan dahinya mengernyit
"Aku ibu dari suamimu! bukan majikanmu" suara nyonya cornelio sedikit kecewa.
"Maafkan aku ibu" ayu sedikit menyesal karena telah memanggil mertuanya nyonya.
"Gadis manis" nyonya cornelio mengelus kepala ayu.
Semua harapan tasya lenyap sudah. Tasya tak menyangka akhirnya akan seperti ini.
Tasya bangkit dari kursinya, tasya muak melihat adegan ini.
Melihat tasya hendak pergi nyonya cornelio mencegahnya "tasya, makan malam lah di sini"
"Tidak perlu tan, kebetulan nanti selepas isya tasya akan ada pemotretan di magelang, jadi sekarang harus bersiap siap sekarang"
Sebenarnya hari ini tasya Free, tapi di berbohong untuk menolak ajakan ibu swan.
Seharusnya semua yang ayu dapatkan adalah miliknya, dan sekarang ayu menghancurkan semua yang tasya harapkan.
Tasya tidak boleh berbuat arogan di depan keluarga swan. Tasya akan mengambil hati kuluarga swan pelan pelan.
"Tasya pamit tan" tasya melangkahkan kakinya meninggalkan kediaman swan.
Rara hanya mengangkat bahu melihat kepergian tasya. "Kak tasya dari dulu selalu seperti itu" gumam rara
Ayu nampak memperhatikan kepergian tasya "mungkin tasya salah satu kerabat swan" pikirnya dalam hati
"jangan perdulikan kak tasya, kak tasya memang seperti itu dari jaman masih menjadi kekasih kak swan. kak" jawab rara santai.
Ayu nampak sangat terkejut mendengar perkataan Rara "Apa mantan kekasih"?
Mendengar penuturan adiknya sontak swan melirik tajam ke arah adiknya itu. Mendapat tatapan yang membunuh dari kakaknya, nyali rara seketika menciut.
"Kakak, mari kita ke kamarku, aku sangat ingin mengenal kakak lebih jauh" Rara menarik tangan ayu tapi di cegah oleh swan. Swan takut adiknya akan mengatakan hal yang tidak tidak.
"Kami akan mandi dulu, kita akan bertemu lagi saat makan malam! ajaklah ibu istirahat di kamarnya, pasti kalian sangat lelah"
"Kakak...."
"Sudah ra, kamu jangan seperti anak kecil. Ayo antar mama ke kamar, mama sangat lelah"
Rara hanya bisa menuruti kemauan ibunya.
.....
Swan meletakkan barang belanjaan di dekat meja rias, ayu juga nampak sedang menghapus make up yang menempel di wajahnya.
Swan kemudian memeluk istrinya dari belakang "Sayang" swan menenggelamkan kepalanya di tengkuk ayu, sontak bulu kuduk ayu berdiri. Ayu sangat geli.
Tapi swan masih diam di sana, swan memejamkan matanya.
Ayu jadi teringat perkataan rara tadi. Wajah tasya mengiang di otaknya, satu kata yang pas untuk tasya adalah "Wanita sempurna" gumam ayu.
"apakah mungkin bau parfum itu milik tasya? lelaki manapun tak akan bisa menolak pesona yang tasya miliki" segala jenis pertanyaan mengiang di otaknya.
Sontak ayu membalikkan badan menghadap swan, tanpa persiapan tanpa aba aba ayu langsung mencium kasar bibir swan, melumatnya hingga habis, menggigitnya, awalnya gigitan kecil lama kelamaan menjadi kasar, Ayu menggigit bibir swan hingga sobek dan berdarah. Ayu melampiaskan semua kekesalan hatinya yang dia tahan sedari kemarin malam.
Ayu cemburu, ayu takut swan pergi dari sisinya. Ayu sudah mulai menyerahkan sebagian hatinya, jadi ayu tak mau mengalami terbuang untuk kedua kalinya.
Swan tak merespon apapun, dia tau istrinya sedang marah dan ini cara istrinya melampiaskan amarahnya.
Menyadari dirinya sudah keterlaluan, ayu melepaskan ciumannya, ayu mundur beberapa langkah, melihat bibir suaminya sudah sobek ada penyesalan di hatinya.
"Apakah sakit"?
swan hanya menggelengkan kepala
"Bagaimana tidak sakit? itu kan berdarah" kata ayu penuh penyesalan.
"aku sakit, jika tidak membuatmu bahagia sayang"
mendengar jawaban swan pipi ayu merona. Semua perasaan kesalnya sudah berkurang sedikit.
"Apa kamu marah soal tasya" swan menaikkan satu alisnya
ayu hanya menggelengkan kepalanya
"Lalu apa" dahi swan mengernyit.
Ayu tak berani menjawab, ayu hanya menundukan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya.
Swan mengangkat dagu istrinya, kemudian dia mengecup pelan bibir ranum yang selalu membuat swan mabuk kepayang. Swan menciumnya dengan cara yang sangat lembut, melumatnya melepaskan kerinduan yang selama beberapa bulan ini belum tersampaikan.
Ciuman swan semakin menggila, ciumannya turun menuju leher, dia mengecup dan menjilat leher ayu. Seketika ayu menggeliat. Rasa panas mulai menyerang dirinya, terdengar desahan dari bibir mungilnya.
"eum..hmm..ahhh" ayu menjambak rambut swan.
Tangan swan mulai melepas resleting gaun yang ayu kenakan. Tapi tiba tiba suara ketokan kamar mengganggu acara mereka.
"Kakak, kakak iparr halloooooooo"
suara rara berteriak di luar kamar.
Swan berdecak kesal, dia ingin melanjutkan aksinya tapi di tahan oleh ayu "aku buka pintunya dulu ya mas"
kemudian ayu merapihkan pakaian dan rambutnya. Kemudian ayu menuju pintu kamar "Kenapa sayang"
Rara hanya cengengesan saja tanpa menjawab.
"Katakan sayang ada yang bisa kakak bantu"? tanya ayu lagi
"Kakak, aku kesepian, bisakah kakak menemaniku?"
"Masuklah, kemari" ayu menarik tangan rara memasuki kamar.
melihat rara masuk, sirna sudah harapan swan. Dia menatap tajam ke arah adiknya kemudian berjalan menuju kamar mandi, menutup pintu kamar mandi dengan keras.
Ayu cukup terkejut, tapi ayu hanya tersenyum saja. Ayu tau suaminya sedang ngambek karena acaranya di ganggu adik kecilnya.
"kakak, sepertinya kak swan marah" rara sedikit takut melihat wajah seram kakaknya.
"sudah jangan dipikirkan, dia memang kadang seperti itu. mungkin kakakmu capek saja"
Kemudian ayu dan rara asik mengobrol di sofa dekat ranjang, rara juga sangat nyaman dekat dengan ayu, ayu pribadi yang sederhana dan apa adanya menurut rara. Seleranya juga sama seperti rara. Dan lagi ayu sangat terlihat tulus menyayangi rara.
Hampir sejam swan menghabiskan waktu di kamar mandi, dia semakin kesal karena adiknya tak kunjung pergi meninggalkan kamarnya. Akhirnya swan keluar kamar mandi menggunakan handuk kimononya.
"sayang mandilah, jangan ladeni gadis manja itu" swan melirik ke arah adiknya.
"Sayang, kakak mandi dulu ya. kamu tunggu sebentar disini" ayu beranjak dari kursinya dan rara hanya menganggukan kepalanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN DAN SHARE YA🙏 TERIMAKASIH 😘😘
SALAM SAYANG _SRAYU
aku ga mau begitu Thooorrr😭😭😭