NovelToon NovelToon
RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: LennyMarlina

“Apakah kau sedang berusaha untuk mengakhiri hidupmu?”

Celphius menemukan seorang gadis yang di buang seseorang di dalam hutan dalam kondisi tubuh yang sudah memprihatinkan. Suatu ketika saat Celphius membawanya pulang ke rumah, terjadi keanehan misterius pada gadis itu di mana setiap pulang dari luar, tubuh gadis itu sudah di penuhi dengan darah dan kamar yang berantakan. Ingin mencari tahu sumber masalah itu, Celphius pun memasang kamera tersembunyi di kamar gadis itu dan hasilnya membuat bibirnya menganga!

Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LennyMarlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan yang Mendadak

Ketika melihat kondisinya, Celphius sudah tidak bisa berkata-kata. Hal yang biasa terjadi membuatnya sudah cukup mengerti akan keadaan seperti ini dan tidak seharusnya merasa terkejut karena Ruby terluka.

Celphius tidak bisa membantunya selain memberikan banyaknya pengobatan yang tidak gratis untuk menutupi luka-luka tersebut. Selama ini, seharusnya dia biarkan saja supaya Ruby bisa mengaku mengatakan semuanya.

“Bos.”

“Ada apa?”

“Saya sudah membayar seluruh tagihan rumah sakitnya atas nama Anda sesuai dengan perintah Bos.” Gilbert kembali setelah membayar biaya rumah sakit. Dia juga memberikan sebuah kartu yang sempat di pinjam.

Itu bukanlah kartu biasa. Itu adalah salah satu kartu di mana uang Celphius berada di sana. Sang pemilik mengambil kembali apa yang sudah seharusnya menjadi miliknya. Tidak mudah mendapatkan kartu itu.

Tatapannya kemudian mengarah pada Ruby yang duduk di atas tempat tidur rumah sakit menghindari kontak mata dengannya. Celphius bingung kenapa Ruby sampai harus melakukan itu. Apa gadis itu merasa terbebani?

‘Gadis sialan itu! Rupanya, dia masih ingin bermain-main denganku setelah orang lain membayar biaya pengobatannya!’ batin Celphius sembari mengumpatinya sedikit. Ruby pasti tidak akan mendengarnya, 'kan?

Tindakan itu membuatnya tertarik untuk semakin mendekati Ruby. Dia berjalanlah menuju ke arah tempat tidur yang saat ini diduduki oleh gadis itu. Tiba-tiba menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur.

Siku tangan sebelah kiri ditempelkan pada pegangan kursi di mana lengan panjangnya ingin digunakan untuk menjadi menyangga wajah supaya lekat menatap gadis itu. Tetapi, malah Ruby mengalihkan perhatiannya lagi.

Celphius terkekeh tanpa suara disertai bibir yang terbuka sedikit. Dia berkata, “Saat ini, aku sedang bertanya-tanya, hal apa yang terlintas dalam dirimu yang membuatmu takut ketika bertatapan denganku.” Itu membuat stres.

“Dari sudut pandangmu, apa sebenarnya aku ini sangat menyeramkan sampai kau terus menerus menghindari tatapan mata denganku, Ruby?” tanya Celphius melanjutkan ucapannya yang tadi terpotong.

Yang ditanya justru tidak mau menjawabnya. Baginya, lelaki yang terus menolongnya itu membuatnya merasa tidak nyaman karena terus merepotkan. Ruby tidak bisa melakukan apa pun untuk membalas kebaikannya.

‘Jika aku terus membuatnya merasa jengkel dan kesal, dia pasti akan melepaskan aku dan membiarkanku menjauh darinya, 'kan?’ batin Ruby. Alasan dia melakukan semua itu adalah karena ingin meninggalkan tempatnya.

Mendadak...!

SRET!

Wajahnya ditarik oleh sesuatu yang sangat kuat yang membuatnya harus bertatapan dengan Celphius dalam jarak yang sangat dekat. Ruby membelalakkan kedua matanya. Jantungnya berdebar ketika berkontak mata.

“Berani sekali kau mengabaikan semua ucapanku! Apa kau menganggapku sebuah batu bicara yang tidak perlu kau perhatikan?” Dengan suara beratnya, Celphius berbicara bahkan suaranya yang nyaris berbisik.

“A, aku tidak mengabaikanmu ..., ” lirih Ruby yang pada akhirnya menjawab bisikan menakutkan yang membuat tubuhnya atau tubuh siapa pun merinding.

Tangan Celphius mencengkeram rahang Ruby dengan tenaga sedang namun rasanya terasa begitu sakit seperti di cengkeram dengan kekuatan penuh. Apakah ini pertama kalinya Celphius menunjukkan ketidaksabarannya?

“Ukh ... ”

“Bos? Hentikan. Anda secara sadar telah menyakiti Ruby dengan tangan Anda sendiri,” ucap Gilbert. Dia mencoba memisahkan laser mata dari keduanya.

