Cerita ini mengkisahkan tentang seorang wanita hebat bernama Qiaraa yang ingin menjalani kehidupan dengan lebih baik,dalam hidupnya ia selalu disalahkan sebagai penyebab ibu nya meninggal,suatu hari ia bertemu dengan seorang pria dingin yang tak di kenalnya,akan kah dia mendapatkan kehidupan yang ia ingin kan atau malah sebaliknya??,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neng Ikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31.Perasaan Dinda
Qiaraa dan Dinda mengantar sampai depan, mereka menatap kepergian mobil Angga sampai tidak terlihat lagi.
"Ra, kenapa loe gak bilang sih mau datang sama Lee Minho,tau gitu gue kan bisa dandan lebih cantik dari ini,"Ucap Dinda sambil masih menatap arah mobil Angga melaju
"Sadar Din sadar,!!", Qiaraa mengusap wajah Dinda kemudian masuk lagi ke dalam rumah
"Ah gak asyik loe, ganggu aja,"Ucap Dinda yang langsung mengejar sahabat nya itu.
Qiaraa duduk di sofa dengan santai, sementara Dinda yang masih penasaran mengikuti nya.
"Jadi kenapa loe bisa datang sama calon suami loe itu Ra,??"Dinda memegang tangan sahabatnya itu
"Tadi waktu gue mau turun dari mobilnya, tiba-tiba dia narik tangan gue,gue kira dia mau ngomong apa,eh di bilang gini coba,eemm Saya cuma kebelet buang air kecil, bolehkah saya ikut ke toilet di rumah teman mu itu,sumpah mukanya kocak banget pas bilang gitu,"Qiaraa memperagakan cara bicara Angga tadi
"Hmmm, pantes aja tadi tumben banget loe pake ngetok pintu segala,gue pikir siapa tadi yang datang,gue kaget banget kedatangan Lee Minho ke rumah gue",Dinda senyum senyum sendiri membayangkan wajah Angga
"Makan tuh Lee Minho,udah ah jangan bahas dia Mulu, sebenarnya loe mau ngapain nyuruh gue kesini,??"Ucap Qiaraa sedikit kesal
Mendengar pertanyaan Qiaraa ia jadi teringat apa yang mau ia ceritakan, sebelumnya ia teralihkan oleh ketampanan Angga sehingga lupa dengan permasalahan nya sejenak.
"Eh,kok loe malah ngelamun sih,??"Qiaraa menepuk pundak temannya itu
"Cerita nya di kamar gue aja yuuk, sambil rebahan,!!"Dinda menarik tangan Qiaraa,dan membawa Qiaraa ke kamarnya
Dinda menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, seketika ia terbayang saat pertemuan pertama nya dengan dokter tampan itu, sampai pertemuan nya tadi.
"Eh ini anak malah senyum senyum sendiri,Din loe sehat kan??,ucap Qiaraa kesal karena dari tadi ia melihat sahabatnya ini hanya melamun
"Ra,apa pantes wanita kayak gue ini jatuh cinta,??"Ucap Dinda melihat langit langit kamarnya
Qiaraa membulat kan matanya,ia tak percaya dengan apa yang diucapkan sahabat nya barusan, karena yang ia tau selama ini dinda tak pernah percaya apa itu cinta setelah keluarga orang tua nya nya hancur karena perceraian dan ia terjun ke dunia malam.
Namun Qiaraa penasaran, siapa kah pria yang sudah mencairkan hati sahabatnya,ia malah berpikir pria itu adalah Angga karena saat tadi ia seperti terpesona melihat calon suaminya itu .
