Brakkk..!!
Suara sesuatu yang bertabrakan.
Ternyata Soraya tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan membawa barang didepan nya.
"Maaf, maaf saya tidak sengaja" Ucap Soraya pada seorang pemuda yang tadi ditabrak nya.
"Makanya, kalau tidak bisa bawa motor, lebih baik tidak usah! Lihat, barang-barang saya jadi rusak kan" Jawab Danu sang pemuda.
"Saya kan, sudah minta maaf. Sini biar saya bantu" Ucap Soraya, menawarkan membantu memunguti barang-barang yang berceceran.
"Tidak usah, saya bisa sendiri" Jawab Danu. Sambil mengumpulkan barangnya yang sebagian sudah tidak berbentuk lagi.
Apa mungkin mereka bisa bertemu lagi dan berjodoh???
Atau memang mereka tidak akan bertemu???
Bagaimana kelanjutan kisahnya... Yuk ikuti terus kisah nya Danu dan Soraya .....
Jangan lupa pollow juga akun Author ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikah syarif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belajar berjalan
Benar saja Danu membantu Soraya untuk bisa berjalan kembali dengan perlahan-lahan Danu menuntun nya.
"Bagaimana? Masih terasa sakit?" tanya Danu.
"Lumayan, tapi masih bisa" jawab Soraya sambil mencobanya kembali.
"Jangan dipaksakan, pelan-pelan saja. Aku akan selalu membantumu" ucap Danu.
"Iya Mas, makasih" ucap Soraya pada Danu yang sedang memeluknya dari belakang.
"Emm, Mas. Kakiku pegal" jelas Soraya pada Danu yang masih diam memeluknya.
"Maaf, aku tidak bermaksud" jawab Danu sambil mengangkat Soraya menuju ranjang.
"Apa terasa sangat sakit?" tanya Danu merasa bersalah.
"Tidak Mas, hanya sedikit ngilu saja. Tapi sekarang sudah tidak" jawab Soraya sambil tersenyum.
"Aku panggilkan dokter ya supaya memeriksa kamu? " tanya Danu lagi.
"Tidak usah Mas, aku tidak apa-apa" jawabnya lagi.
"Baiklah. Tapi jika merasakan sakit atau apa bilang padaku" ucap Danu sambil menggenggam tangan Soraya lalu mengusapnya.
Soraya mengangguk setuju dan juga tersenyum, Danu sangat menyukai senyuman Soraya yang begitu menenangkan untuknya.
"Mas, jika kamu menginginkan nya bilang saja. Insya Allah aku siap, aku tidak mau berdosa karena tidak melayani suami dengan baik" ucap Soraya sambil menatap wajah Danu.
"Tapi kamu sedang sakit. Aku tidak mungkin menyakitimu lagi, jadi jangan merasa terbebani dengan semua itu. Aku ikhlas menerimanya" jawab Danu sambil membelai pipi Soraya dengan sangat lembut.
"Tapi... belum sempat melanjutkan ucapannya. Danu lebih dulu membungkam dengan bibirnya, Danu menempelkan bibirnya pada bibir ranum Soraya.
'Ini aneh, rasanya sangat manis dan membuat ku tidak mau berhenti. Ini membuatku menjadi ketagihan dan membuatku candu' ucapnya dalam hati. Sambil melumaatt bibir Soraya semakin dalam.
Soraya memejamkan matanya dan mencoba membalasnya, bagi Danu terasa kaku. Mungkin ini adalah yang pertama bagi Soraya, Danu lalu melumaatt nya bergantian atas dan bawah. Danu sedikit menggigit bibir Soraya supaya membuka mulutnya.
Danu tidak tinggal diam, setelah Soraya membuka mulutnya Danu menelusupkan lidahnya. Mengabsen semuanya, lalu mereka menyudahi karena mereka hampir kehabisan nafas.
"Maaf" ucap Danu sambil membersihkan bibir Soraya yang basah akibat ulahnya.
Soraya hanya menundukkan wajahnya menahan malu. Ini adalah pengalaman pertamanya, dia menjadi canggung.
Danu ingin beranjak dari duduknya menuju bathroom, dia ingin menenangkan adik kecilnya dulu yang sudah berontak didalam sana.
Soraya yang masih malu selalu meraba bibirnya yang terasa bengkak. Dia menjadi senyum-senyum sendiri, dia sekarang bisa merasakan bagaimana rasanya berciumann.
Biasanya dia hanya mendengarnya dari Rina yang selalu pamer jika dia habis ini lah habis itu lah dengan kekasihnya. Tapi sekarang malah ditinggal tunangan oleh kekasihnya.
Sebenarnya Soraya merasa kasihan pada Rina, dia ingin menghiburnya. Tapi sekarang dia jauh dari sahabatnya, Soraya hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk sahabatnya.
Tak lama kemudian Danu sudah keluar dengan tampilan yang segar, sepertinya dia habis mandi. Danu hanya menggunakan handuk sebatas pinggangnya.
Soraya begitu terhipnotis dengan penampilan Danu, walau tidak besar tapi otot-ototnya sangat terlihat deretan roti sobek yang tertata rapi diperutnya.
Apa lagi rambutnya yang masih basah meneteskan airnya melewati dada bidangnya. Sangat terlihat sexy dimata Soraya.
"Kamu kenapa?" tanpa rasa bersalah Danu bertanya dan mendekatinya.
"A... Aku... Aku tidak apa-apa" ucap Soraya gugup sambil mengalihkan pandangan nya kearah lain.
