Simon Magnoliet Kent, pria lumpuh yang bernasib buruk dengan penikahannya. Di hari pernikahan dengan sang kekasih, dia yang lumpuh dan tidak bisa bicara aibat kecelakaan yang disebabkan kekasihnya harus menanggung duka karena ditinggal pergi oleh sang kekasih tepat di hari pernikahannya dengan anak dari keluarga Raymond.
Jauh hari mereka sudah membicarkan pernikahan ini. Simon dan Cintia adalah pasangan yang dijodohkan oleh masing-masing pihak keluarga untuk menjalin hubungan kerja sama yang lebih erat.
Pernikahan mereka pun tiba, tetapi seluruh keluarga dibuat terkejut dengan pesan singkat yang cintia tuliskan di kamar mandi pengantin wanita. Dia memilih kabur daripada harus menikah dnegan pria lumpuh dan dia memilih bersama dengan pacarnya yang tampan dan sempurna.
Hidup Simon bak dipermainkan oleh dunia. Pada akhirnya, Laura Khiel Raymond, adik seayah beda ibu yang lahir dari kandungan seoang wanita malam dipilih menjadi tumbal menggantikan Cintia.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Masih Hidup
Malam pun tiba, setelah semua kejadian konyol dan kejutan akhirnya waktu bagi mereka untuk beristirahat dari semua kegiatan melelahkan hari ini .
Para pelayan bernafas lega karena mereka ternyata memiliki seorang nyonya muda yang sangat ramah dan penuh dengan warna seperti Laura.
Bergabung dengan Simon yang penuh dengan kegelapan, semua orang berharap kalau rumah itu akan memiliki banyak warna.
Laura berbaring di atas kasur besar, di dalam kamar mewah nan luas yang ada di rumah itu. Tampaknya kamar itu adalah kamar utama. Tubuh Laura sudah sehat sepenuhnya, dan perutnya kenyang setelah makan malam yang nikmat bersama semua orang.
Simon?
Jangan ditanya, dia berada di ruang kerjanya dan sedang membahas pekerjaan karena seharian dia tidak ke perusahaan.
Sadrakh sendiri kembali ke apartemennya ada pekerjaan yang harus dia lakukan. Sedangkan Diego sudah biasa mengekor ke rumah Simon karena dia tidak punya rumah sendiri. Zayn juga kembali ke rumah sakit setelah memastikan keadaan Laura sudah benar benar baik , itu pun atas perintah Simon.
Gadis itu berbaring , jam menunjukkan pukul 11 malam dan Laura masih belum bisa terlelap. Rasanya sangat tenang dan nyaman. Laura begitu bersyukur karena setelah dia bertemu dengan Simon, dia bisa merasakan hal hal menyenangkan ini.
Jujur saja, hati Laura sedang berbunga bunga saat ini. Semuanya adalah pertama kali baginya, pertama kali punya teman dekat, pertama kali diterima , pertama kali di puji dan banyak hal pertama yang dia rasakan bersama mereka.
Gadis itu menatap ke langit-langit, senyuman di wajahnya tak lekang.
Tiba tiba, air matanya mengalir dari kedua pelupuk matanya. Laura menangis sambil tersenyum , ini kali pertamanya benar benar bebas mengecap yang namanya kebahagiaan.
Selama ini hidup dengan bayang bayang keluarga Raymond yang selalu menyiksanya membuat Laura tak bisa lepas dari kesedihan dan kesepian.
Setiap hari yang dia terima adalah hinaan, caci maki dan ejekan yang tak berhenti dari semua orang yang melihatnya. Hanya pak Mandu yang menjaganya.
Tetapi di rumah ini, statusnya sebagai anak haram seolah tenggelam bersamaan dengan pengaruh suaminya yang besar.
Tak ada yang mengejeknya, dia diterima, dia merasakan bahagia yang pertama kalinya di rumah itu.
Jelas hal ini membuat Laura merasa kalau hidupnya begitu menyenangkan. Sekalipun tidak pernah dianggap tetapi kini di rumah itu dia diterima oleh banyak orang.
Laura menangis penuh haru, dadanya sesak tetapi juga bergejolak seolah dia ingin melompat kesana kemari karena sangat bahagia dengan harinya bersama Simon dan yang lainnya.
“ Aku bahagia, aku akan berbakti padamu tuan, aku pasti akan membuatmu tertawa juga, aku tahu kalau Anda adalah pria yang baik, aku ingin mengembalikan senyum tuan saat tuan masih remaja, sama seperti ketika tuan bersama orang orang yang tuan sayangi,” gumam Laura sambil menatpa layar ponselnya yang berisi wajah Simon muda dan keluarganya.
Laura mendapatkan foto itu dari video yang dia lihat di kamar Simon.
Saat menatap ponselnya, tiba-tiba gadis itu teringat dengan Pak Mandu.
Laura duduk di atas kasur dan langsung mencari nomor Pak Mandu lalu menghubungi pria tua itu.
Beberapa detik Laura menunggu hingga...
" Halo nona Laura, uhuk... uhukk... halo non...." Sapa Pak Mandu dari seberang sana.
Mereka melakukan panggilan video, rasanya Laura sangat merindukan pria itu.
" Wah Bapak masih bangun!? ini sudah jam 11 lewat loh pak, kok belum tidur!? bapak sakit ya!? wajahnya kok pucat, batuknya juga parah, apa bapak kelelahan lagi!??" Laura langsung memberondong pria itu dengan rentetan pertanyaan.
Jelas Laura khawatir dengan keadaan Pak Mandu saat ini. Dia tidak berada di dekat pria itu agar bisa merawatnya seperti yang biasa Laura lakukan.
