Rio seorang master chef yang menyukai seorang wanita penyuka sesama jenis
bagaimana perjuangan Rio akankah berhasil mengejar wanita yang Rio cintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayunda nadhifa akmal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
POV LITA
Entah kenapa aku begitu iri dengan kehidupan yang Rey jalanin,Rey yang kini jadi idaman setiap pria,bahkan pria yang aku sukai pun masih memikirkan Rey.
aku mengakui dia begitu cantik,tapi aku yakin ia sudah tidak perawan lagi,cara ia berpacaran dengan Rio sudah menunjukkan bahwa ia sering melakukannya.
saat aku sedang asyik melamun tiba-tiba saja ada seseorang yang menepuk pundakku.aku meliriknya sekilas.
Tanpa seizin ku ia duduk di persis di depan ku,
"kau pramusaji Rey bukan"ujarnya bertanya,pria asing yang cukup menarik dan juga maskulin,aku yakin ia bukan dari kalangan biasa.
"ya,kenapa"ucapku datar
"aku perlu bantuan,aku akan memberikan imbalan yang cukup besar"ujarnya sambil menghembuskan asap rokoknya.
"menarik,apa yang aku harus lakukan"
Pria asing itu membisikkan sesuatu pada ku,aku mengangguk mengerti apa yang ia mau.
"berapa"
"sepuluh juta uang mukanya, sisanya aku akan berikan setelah pekerjaan mu selesai"ujarnya sambil melempar sebuah amplop coklat tebal.
"kapan aku harus lakukan"ujarku sambil tersenyum simpul.
"secepatnya lebih baik"
"baiklah"
Aku memberikan nomor ku padanya,sesaat itu pria itu pergi meninggalkan aku sendiri,
aku membuka amplop coklat,dan benar saja uang yang banyak ada di sana.
Uang yang mungkin saja aku harus kumpul kan dalam beberapa bulan gaji, sekarang aku dengan mudahnya aku mendapatkan uang sebanyak ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam itu, aku pulang lebih cepat dari biasanya. Amplop coklat itu masih kusimpan erat di dalam tas, seolah-olah aku takut uang itu tiba-tiba menghilang. Rasanya seperti membawa rahasia besar yang bisa mengubah hidupku… atau menghancurkan hidup seseorang.
Begitu sampai di kamar, aku langsung melempar tubuhku ke kasur. Lampu kamar redup, hanya sinar dari luar jendela yang menerobos masuk. Suasana seperti ini biasanya membuatku tenang, tapi tidak malam ini.
Detak jantungku masih belum stabil.
Rey… Rey lagi. Semua orang selalu membicarakan dia. Semua orang selalu melihat dia.
Aku menggigit bibir bawahku, menahan rasa kesal yang kembali menyeruak.
Ponselku bergetar.
Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal:
> “Besok malam. Cafe tempat Rey biasa bekerja. Aku akan mengirim detailnya.”
Aku menelan ludah. Jadi secepat itu.
Aku berdiri dan menyalakan lampu meja rias. Di kaca, terlihat refleksi diriku sendiri—wajah lelah, rambut sedikit berantakan, tapi mataku… mataku berbeda.
Ada sesuatu yang baru.
Sesuatu yang gelap.
Sesuatu yang berbahaya.
Aku membuka laci dan mengeluarkan lipstik merah yang jarang kupakai. Aku oleskan perlahan, memperhatikan bagaimana warna itu membuat wajahku tampak lebih tajam, lebih percaya diri, lebih… mematikan.
“Rey,” gumamku pelan.
“Lihat saja. Sekarang giliranku.”
Ponselku kembali berbunyi. Pesan kedua masuk:
> “Pastikan Rey berada sendirian. Sisanya biar aku yang urus.”
Tangan kiriku sedikit gemetar. Bukan karena takut… tapi karena antisipasi.
Uang itu, kesempatan itu, semua sudah ada di depan mata.
Aku memejamkan mata sejenak, menghirup napas panjang.
Besok malam hidup seseorang akan berubah—entah hidup Rey,
atau hidupku sendiri.
