NovelToon NovelToon
Istri Kesayangan Si Tuan Lumpuh

Istri Kesayangan Si Tuan Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.4
Nama Author: Vie Alfredo

James, adalah anak tertua dari keluarga Yomana, Keluarga itu adalah keluarga kaya raya. James adalah pewaris sah keluarga itu, namun posisinya digantikan oleh adik tirinya setelah dia mengalami kecelakaan dasyat yang membuat kedua kakinya lumpuh.

Semenjak James lumpuh dia sangat menyendiri, meski dia lumpuh dia masih diberikan kehidupan luar biasa oleh ayahnya.

Namun James sangat temperamental karena kondisinya, sudah 5 tahun James duduk di kursi roda. James sudah 3 kali menikah dan 3 kali bercerai.

Ibu tirinya yang mencarikan istri, namun semua pilihan ibu tirinya hanya bertahan tidak lebih dari 3 bulan saja.

Sampai pada akhirnya Ayah James yang mencarikan istri untuk James sendiri, James dinikahkan dengan anak seorang petani, orang tuanya menjual anaknya pada keluarga Yomana, karena ingin hidup lebih baik.

Gadis itu bernama Bulan, dia anak yang manis, lucu dan tidak membosankan.

Apakah pernikahan mereka akan bertahan lama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Hubungan yang Rusak

Keesokan paginya.

Bulan masih riwuh menyiapkan sarapan.

Rio datang dengan Lindam, dan segera duduk lalu menyantap makanan begitu saja, padahal James dan abang-abang yang lain masih siap-siap.

Bulan langsung memukul kepala Rio dengan centong sayur.

" Ah, panas kak!" keluh Rio.

" Biar otakmu benar!" tegas Bulan kesal.

" Otakku tidak ada masalah, jika kau pukul pasti geser!" ujar Rio.

"Otak benar tapi tidak bisa sopan, apakah aku mengijinkan kau makan?" ujar Bulan.

" Tapi kan, aku juga terhitung bagian dari makanan ini." ujar Rio.

" Hais, kalian ini ribut muluk!" ujar James yang keluar dari kamar.

Rio dan Bulan serempak mengadu pada James. Tentu saja James membela istrinya dari pada Rio.

" Abang jahat sekali, kenapa hanya membela kakak ipar!" protes Rio.

James tidak memperdulikan Rio, James terlihat fokus pada Bulan yang melayaninya untuk sarapan.

"Tuan, sebaiknya kau makan dengan baik lalu kita pergi bekerja!" ujar Lindam.

Rio pun segera duduk dan makan, seperti biasa Bulan akan berangkat lebih dulu dengan Sanny karena dia mengambil jam tambahan pagi dan malam.

Bukan berusaha keras untuk bisa menyembuhkan kaki suaminya lagi.

Ketika James dan Rio keluar untuk berangkat rupanya Lala dan juga Rumiya sudah ada di depan pintu dengan wajah yang sudah murka.

" Ibu ..." Rio terkejut padahal tadi ibunya sedang keluar.

Sudah pasti Rumiya yang melaporkan pada ibunya.

Lala mendekati James, lalu menampar James dengan keras.

Suara itu terdengar nyaring di telinga Rio.

Rio langsung mendorong ibunya, dan melihat wajah abangnya yang sudah merah membentuk tangan ibunya.

" Apa kau sudah gila Ibu?" Rio terlihat marah.

" Tuan muda, Nyonya adalah Ibu yang melahirkan anda, bagaimana bisa anda begitu kasar padanya?" ujar Rumiya.

Terdengar suara tamparan keras, yang membuat Lala terkejut.

" Baik, aku tidak boleh kasar dengan Ibu yang sudah melahirkanku, tapi aku boleh kasar denganmu karena kau bukan ibuku!, benar begini?" Bentak Rio di depan Rumiya yang memegangi wajahnya yang perih karena tamparan kuat Rio.

"Rio ... " Lala tak menyangka putranya begitu mengerikan.

"Ibu, tolonglah ... Jangan mengganggu Abang James lagi!" tegas Rio.

" Rio, Ibu melakukan ini untukmu Nak!" Lala terlihat menyedihkan karena putranya tidak menurut lagi.

" Cukup, berhentilah mengatakan hal yang membuatku muak, pergi dari hadapanku, aku tidak mau berbicara denganmu lagi!" Rio benar - benar hilang kesabaran.

" Nyonya, saat ini Tuan muda, sedang tidak baik, tolong sebaiknya Nyonya kembali pulang dulu!" ujar Lindam.

Lala dan Rumiya pun segera pergi dari kediaman James, tentu saja Lala marah karena putranya terlalu dekat dengan James, tidak pernah pulang ke rumah, tidak pernah berbicara lagi padanya, Lala merasa kehilangan seorang anak.

Tapi sekarang hubungannya dengan Rio benar - benar sudah rusak.

Setelah kepergian Lala dan Rumiya, Rio langsung berlutut di hadapan James.

" Abang, pukullah aku dengan keras, kalau bisa lebih keras dari pukulan ibuku!" pinta Rio pada James.

James mengusap pipi Rio dengan lembut, mana tega James memukul anak nakal di depannya itu.

" Sudahlah, wajahku juga tidak cacat, kecuali jika nanti istriku tidak mengenaliku lagi, maka aku juga akan membuat ibumu menjadi lebih buruk dari monyet!" Ujar James tersenyum.

" Pfffft ... " Rio tak bisa menahan tawa.

" Berangkatlah bekerja, aku serahkan urusan perusahaan padamu hari ini, aku ingin istirahat!" ujar James mengusap kepala Rio, merusak tatanan rambut yang sudah rapi menjadi berantakan lagi.

