NovelToon NovelToon
Tuan Muda Playboy & Gadis Desa

Tuan Muda Playboy & Gadis Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Playboy / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Oliver Alexander, pewaris tunggal keluarga kaya raya, hidupnya penuh dengan pesta, wanita, dan gemerlap dunia malam. Baginya, cinta hanyalah permainan, dan wanita hanyalah koleksi yang berganti setiap saat. Namun, gaya hidupnya yang semakin tak terkendali membuat sang ayah geram.
Sebagai hukuman sekaligus peringatan, Oliver dipaksa turun tangan mengurus salah satu pabrik keluarga di desa terpencil. Awalnya ia menolak, tapi ancaman kehilangan segalanya membuatnya tak punya pilihan.
Di sanalah ia bertemu Laras Maya, gadis desa sederhana yang polos, lugu, bahkan terlihat norak di matanya. Dunia mereka begitu berbeda, bagaikan langit dan bumi. Tapi semakin lama, Oliver justru menemukan sesuatu yang tak pernah ia rasakan dari wanita-wanita cantik di kota, yaitu ketulusan.
Laras yang apa adanya perlahan meruntuhkan tembok arogan Oliver. Dari sekadar kewajiban, hari-harinya di desa berubah menjadi perjalanan menemukan arti cinta dan hidup yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikah dengan Laras

Oliver diam-diam mengeluarkan ponsel, menekan nomor Roni. “Datang cepat. Aku ‘ditahan’ orang-orang kampung.”

Tak butuh waktu lama, Roni tiba dengan napas terengah. Matanya langsung menyapu kerumunan. Situasi makin genting, warga yang berkerumun sudah semakin banyak, suara-suara menuntut pernikahan terdengar saling bersahutan saling mendukung.

“Bapak-bapak semua, sepertinya telah terjadi kesalahpahaman di sini. Bagaimana jika kita dengarkan dulu dari kedua belah pihak.” Roni mencoba menengahi, tapi ditolak mentah-mentah.

“Kau jangan ikut campur!” salah satu warga menuding. “Kami sudah muak dengan orang kota yang seenaknya!”

Roni terdesak, ia tahu situasi ini tidak bisa diselesaikan dengan kata-kata. Dengan wajah pucat, ia menghubungi seseorang yang paling disegani, Pak Brata.

“Pak…” suara Roni bergetar di telepon. “Tuan muda… sedang ditahan warga desa. Mereka menuduh beliau mencoreng nama baik seorang gadis di desa.”

Hening sejenak, lalu suara berat menggema dari seberang.

“APA?!”

Roni sampai menjauhkan ponsel dari telinganya.

“Anak sialan, jaga dia di sana. Aku akan datang malam ini juga.”

Menjelang malam deru mobil mewah hitam berhenti di depan rumah Laras yang sederhana. Semua orang spontan menoleh, wajah-wajah murka seketika berubah jadi tegang. Begitu pintu mobil terbuka, Brata turun dengan jas hitam rapi. Wajahnya mengeras penuh kemarahan. Soraya istrinya, menyusul dengan wajah cemas dan malu.

Warga berkerumun memberi jalan. Brata menggandeng tangan istrinya berjalan masuk tanpa berkata sepatah kata pun.

“Pa…” Oliver hendak bicara.

Plaaak!

Sebelum melanjutkan pembicaraannya sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Semua orang terperanjat. Laras menutup mulutnya kaget tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Oliver terhuyung, menahan perih di pipi. “Papa… Aku tidak bersalah! Aku tidak melakukan apa-apa!”

Plaaak!

Belum sempat ia selesai, sebuah tamparan lain menghantam sisi wajah satunya.

“Papa muak dengan kelakuanmu, Oliver!” suara Pak Brata menggelegar. “Kau mempermalukan keluarga kita! Kau mempermalukan aku dan mamamu di depan orang desa!”

“Aku tidak…”

“Diam!” bentak ayahnya. “Kau pikir Papa peduli dengan alasan bodohmu? Nikahi dia atau mulai malam ini, lupakan warisan. Kau bukan lagi anakku!”

Suasana hening.

Hanya suara tangisan Laras yang terdengar lirih. Kenapa semuanya jadi kacau begini?