Dan aku siap mengambil risiko itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam itu aku mencampurkan sebuah cairan yang di berikan pria misterius itu ke dalam gelas milik Rey,
Setelah itu aku bisa pergi meninggalkan Rey sendiri,pria asing itu akan memantau Rey dari kejauhan.
"Rey,aku pulang dulu ya"ujarku gugup
"ya,baiklah,hati hati terima kasih untuk hari ini"
Tapi jujur saja dari lubuk hatiku yang paling dalam,aku tak mau kalau sampai Rey meninggal dunia akibat cairan yang entah apa aku benar-benar tidak tahu.
Sesekali aku menolehkan wajahku ke belakang,untuk memastikan bahwa Rey meminum air yang sudah aku campur dengan obat itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
POV REY
Malam ini aku sedikit terlambat untuk pulang,aku tersenyum melihat lita yang begitu perhatian terhadapku dengan memberi aku minuman dingin.
Aku meneguk minuman yang lita berikan, rasanya enak sekali.
Tapi tiba-tiba.....
Aku merasakan pusing seketika, dunia menjadi gelap dan aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku.
Pagi harinya.....
Aku terkejut saat terbangun di sofa kedai,aku merasakan sakit di bagian selangkangan ku,betapa terkejutnya aku saat melihat aku tak memakai sehelai benangpun,ku lihat bercak darah ada di sofa, cairan kental yang mengalir dan terasa lengket di pahaku.
Seketika itu aku menjerit keras.
Apa yang terjadi padaku,bergegas aku punguti semua pakaian yang tercecer di lantai.
Aku berlari menuju apartemen ku,aku menangis sejadi jadinya.
Apa yang harus aku katakan pada Rio,aku begitu kotor,aku tak tahu siapa yang tega berbuat seperti ini padaku.
Setelah kejadian itu aku hanya mengurung diri di kamar,aku tak melakukan apapun,aku tak tahu harus berbuat apa,harus bicara apa dengan Rio.
Tok tok tok
Aku segera membuka pintu apartemen,Luna tampak di sana,dengan langkah gontai aku mempersilahkannya masuk.
"ada apa Rey, beberapa hari ini kamu tak ke kedai"
Air mataku jatuh begitu saja,aku tak sanggup bicara apapun saat ini.
Luna lalu memelukku erat,seakan merasakan apa yang aku rasakan,luka yang begitu dalam tapi tak bisa aku ungkapkan pada siapa pun.
Luna memberikan aku segelas air,dengan bergetar aku meminumnya.
"ayo kita ke rumah sakit,kau nampak tak sehat"
Aku menggelengkan kepalaku,aku menarik nafas dalam-dalam,aku mencoba menenangkan diriku sendiri.
"terima kasih kamu sudah perduli padaku"
"ceritakan lah apa yang terjadi pada mu jika kamu sudah siap Rey"ucap Luna dengan lembut.
"baik"ujarku
Luna memasak bubur untukku,ia dengan telaten menyuapi ku.
POV LITA
Akhirnya aku menerima uang dari pria misterius itu,tugasku cukup gampang hanya memberikan minuman yang di campur tetesan cairan aku mendapatkan banyak uang.
Aku memandangi uang yang ku dapat dengan mata berbinar,aku bisa membeli semuanya,bagiku uang ini cukup banyak.
"lita,mari kita jenguk Rey,mungkin dia sakit beberapa hari ini rey tak terlihat di kedai"
"malas sekali,aku mau belanja"ujarku sambil mengecup amplop coklat yang ku pegang.
"Apa itu lita"
"jangan terlalu ikut campur dengan hidup ku"ujarku ketus,Luna berlalu pergi meninggalkan aku.
Aku hanya tertawa sinis melihatnya,jika ada yang perlu aku bantu untuk menghancurkan Rey,asal imbalannya setimpal dengan pekerjaannya,aku siap dengan segala resikonya.
Uang dan kehancuran Rey benar-benar membuat aku bahagia.
Aku berjalan menuju mall terdekat,aku berbelanja semua barang yang aku impikan, barang yang dulu aku tak bisa beli.
Kini uang sudah di tanganku, apapun yang aku inginkan dengan mudah aku dapatkan.