Dalam beberapa detik memang terasa sangat menyakitkan namun setelah itu Celphius melepaskan genggaman tangannya. Wajah bagian bawah milik Ruby tersedia warna kemerahan sebagai pertanda kemarahan Celphius.

“Lain kali jangan mencoba mengabaikanku! Kau tidak akan pernah tahu hukuman seperti apa yang kulakukan jika kau berani mengabaikanku!” tandas Celphius. Dia tipe orang yang tidak suka diabaikan oleh lawannya.

Ruby dirundung ketakutan. Sebelumnya tidak pernah melihat keberanian Celphius dalam memberinya pelajaran dengan tindakan yang membuatnya merinding. Ini pertama kalinya Ruby melihat Celphius seperti itu.

Gilbert mendekati Ruby setelah melihat kepergian bosnya yang tidak mau berada di ruangan itu. Lagi pula, ini memang sudah waktunya bagi Ruby meninggalkan rumah sakit. Tidak perlu harus menjalani rawat inap.

“Bos tidak suka diabaikan. Kau juga, untuk apa tadi menghindari kontak mata dengan beliau? Sekarang rasakanlah akibatnya,” desis Gilbert memberikan sedikit pemahaman kepada Ruby yang melakukan kesalahan.

“Aku benar-benar tidak tahu ... ” Jika Ruby tahu, dia pasti tidak akan melakukan sesuatu yang bisa membuat Celphius merasa marah dan kesal padanya. ‘Sekarang dia ada di mana? Aku harus meminta maaf padanya.’

Katanya, itu adalah hal yang sangat dibenci oleh Celphius yang tidak pernah Ruby ketahui selama ini. Alasan ingin membuat lelaki itu merasa kesal padanya sampai mengusirnya benar-benar telah menjadi kenyataan.

.

.

.

[BEBERAPA HARI KEMUDIAN]

5:30 PM

Setelah kejadian di rumah sakit beberapa hari yang lalu, Ruby tidak pernah sekalipun melihat kedatangan Celphius yang saat ini selalu ditunggu-tunggu olehnya. Seolah lelaki itu sedang mencoba untuk menghindarinya.

Ruby yang selalu merasa bersalah sampai rasanya hampir menangis sepanjang hari menumbuhkan rasa kerinduan yang amat sangat berat. Beberapa hari tidak melihatnya terasa seperti beberapa tahun dalam sudut pandangnya.

Apakah Celphius sangat sibuk sampai melupakan untuk bertemu dengannya? Biasanya, mau sesibuk apa pun pekerjaannya, Celphius selalu menyempatkan diri mendatangi Ruby sebelum pulang ke rumahnya.

Tetapi ini, tidak ada kabar sama sekali. Teman-temannya juga tidak tahu di mana tempat tinggal Celphius yang sebenarnya bahkan Vernon pun menjadi jarang berada di gubuk sederhana itu karena harus mengikuti atasannya.

Benar-benar hukuman yang sepadan. Seperti inilah hukuman yang mungkin sempat diucapkan oleh Celphius beberapa hari lalu untuk memberinya sebuah pelajaran. Saat itu, dia berhasil mengabaikan segala ucapannya.

‘Apa ini salahku? Apa semua ini adalah kesalahanku? Benar, mungkin seperti itulah kenyataannya. Aku yang memulai semuanya dari awal hanya karena ingin meninggalkan tempat ini. Aku tidak berpikir panjang.’

‘Seharusnya aku katakan saja apa yang kurasakan saat itu jika tahu keadaannya akan menjadi seperti ini pada akhirnya. Bukan hanya dia, kemungkinan semua orang pun akan merasa kesal jika ucapannya diabaikan.’

‘Ke mana aku harus mencarinya untuk meminta maaf? Aku takut keluar sendirian mencari rumahnya. Bagaimana kalau mereka menangkapku lagi setelah membuangku malam itu? Penyiksaannya mungkin akan lebih parah.’

Ruby tidak bisa membayangkan penyiksaan apa lagi yang sedang mereka persiapkan setelah membuatnya begitu menderita selama bertahun-tahun. Apakah akan lebih parah dari sekadar cambukkan pada tubuhnya?

Apakah pada akhirnya Ruby akan merasakan kematian yang kejam dan tidak akan lagi melihat dunia luar dan meninggalkan segala keinginan maupun harapannya? Sangat menyedihkan melihat mereka membencinya.

“Bos! Kau akhirnya datang!”

Ketika seseorang yang berada di luar kamarnya menyebut nama 'Bos' yang faktanya hanya diberikan kepada Celphius saja, membuat Ruby bergegas membuka pintu kamar. Ingin memastikan apakah itu Celphius atau bukan.

CEKLEK!

“Celphius!”

Ruby menyambut kedatangannya dengan senyuman yang hangat berharap akan di balas dengan sahutan yang menghangatkan hatinya. Tetapi, harapan dan senyuman itu justru buyar setelah melihat ada seseorang yang lain.

