Serena Valerie Adiwijaya merupakan gadis dewasa yang sederhana. Serena bekerja ditengah kota untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dia juga harus membiayai kuliah adiknya.
Suatu hari takdir mempertemukan dia dengan seorang pria tampan yang terkenal sebagai CEO muda yang bernama Arkana Raditya Permana.
Status sosial yang sangat jauh berbeda, serta latar belakang keluarganya yang rumit membuat Serena harus memendam perasaannya. Namun apa jadinya jika Arkan juga mencintai Serena? Apakah mereka akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indahahaha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Menyatakan Perasaan
Saat ini Arkan berada di dalam apartemennya, dia masih memeriksa email yang dikirimkan oleh asistennya.
Malam ini dia berniat untuk mengajak Serena pergi makan malam bersama, dia juga akan menyatakan perasaannya nanti. Tidak perduli dengan penolakan mommynya karena dia mencintai gadis itu.
Saat Arkan sedang membalas email, tiba-tiba ada suara ketukan dari pintu apartemennya. Arkan bangkit dari duduknya, dia menuju pintu. Arkan melihat melalui celah pintu, ternyata mommynya yang datang. Melihat itu Arkan langsung kembali duduk karena tidak ingin membukakan pintu itu, sejujurnya Arkan masih belum ingin berbicara dengan mommynya.
Tok!!tokk!!tokk!!!
"Arkan buka pintunya, mommy tahu kamu pasti di dalam" ucap Gina di balik pintu itu.
Tidak mendapat jawaban dari dalam, Gina akhirnya menyerah. Dia memutuskan untuk pergi dari apartemen itu.
Arkan memejamkan matanya, kemudian dia mengusap wajahnya dengan gusar.
___________
Di dalam perjalanan, Gina mulai memikirkan anaknya yang masih marah padanya. Bagaimana caranya untuk membujuk anaknya itu.
Gina memutuskan untuk mendatangi kantor suaminya. Saat sampai di kantor, Gina langsung menuju ruangan suaminya yang ada di lantai paling atas.
Ceklek!!
Dapat dilihat suaminya masih mengerjakan beberapa pekerjaannya.
Adit menoleh untuk melihat siapa yang datang ke ruangannya itu, "mom kau kesini? Ada apa?" Tanya Adit yang melihat wajah gina masam.
"Tadi mommy ke apartemen Arkan, mommy yakin dia ada disana. Tapi dia tidak membukakan pintunya untuk mommy, apa dia semarah itu pada mommy?" Ucap Gina.
"Mom, Daddy sudah menyampaikan pendapat Daddy mengenai Serena. Daddy berharap mommy juga bisa membuka mata mommy dan menerima Serena. Oke kalau mommy masih belum bisa untuk sekarang, tapi kau bisa melakukannya secara perlahan. Mommy lakukan ini demi kebahagiaan anak kita mom" ucap Adit.
"Mommy masih bingung dad, sekarang aku masih terbawa emosi, jadi tidak bisa berpikir jernih" ucap Gina pada akhirnya.
"Daddy harap, kedepannya mommy bisa merubah pandangan mommy tentang Serena" ucap Adit.
Gina memutuskan untuk kembali pulang ke rumah saja, dia tidak ingin mengganggu suaminya yang sedang bekerja.
_______________
Malam harinya, Arkan bersiap untuk mengajak Serena makan malam. Terlepas dari masalahnya dengan sang mommy, dia sangat senang jika akan bertemu dengan wanita yang dia cintai.
Arkan melajukan mobilnya ke rumah Serena. Sesampainya disana Arkan langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah Serena, dia segera turun dan mengetuk pintu rumah Serena.
Tok!!tokk!!tok!!!
Tidak mendapat jawaban dari dalam, Arkanpun mengetuk pintu rumah Serena lagi. Barulah setelahnya Serena datang membukakan pintu rumahnya.
"Kak Arkan" gumam Serena saat melihat siapa yang datang ke rumahnya malam ini.
Arkan dapat melihat mata serena yang sembab, sepertinya wanita itu tengah menangis.
"Maaf ada apa anda datang kemari tuan?" Tanya Serena sembari menunduk, wanita itu menyembunyikan wajahnya yang sembab.
Arkan yang mendengarnya merasa aneh, mengapa Serena memanggilnya dengan sebutan tuan lagi, padahal biasanya Serena memanggilnya dengan sebutan kakak.
"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Arkan
"Tidak ada, untuk apa tuan kemari?" Tanya Serena lagi.
Tapi Arkan hanya diam, dia malah memegang dagu Serena dan mendongakannya.
"Kau menangis?" Tanya Arkan. Mata serena sembab karena sedari tadi dia menangis, dia sedih dengan perkataan Gina, dan dia juga malu karena sudah membuat kekacauan di tempat kerjanya.