Soraya mencoba menenangkan suaminya. “Pa, tahan emosi Papa. Setidaknya jangan di depan orang banyak…” tapi Pak Brata menepis tangannya kasar.

“Besok pagi pernikahan dilaksanakan,” ucapnya dingin. “Kalau tidak, aku anggap kau bukan darah dagingku lagi.”

Warga saling berpandangan terpancar kepuasan di wajah mereka atas ketegasan Brata. Sejak dulu Brata memang selalu bijaksana, tidak pernah mengambil keuntungan sepihak pada para petani di desa. Beliau sangat disegani di sini.

Bapak Laras menunduk, hatinya rasanya campur aduk. Lega karena anaknya tak jadi dipermalukan, tapi juga takut apa jadinya bila Oliver nanti memperlakukan anaknya buruk jika mereka sampai menikah.

Wajah Oliver merah karena tamparan sekaligus harga diri yang diinjak. Dadanya naik turun menahan amarah, tapi kehilangan warisan sungguh tidak masuk akal.

Sekali lagi, malam ini ditutup dengan kalimat dingin Pak Brata yang menggema ke seluruh ruangan.

“Besok pagi, kau harus menikahinya. Tidak ada bantahan.”

Malam itu Laras tidak bisa memejamkan mata. Suara-suara warga yang masih bergema di luar rumah membuat kepalanya semakin pening. Semua terjadi terlalu cepat. Hanya karena pingsan, hanya karena salah waktu dan salah tempat, hidupnya seakan ditarik ke jurang takdir yang tidak pernah ia bayangkan.

"Menikah… dengan Pak Oliver? Besok pagi? Bagaimana mungkin…?" hatinya memberontak. Ia tahu siapa Oliver. Angkuh, kejam dan selalu mempermainkan dirinya. Lelaki itu bukan sosok yang bisa ia harapkan untuk menjadi pelindung.

Sementara di rumah besar keluarga Alexander, Oliver duduk membisu di kursi panjang ruang kerja ayahnya. Bekas tamparan masih terasa panas di pipinya. Tangannya terkepal, matanya merah karena marah bukan karena menangis.

Keesokan paginya, suasana desa berubah tegang. Warga mulai berdatangan ke rumah Laras, membantu menyiapkan pernikahan sederhana sesuai adat desa. Kursi-kursi bambu ditata, tikar digelar, tenda darurat dipasang.

Laras duduk termenung di kamar, dikelilingi beberapa ibu-ibu yang membantu meriasnya. Tangannya bergetar saat kain kebaya sederhana milik almarhum ibunya yang disematkan di tubuhnya.

Oliver tiba bersama Roni dan beberapa orang suruhan ayahnya. Ia mengenakan setelan jas kerja biasa, tidak seperti pernikahan pada umumnya. Soraya menghampirinya dengan lembut. “Oliver, tolong… setidaknya sekali ini, dengarkan Papamu. Jangan mempermalukan keluarga kita di depan orang banyak.”

“Mempermalukan? Bukankah ini semua sudah memalukan?” balas Oliver tajam. “Aku dipaksa menikah dengan seorang gadis udik yang bahkan bukan pilihanku.”

Soraya menegang, mencubit pelan pinggang putranya. “Kecilkan suaramu, anak nakal! Apa Mama pernah mengajarkanmu untuk menghina orang lain?”

Oliver mendengus, mengelus bekas cubitan ibunya yang bahkan tidak terasa. Ibunya terlalu lembut untuk sekadar memberikan cubitan.

Di sisi lain, Bapak Laras masuk ke dalam kamar perlahan. Matanya bengkak dan wajahnya tampak letih karena semalaman juga tak bisa tidur. Ia duduk di samping putrinya, menggenggam tangan Laras yang dingin.

“Bapak minta maaf, Nduk… kalau saja bapak bisa melawan, bapak tidak akan biarkan ini terjadi. Tapi bapak tidak punya kuasa, Bapak takut kamu semakin dipermalukan kalau ini ditolak.”

Air mata Laras jatuh lagi. Ia memeluk bapaknya erat.

“Bapak nggak perlu minta maaf. Tapi Bapak percaya pada Laras kan? Aku tidak salah, Pak… aku benar-benar tidak salah…”

“Bapak percaya, Nduk. Bapak selalu percaya sama kamu.” Suara bapaknya bergetar. “Tapi Nduk… Kadang dunia tidak peduli siapa yang salah dan siapa yang benar. Dunia hanya tahu siapa yang kalah.”