Celphius membawa seorang wanita yang memakai baju pengantin berwarna putih di sampingnya. Keduanya juga terlihat saling memegang tangan satu sama lain. Ruby mencoba untuk berpikiran waras tentang mereka.

“Halo.”

Wanita itu menyapa Ruby dengan sebuah anggukkan lembut disertai senyuman bibir yang manis. Ruby tidak segera membalasnya karena memang selalu berhati-hati terhadap orang asing. Hatinya merasa tidak nyaman.

“Bos, siapa wanita itu? Tumben sekali kau membawa seorang wanita ke dalam rumah ini. Dan ... kenapa pakaian kalian begitu aneh? Seperti dua orang yang habis melaksanakan pernikahan,” ucap Jarrel bertanya.

“Hm, benar juga. Pakaian Bos dan wanita itu sangat aneh. Apa kalian berdua baru saja menikah dan wanita itu adalah istri baru Bos?” Ronan pun bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Tingkahnya sangat mencurigakan.

“Saya akan menjelaskannya, Tuan.” Vernon meminta izin kepada Celphius yang hanya diam saja ketika teman-temannya bertanya ini dan itu. “Tuan Celphius baru saja melaksanakan acara pernikahannya di rumahnya.”

Lalu, menunjuk pada wanita di samping lelaki itu yang selalu menempel setiap saat. “Wanita yang Anda pertanyakan adalah istri Tuan Celphius. Beliau bernama Daniar Rowland. Kalian harus memanggilnya 'Nyonya'.”

“APA?!”

Semua orang tampak sangat terkejut mendengar penjelasan Vernon kalau sebenarnya Bos mereka sudah menikah dan sudah mempunyai seorang istri. Begitu pula dengan Ruby yang sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

“Halo, salam kenal. Nama saya Daniar. Semoga kita bisa semakin akrab dan menjalin hubungan yang baik,” ucap Daniar mencoba beradaptasi dengan baik. Walaupun tidak mudah, tetapi ini adalah pilihannya sendiri.

Tubuh Ruby sampai tidak bisa bergerak dengan baik. Rasanya semua tubuhnya gemetaran namun mencoba untuk tidak memperlihatkannya. Tidak disangka rupanya orang yang ditunggu-tunggu sudah menikah.

Gilbert memperhatikan sikap Ruby sejak tadi. Sejak awal, ketika Ruby memperlihatkan sikap anehnya terhadap Celphius sudah membuatnya sedikit tersadar bahwa di dalam lubuk hatinya, Ruby sedang menyukai bosnya.

Pasti menyakitkan baginya mendengar kabar sekaligus melihat kenyataan kalau orang yang di sukainya sudah menikah dengan orang lain. Walaupun terlihat sangat tertekan, Ruby tidak mau orang-orang sampai tahu.

Ruby berusaha untuk tersenyum. “H, halo ... Selamat datang di rumah. S, saya Ruby. Saya— ” Tunggu sebentar. Tidak mungkin Ruby berkata kalau dirinya hanya seorang tamu, 'kan? “S, saya adalah pembantu di sini. Halo!”

Kepalanya menunduk dengan tubuh yang membungkuk. Itu sebagai tanda kehormatan kepada seseorang yang sering pelayan lakukan kepada majikannya. Ruby pernah melihatnya di suatu tempat saat itu.

Dan hal itu membuat Celphius sedikit terkejut. ‘Pembantu katanya? Dia mengaku sebagai pembantu di rumah ini hanya karena tidak mau identitasnya sampai ketahuan kalau sebenarnya dia hanyalah seorang penumpang?’

Benar, penumpang tidur dan makan. Gilbert, Ronan, bahkan Jarrel pun tidak percaya Ruby akan menyebut dirinya sebagai pembantu daripada berkata jujur yang akan membuatnya malu. Tetapi, itu bukan urusan mereka.

“Oh, iya, halo. Tapi, apa kamu baik-baik saja? Apa kamu pernah mengalami musibah sebelumnya?” tanya Daniar merasa aneh dengan pembantu bernama Ruby tersebut. “Kenapa seluruh tubuhmu penuh dengan bekas luka?”

“Ah, ini ... ” Ruby mendadak melihat tubuhnya dari ujung tangan sampai ke ujung kaki. Semuanya penuh dengan bekas luka. Wajar saja jika Daniar merasa terkejut dengannya. “I, iya. Saya pernah mengalami musibah.”

“Ya, ampun ... Tapi, syukurlah kamu baik-baik saja. Sepertinya musibahnya sangat besar sampai meninggalkan bekas luka seperti itu. Saya merasa senang bisa bertemu denganmu,” ucap Daniar tersenyum pada Ruby.

“Iya.”

Semoga saja hari-hari bahagia terus berlanjut.

BERSAMBUNG

1
Glamours Style
mana lanjutannya ka?
Abi Zar
keren kak
Abi Zar: trimaksih kak
total 1 replies
Sunraku
Recommend
Sunraku
Lanjut Mba/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!