Serena menepis tangan Arkan dan menundukkan kepalannya lagi, "kalau tidak ada yang ingin anda bicarakan, sebaiknya ada pergi saja" ucap Serena yang hendak menutup pintunya, tapi Arkan menahannya.
"Ada apa denganmu serena? Mengapa kau menjadi berubah seperti ini?" Tanya Arkan lagi.
"Tidak ada, sudahlah tuan lebih baik anda pergi saja" ucap Serena.
"Tidak, jawab pertanyaanku Serena. Apakah ada yang menyakitimu?" Tanya Arkan. Sekarang dia mulai curiga bahwa ada seseorang yang melakukan sesuatu pada Serena sehingga Serena menjadi berubah padanya.
Arkan teringat sesuatu tentang mommynya, sekarang kecurigaan Arkan mengarah kesana. "Apakah mommy melakukan sesuatu padamu?" Tanya Arkan sambil memegang pipi Serena.
Serena yang diperlakukan seperti itu menjadi gugup karena wajah mereka menjadi semakin dekat. Serena kembali menunduk, "tidak, tidak ada. Lebih baik kakak pergi saja dan jangan pernah temui aku lagi" ucap Serena yang mulai menangis kembali.
Arkan memeluk Serena, sekarang dia semakin yakin bahwa mommynya itu yang menyebabkan ini semua.
"Maafkan aku Serena, aku tidak bisa menjagamu. Aku yang menyebabkan ini semua" ucap Arkan dengan lirih di telinga serena.
"Tidak kak, sedari awal akulah yang salah karena sudah berani mencintaimu" ucap Serena yang akhirnya jujur dengan perasaannya.
Arkan terdiam mendengar ungkapan perasaan Serena, dia senang karena ternyata serena mencintainya. Arkan tersenyum dan berkata "aku juga mencintaimu Serena".
Ucapan Arkan membuat Serena terdiam, entah dia harus senang atau sedih mendengarnya. Cintanya ini salah karena mereka tidak akan bisa bersatu.
"Tidak kak, kita harus mengakhiri semuanya sebelum menjadi semakin rumit. Aunty Gina tidak menyukaiku, kita tidak akan bisa bersama" ucap Serena masih dengan air mata yang berderai di wajahnya.
Ingin sekali Serena merasakan seriusnya sebuah hubungan yang dia jalani, dan melangkah ke jenjang pernikahan. Tapi apalah daya jika dia harus bertemu dengan pria pilihannya namun cinta mereka yang tidak akan bisa menyatu karena terhalangnya restu.
"Kau tidak perlu memikirkan itu Serena, aku akan mengurus semuanya. Mommy akan segera menyetujui hubungan kita" ucap Arkan sambil membelai rambut Serena.
"Tapi kak, status sosial kita sangatlah berbeda. Dan kau belum tahu bagaimana rumitnya keluargaku"
"Serumit apapun itu tapi aku menerimamu Serena, aku mencintaimu dan aku menerimamu apa adanya. Kita akan hadapi semuanya bersama" ucap Arkan lagi meyakinkan Serena.
"Tapi kak-" ucapan Serena terputus karena Arkan yang mencium bibirnya. Serena hanya bisa mematung, ini pertama kalinya dia seperti ini.
Arkan mencium Serena selama beberapa detik, dia mulai menatap Serena kembali "kita jalani dan hadapi ini bersama, percayalah padaku" ucap Arkan.
Akhirnya Serena mengangguk, dia memeluk Arkan. Ini pertama kalinya dia merasakan dicintai oleh seorang pria.
"Jadi kita sekarang berpacaran?" Tanya Serena dengan polos.
Arkan terkekeh mendengarnya, lalu dia mengangguk untuk menjawabnya. Dia menghapus air mata serena dan membenarkan rambut Serena yang berantakan.
"Terima kasih karena sudah memilihku dan berusaha untuk memperjuangkan ku" ucap serena.
Arkan tersenyum, "aku akan selalu melindungimu" ucap Arkan
"Kau sudah makan?" Tanya Arkan
Serena menggeleng menjawabnya, dia belum sempat makan malam karena sejak pulang dari tempat kerja dia hanya menangis saja.
"Baiklah ayok kita makan" ucap Arkan.
"Tidak kak, aku akan makan disini saja. Aku malu untuk keluar karena wajahku membengkak akibat menangis tadi" tolak Serena.
Arkan tertawa mendengar itu, "kau sudah membeli makanan?"
"Belum" jawab Serena.
"Yasudah kita cari makanan, aku yang akan membelinya, kau hanya perlu duduk saja di dalam mobil" ucap Arkan.
"Baiklah" Serena tidak enak menolak ajakan arkan.