NovelToon NovelToon
Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Angst / Enemy to Lovers
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Namanya Jingga Swastamita, seorang gadis yang hidup selama 19 tahun di panti asuhan.

Jingga, nama yang di berikan oleh ibu kandungnya, serta Swastamita yang memiliki arti senja. Nama yang di berikan oleh Ibu panti, karena ia ditemukan saat matahari akan kembali ke peraduannya.

Tanpa ia duga, seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya datang menemuinya setelah bertahun-tahun lamanya dan membawanya tinggal bersama.

Dia akan hidup bersama ayah dan juga ketiga saudara laki-lakinya. Saudara yang pada kenyataannya sangat membenci kehadirannya.

Penderitannya di mulai sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana. Mampukah Jingga melewati semua perlakuan buruk ketiga saudaranya? Apalagi salah satu dari mereka ternyata menginginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 - Panti asuhan

3 tahun kemudian

Jean tersenyum kecut, hari ini ia resmi menyandang gelar usia kepala tiga. Tidak ada yang istimewa di hidupnya, karena seseorang yang istimewa dihidupnya sudah pergi meninggalkannya.

Ayah dan kedua saudaranya mengirimkan pesan selamat padanya, tetapi tidak ada yang datang mengunjunginya di rumah yang dulunya penuh canda tawa mereka.

Sekarang ia benar-benar sendiri.

Hari ini dia mengambil cuti karena harus pergi ke panti asuhan. Ya, 2 bulan sekali ia akan pergi ke panti asuhan untuk melihat keadaan anak-anak yang ada di sana.

Jika kalian berpikir itu panti asuhan yang sama dengan tempat tinggal Jingga dulu, kalian benar. Selain susu strawberry yang rutin ia beli, ia juga rutin berdonasi di panti tersebut.

Di sana ia pertama kali bertemu Jingga, pertama kalinya ia merasakan jantungnya berdegup kencang hanya karena melihat gadis yang terantuk tiang jemuran. Kisahnya berawal dari sana.

Setelah menata semua barang bawaannya di bagasi, ia melajukan mobilnya menuju tujuan. Tidak perlu mengebut karena ia ingin menikmati perjalanan ini.

Seperti biasa, 3 jam lebih sedikit ia sampai di panti asuhan. Anak-anak di panti hanya tinggal 12 anak berusia 3-15 tahun. Melihat mobil Jean, mereka berjejer rapi menunggu pria itu keluar dari dalam mobil.

"Paman!" panggil salah satu anak ketika melihat Jean sudah turun.

"Yeay! Paman Jean sudah datang!!" seru yang lainnya.

Pria berusia 30 tahun itu mengembangkan senyumnya dan berjalan memutari mobil untuk membuka bagasi. Hari ini ia membawa beberapa baju baru dan juga peralatan sekolah.

Setiap anak mendapatkan jatah yang sama sesuai umur mereka. "Terima kasih, Paman Jean!!" ucap mereka serentak.

"Sama-sama," balas Jean dengan bahagia. Saat datang ke sini, ia merasakan seperti

"pulang."

Dulu saat pertama kali ia datang ke sini ia tidak begitu menyukai tempat ini karena berisik, sekarang mendengar anak-anak yang tersenyum gembira karena kehadirannya membuat hatinya menghangat.

"Apa Ibu Ani ada di dalam?" tanya Jean kepada anak yang paling tua. Anak-anak yang lebih kecil sudah terlebih dahulu masuk ke dalam untuk membuka bingkisan dari Jean.

"Ada Paman. Ayo Mawar antar ke dalam," balas anak bernama Mawar itu.

Jean mengangguk dan mengikuti langkah mawar setelah mengunci mobilnya. Sekarang yang mengurus panti asuhan adalah Ibu Ani. Ibu Ratna sudah berpulang 2 tahun lalu karena penyakit tua.

Dia bersyukur karena banyak mendengar cerita masa kecil Jingga dari Ibu Ratna sebelum beliau meninggal. Setidaknya itu bisa mengobati rasa rindunya.

Masih mengingat saat Ibu Ratna mengatakan jika ia pernah melihat Juan di suatu tempat, kan? Sebenarnya itu adalah Jean yang memang rutin datang ke panti, karena sudah tua ia mudah lupa.

Jean sudah sampai di ruang tamu dan melihat Ibu Ani yang sedang menemani seorang anak kecil menggambar. "Ibu," panggilnya dengan halus.

Ibu Ani yang tidak menyadari kehadirannya tersentak kaget. "Nak Jean!" sapanya dengan antusias.

Ibu Ani adalah orang yang di bawa Jean untuk mengurus panti asuhan. Dia sudah berdiskusi dengan Ibu Ratna dulu, dan setelah beberapa hari melihat bagaimana Ibu Ani mengurus anak-anak akhirnya Ibu Ratna setuju.

"Maaf Ibu tidak mendengar kamu datang," ucap wanita berusia 60 tahun itu dengan tatapan sedih.

Jean menggelengkan kepalanya, "Tidak apa, Bu," balasnya. Tatapan matanya kini beralih menatap anak kecil yang masih sibuk mewarnai buku gambarnya.