" Abang, pometku sudah habis, ini sudah 2 jam aku menatanya!" Rio menahan tangan James agar tidak merusak rambutnya.

" Pakai putih telur pasti lemes lagi!" ujar James.

" Sesat!, huh aku kerja dulu!" Rio pun segera pergi dengan Lindam.

Betran segera mengoleskan salep pada wajah James.

" Betran, apakah sudah ada titik temu lain?" tanya James.

" Tentang Lala ya?" tanya balik Betran.

" Benar, ... " Rupanya James hilang kesabaran untuk mengungkap semua kejahatan Lala.

" Saya akan berusaha lagi!" ujar Betran.

" Apakah orang - orang yang menjadi kaki tangan Lala di perusahaan sudah bergerak?" tanya James.

" Sementara belum, karena CEO nya kan masih Tuan Rio, mereka tidak akan bisa melawan tuan Rio!" ujar Betran.

" Memang mau ganti siapa?" tanya James.

" Orang - orang lama, tentu ingin anda kembali menjabat lagi sebagai CEO!" ujar Betran.

" Karena belum bergerak ya sudah fokus dulu ke Lala, untuk urusan keluarga Bulan, pelan-pelan saja, kita urus yang ini dulu!" pinta James.

" Baik Tuan." ujar Betran mengerti.

Sementara Sanny menemui Ibunya.

" Nak, Sanny kau kembali?" ujar Rudy melihat putranya kembali terlihat senang.

" Ayah di mana ibu?" tanya Sanny.

" Biasalah, sedang menagih hutang orang - orang, ibumu sekarang menjadi rentenir!" jawab Rudy.

" Ayah, bolehkah Sanny bertanya sesuatu?" ujar Sanny.

" Tentang apa Nak?" tanya Rudi, sambil mengernyitkan dahinya.

" Siapa diantara Lena dan Bulan itu saudara kandungku?" tanya Sanny.

Rudy terkejut dengan pertanyaan putranya.

" Tolong beritahu kebenarannya pada Sanny Ayah." ujar Sanny ingin tahu.

" Keduanya saudaramu Sanny!" jawab Rudy.

" Ayah apa kau tidak lelah berbohong?" tanya Sanny lagi.

"Siapa yang berbohong?" sahut Ririn yang sudah tiba.

Rudy segera pergi masuk ke dalam kamarnya.

Sanny tidak mendesak ayahnya, karena ada ibunya.

" Kau sudah bawa uangnya?" tanya Ririn langsung.

" Ya. " jawab Sanny.

" Berapa?" tanya Ririn melirik ke cek yang di bawa Sanny.

Sanny segera menyerahkan uang itu pada ibunya.

" Mulai hari ini jangan datang padaku atau pada Bulan lagi, kami sudah bukan dari bagian kalian!" Sanny segera pergi dari tempat tinggal Ririn.

Ririn terlihat senang melihat nilai uang di cek itu sebesar 300 juta, uangnya bertambah lagi.

Rudy keluar dari kamarnya.

" Apa kau sangat puas memanfaatkan anak-anakmu?" tanya Rudy.

" Sudah seharusnya, selama ini aku sudah susah payah membesarkannya, sudah waktunya aku tidak susah lagi, jangan salahkan aku salahkan saja kau yang tidak becus menjadi kepala keluarga!" ujar Ririn.

" Hem, kalau begitu kita bercerai saja Riri, aku akan kembali ke kampung!" ujar Rudy.

"Kau urus saja sendiri, aku mau terima jadi!" ujar Ririn pergi setelah mendapatkan cek.

Rudy hanya bisa mengelus dadanya, bagaimana bisa Istrinya berubah menjadi seperti itu, sangat kejam sekali.

Rudy pun mengemasi barang-barangnya, dia hanya memiliki beberapa helai pakaian lusuh yang dia bawa dari kampung.

Dia berniat untuk berjalan kaki karena tidak memiliki uang sepeserpun. Selama ini dia memang hanya bisa menumpang hidup dengan isterinya.

Pria tidak memiliki uang itu memang tidak memiliki harga diri.

Rudy pun berjalan keluar dari halaman rumah milik istrinya. Keluarganya sudah tidak utuh lagi apa yang bisa dipertahankan oleh Rudy, harga diri saja tidak punya.

" Ayah ..."

Rupanya Sanny dan Bulan sudah menunggu di samping kediaman istrinya.

Rudy merasa malu pada dirinya, apalagi melihat Bulan, saat itu Rudy tak membelanya saat akan dinikahkan.

" Jangan panggil aku Ayah!" Ruddy menangis sesenggukan karena panggilan itu tak pantas menjadi gelarnya.

1
Wirda Lubis
lanjut
Wirda Lubis
lanjut.
Wirda Lubis
lanjut
Wirda Lubis
lanjut.
Wirda Lubis
lanjut
Wirda Lubis
mengapa si Sanny ada penyakit serius
Wirda Lubis
lanjut
Wirda Lubis
hati hati Sanny si Wira dan Erik niat jahat
Wirda Lubis
lanjut.
Wirda Lubis
lanjut
Wirda Lubis
kasihan ibu celsih
Wirda Lubis
semoga chelse mau menerima kekurangan betran
Wirda Lubis
lanjut.
Wirda Lubis
lanjut
Wirda Lubis
lanjut.
Wirda Lubis
lanjut
Wirda Lubis
lanjut.
Wirda Lubis
lanjut
Wirda Lubis
lanjut.
Wirda Lubis
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!