Laras memeluk Bapak semakin erat, air matanya tidak berhenti mengalir.

***

“Roni…” ucap Oliver dengan suara berat. “Pikirkan cara lain untukku…”

Roni menunduk, tak berani menatap mata majikannya. “Tidak ad acara lain, Pak. Pak Brata tidak akan mengampuni and ajika berani berbuat nekat.”

Oliver menoleh cepat, menatap tajam. “Aku tidak melakukan apa-apa! Kenapa aku harus bertanggung jawab?!”

Roni terdiam, tidak mampu mengatakan apa pun. Ini di desa, tidak ada CCTV atau bukti apa pun yang bisa dijadikan bukti. Oliver memang berkuasa, tapi Brata jauh lebih berkuasa. Dan Brata bukanlah tipe orang yang menggunakan kuasanya untuk melindungi Oliver. Apalagi dengan tingkah lakunya yang sejak dulu sudah membuat Brata sakit kepala.

Penghulu desa sudah datang, duduk di depan meja kecil yang sudah disiapkan terburu-buru oleh warga. Suasana lebih tenang karena akan memasuki prosesi ijab Kabul. Oliver duduk di depan Bapak Laras dan dihadapan para saksi. Sementara Laras diapit oleh dua tetangga desa. Soraya dan Brata melihat dari barisan pertama kursi tamu.

“Baik, kita akan mulai acara pernikahannya.”

Namun sebelum penghulu sempat memulai ijab kabul, tiba-tiba pintu rumah terbuka.

“Laras!” suara itu lantang, mengejutkan semua orang.

1
Yus Nita
Cemburu... nlgbos..
jasngan gengsi aja di gedein 😀😀😀
Yus Nita
gengsi ajalu bedarin oliver
ntar bucin tingkat Dewa, kluudahcinta 😀😀😀
Ratih Tupperware Denpasar
ayo oliver selidiki knp mereka msh miskin padahal digaji layak, jangan2 dikorupsi manager yg disana
Ratih Tupperware Denpasar
istri sendiri diacuhin dicuekin giliran dpt telpon dari jaLAng malah tersenyum sumringah. situ waras oliver?????? tunggu aja laras bertransformasi menjadi wanita cantik dan elegan kamu akan tetbucin2 padanya
Ratih Tupperware Denpasar
kak demar up dong jangan dihapus ya ceritanya kayak cerita mapia itu ujug2 hilang dari peredaran tanpa ada penjelasan terlebih dahulu
Ratih Tupperware Denpasar
lanjut kak, makin suka ceritanya
Ratih Tupperware Denpasar
kak demar, knp novel yg satunya dihapus? padahal saya suka lho
Ratih Tupperware Denpasar
olivee ini manusia apa monster? ga punya empati blas. kukutuk kamu biar terbucin2 sama laras
Ratih Tupperware Denpasar
belum apa2 bu sita sdh berpikir negatif, bukannya laras keluar dng air mata tapi keluar dng digandeng mesra om oliver
Ratih Tupperware Denpasar
oliver ini jen menjengkelkan banget... ngedumel trus gadis kampung ..gadis norak sejatinya kamu tuh daj jatuh cintrong tapi kamu menolak dan menepis perasaan.itu
Ratih Tupperware Denpasar
lanjut kak
Ratih Tupperware Denpasar
saya suka cerita2 author satu ini alurnya khas menceritakan wanita betsahaja tapi punya prinsip yg kuat
matchaa_ci
semangat semoga sukses untuk author dan karya² nya💪
Ratih Tupperware Denpasar
lanjut kak
Ratih Tupperware Denpasar
gampang banget muyusin cewek/Facepalm//Facepalm/. awa lho om ntar jatuh cintrong sama gadis lugu polos
Ratih Tupperware Denpasar
saya mapir kak, ceitanya memang beda dng cerita2 sebelumnya.. kak thor bener2 hebat bs membuat 4 cerita bersamaan dng gendre berbeda. semangat ya kak smg ceritanya banyak yg suka/Pray/
Demar: Makasih ya kak dukungannya sejak awal🥹❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!