"Jangan bilang loe suka lagi sama si es batu itu,pliiss loe harus sadar Dinda dia tidak sesempurna yang loe bayangin,"Qiaraa menebak nebak
"Heh,sembarangan,"Dinda bangun lalu menjitak kepala sahabat nya itu
"Aw sakit,"Qiaraa mengusap kepala yang di jitak Dinda
"Gue gak sekonyol itu Qiaraa,masa gue mau rebut calon suami sahabat gue sendiri sih,"Ucap Dinda membela diri
"Nih yah, terus tadi kenapa waktu ketemu sama si es batu itu, mata loe itu seperti berbunga bunga,wajar kan kalau gue berpikiran seperti itu,"Qiaraa tak mau kalah
"Itu mah cuma perasaan kagum Ra,rasa kagum itu tak harus memiliki,beda sama cinta,tapi kalau perasaan ke dia itu beda Ra, setiap gue ketemu tuh rasanya jantung gue kayak mau copot,"Dinda membayangkan kembali kejadian itu
"Mulai pinter banget ngomong nya sahabat gue ini,jadi siapa orang nya,??"Qiaraa memegang pipi Dinda
"Gue malu Ra,gue takut untuk memulai,gue takut ini hanya cinta sebelah tangan, walaupun gue gak terlalu khawatir tentang masa lalu gue, karena mungkin dia udah tau tanpa gue harus bilang,"Ucap Dinda
"Apa gue boleh tau siapa orang nya,??"Qiaraa penasaran
"Dia dokter yang menangani penyakit gue Ra,"Dinda menutup wajahnya
"Hah,dokter,??"Qiaraa masih tak percaya
"Iyah,dia masih muda, ganteng,baik,ramah, humoris, pokonya dia cowok paling sempurna menurut gue,"Dinda membayangkan wajah Marsel dan sikapnya
"Terus, gimana awalnya loe bisa suka sama dia,??"Tanya Qiaraa
"Gue gak tau kenapa perasaan ini muncul,tapi saat pertemuan tadi,gue mulai menyadari nya,gue nyaman ketika berada di dekatnya walaupun jantung gue berdebar dengan kencang,"Dinda mulai menceritakan isi hatinya
"Din,siapapun berhak untuk jatuh cinta,tak terkecuali loe,gue yakin kok kalau loe akan menemukan kebahagiaannya lebih dari apa yang loe harapkan, apalagi sekarang loe mau memperbaiki lagi hidup loe kan,gue akan selalu dukung loe"Qiaraa memeluk sahabatnya itu
"Makasih yah Ra,gue cuma ngerasa gak pantes aja buat di cintai sama seorang laki-laki,"Dinda membalas pelukan sahabat nya itu
"Din,loe gak boleh ah ngomong kayak gitu, setiap orang itu sudah di kasih jalannya masing masing,mungkin kehidupan loe yang kemarin bisa menjadi sebuah pelajaran yang berharga buat loe,biar bisa menjadi orang yang lebih baik lagi,"Qiaraa memberikan semangat
"Gue beruntung banget punya sahabat kayak loe Ra, makasih yah selama ini loe udah mau jadi partner terbaik buat gue,loe gak pernah Mandang rendah gue walaupun loe tau pekerjaan gue selama ini,"Mata Dinda berkaca kaca
"Iyah,gue juga beruntung punya sahabat kayak loe, Karena semenjak gue tak di inginkan lagi di keluarga gue sendiri,loe yang selalu menemani gue,kita ini dua orang korban atas keegoisan orang tua,"Qiaraa meneteskan air matanya
"Eh,udah ah kok malah nangis sih,"Dinda menghapus air mata di pipi Qiaraa
"Hehehe, cengeng banget yah gue,"Qiaraa tertawa sambil meneteskan air matanya
"Loe jelek kalau nangis,hihihi"Dinda terkekeh
"Hmmm,"Qiaraa mencubit pipi Dinda
"Oh iyah,gimana keadaan papa loe di rumah sakit,??"tanya Dinda mengalihkan pembicaraan agar tak terlalu sedih
"Alhamdulillah kayaknya tadi udah mendingan,dan loe tau gak Din, ada hal yang membuat gue jadi lebih seneng,??"Dinda membenarkan posisi duduknya
"Apa??,"Dinda penasaran
"Tadi,papa minta maaf sama gue,papa bilang dia menyesal atas perbuatannya terdahulu sama gue dan ia juga berjanji gak akan lagi menyalahkan gue atas meninggalnya mama,"Dinda menyungging kan senyum manisnya
"Alhamdulillah, akhirnya papa loe mau berubah juga, kenapa dia baru sadar yah,kalau dia punya anak sebaik loe Ra?,ucap Dinda gemas
"Gue gak tau juga sih,tapi gue sempet berpikir,mungkin karena saking cintanya dia ke almarhumah mama, sehingga dia selalu nyalahin gue atas meninggalnya mama, karena dari itulah gue gak pernah mempermasalahkan nya sejak dulu,dan makanya gue gak pernah mau balik marah sama papa"Qiaraa mengutarakan isi hatinya