" Hohohoho.... Nona Laura selalu saja perhatian pada kakek tua ini, Bapak baik baik saja Nona, hanya sedikit flu, biasalah nak faktor Umur heheh... bapak tidak muda lagi, kamu juga belum tidur tuh," celetuk Pak Mandu sambil tertawa.
Laura tersenyum, dia sempat berpikir kalau Pak Mandu dibuat susah oleh keluarga Raymond sampai pria itu sakit.
Jelas Laura takut terjadi sesuatu pada Pak Mandu, orang yang paling dia hormati di rumah Raymond itu.
" Mereka tidak membuat susah Pak Mandu kan? apa mereka mengganggu bapak? " tanya Laura yang menatap pria itu dengan penuh perhatian.
Pak Mandu tersenyum sambil menatap Laura," Tenang nak, Bapak baik baik saja, bagaimana dengan kamu di sana? suami kamu baik kan?" tanya Pak Mandu sambil menyeruput teh hangat yang diberikan seseorang padanya.
"Laura baik Pak, Laura punya banyak teman di sini, meskipun suami Laura agak seram heheheh... tapi Laura yakin dia itu orang baik," ujar gadis itu sambil tersenyum.
"Ahhh syukurlah, Bagaimana dengan dokumen itu, sudah kamu buka?" tanya Pak Mandu.
Laura menggelengkan kepalanya," Laura belum buka, memangnya apa isinya?" tanya Laura.
"Rahasia, tunggu sampai tanggal pada tanggal di dokumen itu tiba, artinya 3 bulan lagi kan, jangan di buka Sekarang," ucap Pak Mandu.
Laura mengangguk paham, sebenarnya dia juga penasaran dengan apa isi dokumen itu dan kenapa harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tapi apa pun itu, karena Pak Mandu memintanya demikian maka dia akan menurut.
Laura dan Pak Mandu berbincang bincang sejenak hingga akhirnya mereka memutus panggilan telepon setelah dirasa cukup.
Laura terlelap dalam selimut tebal di atas sofa karena terlalu mengantuk untuk beranjak ke kasur.
Sementara itu, di rumah Pak Mandu..
" Ayolah Kakek tua, kenapa harus menunggu tanggal pada dokumen, bukankah sekarang juga bisa? keluarga itu harus segera dimusnahkan!" pak Mandu tampak protes pada seorang pria yang jelas lebih tua dari dirinya.
Mereka nampak akrab dan dekat, sepertinya hubungan pertemanan mereka tak lekang di makan usia.
"Mandu Mandu Mandu, kau ini tidak kenal aku ya?! kalau dilakukan sekarang, coba pikirkan bagaiman nasib Laura nanti, bisa saja cucuku yang nakal itu malah melampiaskan semuanya pada Laura!" suaranya yang tegas membuat Pak Mandu mengerutkan wajahnya.
Kakek tua berambut putih, usianya sekitar 80 tahunan, duduk didekat Pak Mandu setelah meletakkan nampan berisi teh hangat untuk sobatnya.
Tuan Besar Kent, kakek dari Simon, orang yang dikira sudah meninggal satu bulan lebih yang lalu ternyata masih hidup, sehat dan kuat sampai sekarang.
Pria yang tubuhnya tetap tegap meski usianya sudah begitu tua, wajahnya berkeriput tapi tak mengurangi kharisma nya, dia adalah tuan besar Kent pendiri Kent Corporation yang sekarang dipimpin oleh Simon.
"Katakan yang jelas Kakek tua!" ketus Pak Mandu sambil menatap jengkel pada pria itu.
Tuan besar Kent tersenyum lembut ke arah Pak Mandu, sahabatnya sejak remaja, perbedaan usia yang cukup mencolok tak mengurangi rasa persahabatan mereka.
" Aku ingin cucuku jatuh cinta dulu pada Laura, tunggu sampai Laura punya benih cinta mereka, sampai saat itu tiba aku akan menyembunyikan diriku, Semua sudah diatur, hanya tinggal menunggu waktu, biarkan mereka jatuh cinta dulu, " ujar Tuan Kent.
Dan masalah pelayan di rumah besar Kent juga adalah ulah tuan Besar Kent. Dia menyeleksi para pelayan yang memang sudah tidak beres. Yang mengetahui dia masih hidup sampai saat ini hanya segelintir orang, Pak Mandu, Malik di kediaman besar Kent dan beberapa orang lain yang dia sangat percayai.
" pffthhh.... bwahhahahaha...... Ternyata si tua Kent ini bisa mengarang hal seperti itu, hahahhaha.... ya ampun Pak tua, kau sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, sampai pelayan pun kau pecat!!!" Pak Mandu tertawa sambil mengejek tuan besar Kent.
Hanya Pak Mandu seorang yang bisa melakukan itu pada tuan besar Kent.
bughhh....
" Dasar perjaka tua, minum obatmu, aku tau kau juga khawatir pada Laura, dasar kakek tua!" ketus Tuan besar Kent setelah memukul bahu Pak Mandu.
"Hahahahhaha..... Menemukan cinta, benih cinta... whahaha... uhuuyyy ternyata si tua ini romantis juga, pantas saja Kak Bella jatuh cinta padamu hahahhahahaha....."
" Diam kau Mandu!!"
"Laura pasti akan sedih jika tahu kau membohonginya tentang keluarga kandungnya!" ucap Tuan Kent.
Seketika Pak Mandu terdiam," haihh kepalaku sakit, aku tidur dulu, ahhh usia ternyata membuat seseorang cepat lelah, Sampai besok Kakek tua!"
"Selalu menghindar jika sudah membicarakan gadis itu, dasar si bodoh ini!"
.
.
.
like, vote dan komen 🤗
