Istri Kesayangan Si Tuan Lumpuh
"Tapi, Bulan ingin kuliah Bu." ujar Bulan.
"Kuliah apa?, sekarang ada orang yang ingin meminangmu, kau harus mau!" Tegas Ririn tidak mau tahu lagi.
Ririn sudah capek hidup miskin dan banyak hutang, anak pertamanya menjadi penjudi dan pemabuk, anak keduanya malah melacur dan lupa dengan keluarga.
Kini hanya tersisa Bulan, yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas
Bulan sempat hampir putus sekolah karena kakaknya masuk penjara. Orang tuannya menjual semua barang berharga untuk menebus kakaknya dari penjara. Namun setelah keluar bukannya tobat malah mengulangi terus hal yang sama. Sampai akhirnya Bulan harus bekerja sepulang sekolah sebagai buruh cuci.
Bulan adalah anak yang rajin, dia tidak mudah menyerah, dia bekerja keras agar tidak putus sekolah. Ayah ibunya adalah tuna aksara, dia tidak ingin seperti kedua kakaknya. Makanya dia berusaha keras untuk masa depannya, berharap bisa mengangkat derajat orang tuanya.
Padahal dulu kakaknya sangat menyayangi keluarga dan patuh, dia berubah menjadi tidak beraturan karena putus cinta, menjadi gila-gilaan dalam merusak diri dan menjadi beban keluarga.
Bulan sangat dilema setelah mendengar permintaan orang tuanya.
Saat itu Ririn sedang menjual hasil panen suaminya pada pengepul, tidak sengaja dia mendengar jika ada keluarga kaya yang ingin mencari menantu perempuan.
"Siapa Bu?" Ririn langsung mencaritahu pada orang yang sedang bergosip - gosip itu.
"Bu, anak Ibu kan cantik-cantik, coba Ibu tanya sana sama Bang Jono itu, kalau mau besan kaya." tunjuk ibu-ibu pada seorang pria memakai jas hitam sangat rapi dan terlihat elegan.
Ririn segera menghampiri Jono yang sedang melihat-lihat pemandangan sekitar.
"Maaf Tuan, saya dengar Anda cari menantu?" tanya Ririn.
Pria bernama Jono itu langsung mengeluarkan lembaran syarat pada Ririn, tapi Ririn buta huruf, tidak tahu apa yang tertulis di sana.
"Pak, anak saya cantik-cantik apa syarat ini boleh saya bawa pulang?" tanya Ririn pada Jono.
Meskipun Ririn sudah berumur tapi dia terlihat sangat cantik, hanya saja memang kurang terawat, Jono berpikir mungkin benar Ririn memiliki anak yang cantik.
"Tapi syaratnya nggak cuma cantik aja Bu." Ujar Jono.
"Jujur saja Tuan, saya buta aksara bisakah anda memberitahu apa saja syaratnya?" Ririn mengatakan dengan jujur bahwa dia tidak bisa membaca.
Jono pun tersenyum kecil, lalu memberitahu jika syaratnya adalah sudah cukup umur untuk menikah, tidak cacat, pendidikan terakhir minimal SMA dan wanita baik-baik.
"Kalau begitu, Tuan tolong ikut ke rumah saya, lihatlah anak saya apakah masuk kriteria yang Anda cari." ujar Ririn.
Jono pun mengangguk mengikuti Ririn pulang ke rumah. Saat sampai di depan rumah. Jono melihat seorang gadis manis sedang menyapu halaman sambil bersenandung ria. Saat melihat ibunya pulang gadis itu langsung membantu ibunya membawa bawaannya masuk tanpa di suruh.
Bulan membungkuk memberi hormat pada Jono lalu segera masuk membuat minuman untuk Jono dan menyajikannya dengan santun.
Lalu Bulan kembali masuk ke kamarnya.
"Anak Ibu cantik, apa pendidikan terakhirnya?" tanya Jono.
"Baru lulus SMA ini Tuan, niatnya mau kuliah tapi tidak ada biaya." ujar Ririn.
Jono pun meminta foto Bulan untuk ditunjukkan pada Tuan besarnya nanti. Ririn pun dengan senang hati memberikan foto tercantik anaknya.
Setelah banyak berbincang dan mendapatkan banyak informasi akhirnya Jono pamit. Jika nanti tuannya cocok maka dia akan datang bersama tuannya ke kediaman Ririn.
Jono pun tiba di kediaman Yomana dan segera menemui tuan besarnya.
