Karina Fransiska Arnold tidak pernah menyangka jika dirinya akan dijadikan kambing hitam atas meninggalnya Gloria calon tunangan adik iparnya oleh wanita yang dicintai suaminya. Masyarakat berlomba-lomba mengutuknya dan menghujaninya dengan kalimat-kalimat umpatan dan sumpah serapan. Hingga membuat hidup Karina tidak tenang. Ia meninggalkan kota kelahiran ibunya dan kembali menjadi wanita yang paling dihormati di negaranya.
Kepergian Karina membuat hidup Ocean Dirgantara Gultom berubah 160 derajat.
10 tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dalam keadaan tak terduga. Namun, kebencian dari putra-putrinya merupakan penyesalan terbesar kedua yang ia rasakan setelah kehilangan wanita yang selama ini menjadi istrinya.
"Mungkin caraku salah dalam melindungi mu. Tapi, aku sadar menyesal pun tak ada gunanya." Ocean Dirgantara Gultom
"Sejauh apa pun aku bersembunyi. Tapi, takdir justru selalu memihak pada mu." Karina Fransiska Arnold
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Di pulau P
Setelah jetski terparkir di tempatnya. Karina langsung turun dari jetski dan meninggalkan Ocean tanpa mengucapkan terima kasih.
Karina melangkah tergesa-gesa melewati Charles begitu saja. Ia juga semakin kesal saat melihat keberadaan wanita yang akan selalu ia benci.
"Karina! Ternyata kau disini juga." celetuk Giselle pura-pura terkejut.
Karina melengos begitu saja mengabaikan keberadaan wanita medusa itu. Percuma cantik kalau sifatnya tidak baik pikir Karina.
Ocean menghela napas berat saat melihat kedatangan Charles bersama wanita yang sangat tidak ingin ia lihat.
"Cean!" panggil Giselle dengan suara lembut hingga membuat Charles ingin muntah.
"Cih! dasar siluman ular berkepala naga." umpat Charles dalam hati mengata-ngatai Giselle.
"Kau masih saja mengabaikan perintah ku, Charles." geram Ocean melangkah melewati Charles dan Gisella begitu saja.
"Ocean! Mama mu meminta ku datang menemui mu. Aku datang hanya ingin memastikan keadaanmu. Lagian aku yang memaksa Charles agar diijinkan ikut datang ke pulau ini." tutur Giselle mengikuti langkah Ocean dari belakang.
"Ocean! Bukankah kita akan segera menikah! Jadi, menurut ku tidak salah jika aku menyusul mu kemari." timpal Giselle lagi mengejar langkah Ocean dengan mata berkaca-kaca.
Ocean menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menatap wajah polos Giselle dengan sedikit tajam.
Ocean melangkah mendekati Giselle dengan rahang mengeras. Ia kemudian menundukkan sedikit kepalanya hingga sejajar dengan telinga gadis itu.
"Apa aku pernah setuju menikah dengan mu?" tanya Ocean dengan penuh penekanan.
Deg
Giselle merasa jantungnya ditikam oleh ribuan pisau tajam saat mendengar perkataan Ocean.
"Ocean... bukankah kita saling mencintai?" tanya Giselle dengan mata berkaca-kaca.
Ocean mendengus dingin menatap wajah sedih wanita itu. Ia tidak akan tertipu dengan wajah palsu itu.
Karina memperhatikan drama sepasang kekasih itu dari balkon kamarnya. Saat Ocean melangkah mendekati Giselle. Karina melihat mereka berada pada posisi yang cukup intim.
Tiba-tiba tubuh Karina membatu saat melihat Giselle mengecup bibir Ocean sekilas.
Giselle tersenyum puas saat melihat Karina menghilang dari balkon. Giselle tiba-tiba mengecup bibir Ocean saat melihat tatapan Karina mengarah kearah keberadaan mereka. Ia ingin memanas-manasi Karina dan mengklaim Ocean sebagai miliknya.
Ocean tidak bisa membendung amarahnya saat Giselle mengecup bibirnya tanpa seijinnya. Ia langsung mengelap bibirnya dengan kasar.
"Charles!" geram Ocean memanggil asistennya.
Charles juga langsung sadar dari keterkejutannya saat mendengar panggilan Ocean. Ia juga ikut terkejut saat melihat tindakan berani Giselle.
"Bawa Giselle kembali ke Jakarta sekarang juga! setelah sampai di Jakarta temui HRD dan urus surat pengunduran diri mu!" ketus Ocean melangkah masuk ke dalam rumah.
"Tapi, Tuan!"
Charles ingin membela diri. Namun, Ocean langsung masuk ke dalam rumah dan membanting pintu dengan kuat.
BLAM!
"Ocean!" panggil Giselle berniat mengejar langkah Ocean.
Charles langsung menghentikan langkahnya dan menarik tangan Giselle kembali kearah kedatangan mereka tadi. Ia langsung menghempaskan tubuh wanita itu masuk ke dalam mobil.
#
#
Sementara di dalam kamarnya
Ocean berulang kali menyikat giginya dan membasuh bibirnya untuk menghilangkan jejak yang ditinggalkan oleh Giselle. Ia merasa jijik dengan dirinya sendiri setelah bibirnya bersentuhan dengan bibir wanita lain.
Amarah ocean semakin menggebu-gebu hingga ia meninju kaca yang ada di kamar mandi kamarnya hingga pecah.
Craang!!
"Dasar jalan9!" umpat Ocean dengan wajah merah padam mengepalkan kedua tangannya. Ia tidak peduli darah segar sudah menetes dari tangannya.
"Argh!!! Brengsek!" teriak Ocean melampiaskan kekesalannya.
Tok
Tok
Tok
Seorang maid dengan wajah panik mengetuk pintu kamar Ocean dari luar.
"Tuan, muda!"
Tok
Tok
Tok
"Tuan muda!"
Ceklek
Ocean menatap wajah panik maid perusahannya dengan wajah datar.
"Kenapa?" tanya Ocean menatap tajam lawan bicaranya.
"Ah, Tuan muda Anda terluka. Biarkan saya mengobati luka Anda terlebih dahulu." ujar maid itu menatap tangan Ocean yang terluka dan berdarah.
"Mengapa kau mengetuk kamarku dengan keadaan panik. Apa telah terjadi sesuatu?" tanya Ocean mengabaikan perkataan maid tersebut. Ia lebih penasaran dengan tujuan maid tersebut.
"Tuan, Nona Karina pergi dari pulau P dengan keadaan berantakan. Ia terlihat menangis tersedu-sedu setelah menerima panggilan telepon dari seseorang." kata maid itu dengan cepat. Saat lagi sibuk membersihkan sekitar lorong kamar Karina. Maid itu tanpa sengaja mendengar percakapan Karina dengan seseorang yang maid itu sendiri tidak tahu identitasnya.
Deg
Tap
Tap
Tap
Ocean berlari keluar dari dalam rumah dan melangkah menuju parkiran.
Vroom!
Vroom!
Ocean menarik pedal gas mobil Jeep perusahaannya dan melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.
ini yg paling sulit kupahami jalan critanya