"Dia anak baru, Bu?" tanyanya penasaran. Pasalnya saat ia datang tadi anak ini tidak ikut keluar menyambutnya.

Ibu Ani ikut menatap anak tersebut dan menggeleng. "Bukan, bukan. Dia anak salah satu donatur. Ibunya sedang ada urusan penting, jadi dia di tinggal di sini," jelas wanita itu.

Jean ikut duduk di samping anak itu yang duduk di atas tikar bergambar kartun berbentuk spons kuning dan temannya yang berbentuk bintang laut. Anak itu benar-benar tidak tertarik dengan sekitar, hal itu justru membuat Jean semakin penasaran.

"Hai?" sapa Jean kepada anak itu.

Merasa ada seseorang yang berbicara kepadanya, anak itu menoleh ke arah Jean. Tatapan keduanya bertemu, jantung Jean seketika berdebar dengan kencang. Dia seperti melihat dirinya saat kecil.

Deg! Deg! Deg! Suara detak jantung Jean menggila.

Anak kecil berjenis kelamin laki-laki itu menatap Jean heran, "Hai juga, Paman," balasnya lalu kembali fokus ke arah buku gambarnya.

"Dia belum terlalu fasih berbahasa Indonesia," celetuk Ibu Ani.

Mendengar hal tersebut membuat rasa penasaran Jean membabi buta. "Dia dulu tinggal di Jepang, baru 6 bulan ini dia kembali ke Indonesia," jelas Ibu Ani saat melihat raut penasaran di wajah Jean.

"Siapa namamu anak manis?" tanya Jean kepada anak itu. Dia tidak menghiraukan ucapan Ibu Ani, matanya sudah terkunci dengan sosok kecil yang ada di sampingnya.

"Juan," jawab anak itu dengan singkat.

Juan?

Juan dan Jean, hanya berbeda satu huruf vokal. Apakah hanya kebetulan? pikir Jean.

"Ibu baru sadar jika kalian terlihat mirip. Nama kalian juga," ujar Ibu Ani di iringi kekehan kecil.

Berarti bukan hanya dirinya yang merasakan kesamaan itu. "Di mana Ibumu?" tanya Jean lagi. Dia melupakan ucapan Ibu Ani sebelumnya, rasa penasarannya begitu kuat.

"Pergi bersama Ayah," jawab anak itu dengan aksen yang terdengar lucu.

Jean masih berusaha mencerna semuanya, tiba-tiba terdengar suara tangisan dari dalam. Ibu Ani buru-buru berdiri dari duduknya. "Maaf ya Nak. Sepertinya ada yang bertengkar di dalam," pamit wanita itu dan bergegas masuk ke dalam.

Kini hanya tinggal Jean beserta Juan yang masih sibuk mewarnai. Jean benar-benar terpesona dengan paras anak tersebut. Ada rasa hangat saat menatapnya, hatinya yang sudah lama gersang menghijau seketika. Perasaan apa ini? batinnya.

"Bolehkah Paman bertanya?" kata Jean. Anak itu terlihat menghela napas pelan, ia tidak suka ada seseorang mengusiknya saat tengah fokus dengan gambarnya.

Juan menatap Jean dengan bibir mengerucut, hal itu terlihat lucu di mata Jean, dan tanpa sadar ia tertawa pelan. Sungguh, dia benar-benar jatuh hati kepada anak ini.

"Siapa nama Ibumu?" tanyanya berusaha mengorek informasi.

Juan menatap Jean cukup lama sebelum menjawab, "Mama Jia," jawabnya.

Jean baru pertama kali mendengar nama itu. "Di mana kamu tinggal?" tanyanya lagi.

Anak itu menggeleng dan beringsut mundur, dia mengingat dengan jelas pesan dari Ibunya:

"Jangan memberitahu di mana tempat tinggalmu kepada orang asing."

"Hey! Kenapa menjauh, Paman tidak akan menyakitimu," ucap Jean dan mendekatkan dirinya kepada Juan.

Anak itu semakin menggelengkan kepalanya dengan kuat, matanya terlihat berkaca-kaca. Ia takut jika orang ini adalah orang jahat yang akan menculiknya.

"Apa yang Anda lakukan pada anak saya?"

Sebuah suara datar terdengar dari belakang Jean. Si kecil Juan berdiri dari duduknya dan segera berhambur ke dalam pelukan orang tersebut.

Bersambung

Semoga suka👍

1
HiLo
ceritanya menarik
WiLsania
jalan ceritanya kek naik rollercoaster
Fatma Kodja
malang benar nasib jingga, ayo Paman Yudha bawa jingga sejauh-jauhnya agar tidak ditemukan oleh ayahnya dan juga kakak tirinya, biarkan mereka menerima karma karena akibat kesalahan ayahnya yang memperkosa ibunya hingga menghasilkan jingga dan sekarang jingga juga korban dari perkosaan saudara tiri dan juga Mario
Fatma Kodja
jahat sekali Jason sama Jean kenapa mereka tega sama jingga padahal jingga juga korban karena terlahir dari anak yang tanpa status nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!