"Tuan, apa anda sedang sibuk? " tanya Jono.
"Tidak, ada apa?" Tanya Matriks ayah James.
Jono pun melaporkan tentang Bulan pada Matriks sambil memperlihatkan foto Bulan.
Dan menceritakan semua tentang Bulan pada Matriks.
"Anak ini cukup baik, besok kita akan menemuinya." ujar Matriks.
Keesokan harinya benar mereka datang ke kediaman keluarga Bulan.
Matriks pun langsung mengatakan niatnya untuk meminang Bulan untuk putranya.
"Anak saya mau kok Tuan!" Ujar Ririn penuh dengan semangat.
"Tapi, Bulan ingin kuliah Bu." sahut Bulan.
"Kuliah apa?, sekarang ada orang yang ingin meminangmu, kau harus mau!" Tegas Ririn tidak mau tahu lagi.
"Tuan, ini sangat mendadak, tolong beri waktu pada kami untuk membicarakan lagi, apa boleh?" tanya Rudy.
"Baiklah, aku akan meninggalkan uang muka 100 juta ini untuk kalian, jika anak kalian setuju hubungi Jono." tegas Matriks.
Matriks dan Jono pun segera pamit dan pulang.
Ririn terus menekan putrinya agar menyetujui untuk menikah dengan keluarga kaya yang tidak tahu dari mana itu, bahkan Ririn juga tidak tahu menantunya seperti apa, dia sudah gelap mata melihat uang begitu banyak.
"Ayah, Bulan tidak mau menikah." ujar Bulan.
Bulan meminta pembelaan dari ayahnya, namun ayahnya malah pergi masuk ke kamar.
"Bulan, kau harus mau menikahi keluarga kaya itu, biarkan kami sekeluarga terbebas dari hutang, ibu sudah lelah di kejar-kejar terus oleh penagih hutang." Ririn segera mengambil uang di meja dan membawanya masuk ke kamar.
Ririn sangat bahagia melihat tumpukan uang yang tidak pernah dilihatnya.
"Apa kau benar-benar tega?" tanya Rudy.
"Sudah kewajibannya berbakti pada orang tua." ujar Ririn segera menyimpan uangnya dengan aman.
Rudy tidak bisa mencegah istrinya untuk menjual Bulan pada orang kaya itu, karena memang hidup mereka sudah sangat susah dan penuh dengan hinaan dari saudara mereka karena miskin dan merepotkan, kedua anaknya sudah membuat malu, jika Bulan menikah dengan orang kaya itu mungkin bisa membuat orang-orang tidak meremehkan dan menghina keluarganya.
Bulan menangis di kamarnya, karena sebenarnya Bulan sudah memiliki kekasih bernama Paul, padahal mereka baru 3 hari jadian dan besok adalah kencan pertama mereka.
...****************...
Keesokan harinya.
Paul dan Bulan janjian bertemu di sebuah tempat makan.
"Bang Paul, maaf membuat Abang menunggu lama." ujar Bulan.
"Ada apa denganmu?, apa kau baru menangis?" Paul sangat khawatir pada kekasihnya.
Bulan langsung menangis sesenggukan di hadapan Paul, Bulan sudah menahannya namun tidak bisa.
"Okey, kau menangislah dulu." Paul memberikan waktu untuk Bulan menangis lalu menenangkan dirinya.
Setelah agak tenang Bulan menceritakan semuanya pada Paul sambil menangis, Paul tentu sangat terkejut dengan apa yang terjadi pada keluarga Bulan.
"Apa boleh aku melunasi hutang keluargamu Bulan?, aku sungguh mencintaimu, meskipun aku tidak sekaya keluarga itu aku akan berusaha membebaskanmu dari desakan orang tuamu." ujar Paul.
Paul juga merasa galau, dia sudah menyukai Bulan cukup lama dan menunggunya lulus baru berani menyatakan perasaannya. Baru mereka saling mengungkapkan perasaannya, tiba-tiba ada masalah seperti ini.
"Bang, kita putus saja ya, maafkan Bulan." Bulan segera berdiri dan berlari pergi meninggalkan Paul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Nurmiati Aruan
aq mampir dulu ya akak
2024-06-04
0
Liiesa Sariie
awal yg menarik 😊
2024-06-03
0
Moms Aprilia
𝚜𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚕 𝚔𝚊𝚔... 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚗𝚒𝚑
2024-05-29
0