"Bukankah sejak tadi kamu melihatku?" tanya Danu lagi sambil terus mendekat.
"Tidak, aku tidak melihat apa-apa" ucap Soraya semakin gelagapan.
"Jika diajak bicara tatap orangnya, bukan malah mengalihkan pandangan" ucap Danu sambil memegang dagu Soraya supaya mendongak menatapnya.
"Kenapa?" tanya Danu.
Soraya memejamkan matanya beberapa detik lalu memandang wajah Danu yang sangat tampan.
Tangan Soraya terangkat ingin menyentuh wajah Danu yang sedang menatapnya. Tangan Soraya menyentuh satu persatu wajah Danu dan berakhir mendarat diatas bibir Danu yang tadi sudah dia rasakan.
Danu memejamkan matanya, merasakan sentuhan lembut dari tangan Soraya. Danu menangkap tangan Soraya yang akan turun dari wajahnya. Lalu Danu melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.
.
Rina sedang disibukkan dengan pekerjaan nya. Apa lagi nanti malam ada kelas tambahan untuk mempersiapkan menjelang skripsi.
Seperti biasa Rina akan berdua dengan Lulu, mereka berdua selalu bersama-sama.
"Lu, kamu nggak cape apa setiap hari kerja terus tidak mengambil libur seharipun?" tanya Rina sambil memakan makan siang nya.
"Aku sedang butuh banyak uang Rin, kamu kan tau kalau adik aku sebentar lagi ujian. Jadi harus ada uang untuk membayarnya. Aku nggak mau dia sampai ikut kerja juga sama kayak aku, cukup aku saja. Lagi pula kan jika hari minggu hanya setengah hari saja Rin, jadi sisanya aku bisa istirahat" jawab Lulu panjang lebar.
"Iya sih, tapi kamu harus jaga kesehatan kamu juga Lu. Jangan sampe kamu sakit karena tidak bisa mengatur waktu kerja dan istirahat kamu" ucap Rina memperingati sahabat baiknya.
"Aku juga sama, aku sedang banyak banget tugas dari kampus. Sampai-sampai aku selalu lembur untuk mengerjakan semuanya" lanjutnya lagi.
"Seharusnya kata-kata itu cocok buat kamu, bukan buat aku. Apa lagi kamu sekarang tinggal sendiri dikosan, jangan sampe kamu sakit" ucap Lulu memperingati Rina.
"Iya, iya..." jawab Rina sambil mengerucutkan bibirnya.
"Masya Allah itu bibir, pengen aku karetin deh" ucap Lulu yang melihat bibir Rina yang monyong.
Mereka berdua makan siang bersama dengan diiringi canda tawa. Berbeda dengan yang ada disebelahnya yang suka membuat masalah.
"Eh, kalian tau nggak jika sebentar lagi akan ada kariawan baru loh" ucap Silvia.
"Iya, katanya laki-laki. Dia juga datang dari kota" sambung Siva.
"Katanya lagi, dia itu bukanlah asli warga Indo, tapi dia itu blasteran" timpal Sinta.
"Beneran? Kalian tau dari mana? Jangan asal bicara, nanti yang ada malah bikin gosip saja" ucap salah satu orang yang duduk satu bangku dengan mereka.
"Aku tau dari kepala pabrik langsung. Katanya, dia itu utusan dari klien pemilik pabrik ini" jawab Silvia yang memang mendengar pembicaraan antara kepala pabrik dan bawahannya.
"Terus dari mana kalian tau jika itu laki-laki? Bukankah belum pasti?" tanya yang satunya lagi.
"Ya tau lah. Emang nya yang ditugaskan untuk digudang ada yang wanita apa? Kadang-kadang kalian ini aneh" ucap Siva sambil menoyor kepala wanita yang tadi bicara, sebut saja namanya Nina.
"Biasa aja kali, nggak usah peke noyor kepala juga. Kamu kira ini kepala ayam apa" ucap Nina merasa direndahkan oleh mereka.
"Habisnya kamu itu punya otaak dipake, jangan ditaro dirumah" jawab Sinta sambil terbahak menertawakan ucapan Nina.
"Salah aku bergabung dengan kalian" ucap Nina sambil beranjak dari duduknya menuju bangku lain.
"Seharusnya kalian jangan seperti itu, kasihan Nina. Dia juga teman kita" ucap salah satu temannya Nina.
"Hello, kamu bilang kita? Hahaha, enak saja. Kamu saja kali" jawab Silvia sambil tertawa bersama dengan Sinta dan Siva.
"Kalian berdua memang keterlaluan, tega-teganya ngomong kayak gitu" ucap seorang temannya lagi yang bernama Kinan.
Kinan beranjak dari duduknya juga, dia menghampiri Nina yang berada tidak jauh dari mereka.
"Makanya, kalo cari teman itu jangan yang suka merendahkan seseorang. Jadinya sakit hati kan" ucap Rina mengeraskan suaranya memanas-manasi.
"Sudah Rin, kamu jangan ikut campur urusan mahluk halus" ucap Lulu tidak kalah keras.
Rina dibuat menganga mendengar ucapan julid Lulu. Baru kali ini Lulu bicara julid pada orang.
"Ini beneran kamu Lu?" tanya Rina sambil melototkan matanya.
"Iya lah, kamu kira aku sebangsa dengan mereka yang tak kasar mata" jawab Lulu judes.
"Terbaik" ucap Rina sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Silvia dan teman-temannya sangat marah, mereka ingin menghampiri meja Rina dan Lulu jika tidak ada sidak dadakan.