NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Gasekil (Gadis Seratus Kilo)

Mengejar Cinta Gasekil (Gadis Seratus Kilo)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Karena Taruhan / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Idola sekolah / Cintapertama
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Raska adalah siswa paling tampan sekaligus pangeran sekolah yang disukai banyak gadis. Tapi bagi Elvara, gadis gendut yang cuek dan hanya fokus belajar, Raska bukan siapa-siapa. Justru karena sikap Elvara itu, teman-teman Raska meledek bahwa “gelar pangeran sekolah” miliknya tidak berarti apa-apa jika masih ada satu siswi yang tidak mengaguminya. Raska terjebak taruhan: ia harus membuat Elvara jatuh hati.

Awalnya semua terasa hanya permainan, sampai perhatian Raska pada Elvara berubah menjadi nyata. Saat Elvara diledek sebagai “putri kodok”, Raska berdiri membelanya.

Namun di malam kelulusan, sebuah insiden yang dipicu adik tiri Raska mengubah segalanya. Raska dan Elvara kehilangan kendali, dan hubungan itu meninggalkan luka yang tidak pernah mereka inginkan.

Bagaimana hubungan mereka setelah malam itu?

Yuk, ikuti ceritanya! Happy reading! 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Tertampar Kata-kata

Elda. “Hah?!”

Ekspresinya langsung runtuh, antara kaget, stres, dan nyaris ingin melempar panci.

Elvara menghela napas panjang. Dengan tenang ia berjalan ke kulkas, menuang dua gelas air dingin, lalu kembali menghampiri ibunya.

“Duduk dulu, Bu. Minum dulu,” ujarnya datar sambil menyodorkan gelas.

Elda duduk, minum, tapi matanya tak lepas dari putrinya yang minum dengan santai seolah dunia tak sedang terbakar.

“Bu,” tanya Elvara sambil melepaskan tasnya, “dari mana? Dari ketemu mantan?”

Elda mendengus keras. “Iya. Mantan terindah. Sampai-sampai Ibu mau lempar bunga ke dia, lengkap sama pot dan tanahnya.”

Elvara cuma mengangguk. Tidak kaget sama sekali.

“Bu,” ujarnya sambil duduk di samping ibunya, “orang dari golongan konglomerat, menengah ke atas, menengah ke bawah, ampe kelas ekonomi tersungkur pun, semuanya bisa selingkuh.”

Ia menunjuk jari satu-satu sambil menyebut nama:

“Bu Wati ujung gang, suaminya nganggur, tapi selingkuh.

Pak Jono, penghasilan pas-pasan, selingkuh juga.

Orang kaya? Ya gak usah ditanya. Istri simpanan udah jadi budaya.

Abdi negara? Ya… manusia juga, Bu. Ada yang setia, ada yang enggak.”

Ia mengangkat bahu santai.

“Intinya, kita gak bisa nilai orang dari ekonominya.”

Elvara meraih gelas kosong ibunya dan menaruhnya di meja.

“Udah, Bu. Ibu istirahat.

Kalau memang gak ada yang namanya ‘mantan terindah’…”

Ia berhenti, menatap ibunya tanpa ekspresi.

“…ya buang aja ke tempat sampah.”

Elda terdiam.

Lalu—

Pelan-pelan, air matanya menggenang sambil ia mencubit lengan putrinya keras-keras.

“AUW! Sakit, Bu!” pekik Elvara buru-buru mengusap lengannya.

“Harus! Ini balasan karena kamu ngomongnya enak banget di kuping tapi nyelekit di hati!” seru Elda.

Namun bibirnya tersenyum. Senyum lega. Senyum seorang ibu yang tahu:

Anaknya ini mungkin cuek dan keras kepala… tapi hatinya benar, dan selalu ada di pihak ibunya.

Elda menarik kepala Elvara dan memeluknya sebentar.

“Terima kasih ya, Ra…”

Elvara mengangkat tangan satu.

“Pelukannya cukup, Bu. Kita bukan Teletabis.”

“HAHA?! Kamu ini!”

Elda akhirnya benar-benar tertawa, lelah, lega, dan hangat.

***

Bel istirahat berbunyi, koridor langsung pecah oleh suara siswa-siswi yang berhamburan keluar kelas.

Namun Elvara?

Ia melenggang seperti biasa. Sepotong plastik keripik di tangan kanan, buku tebal di tangan kiri. Ia memilih duduk santai di bawah pohon besar dekat lapangan... lalu mengunyah keripik tanpa ekspresi.

Seolah dunia di sekitarnya nggak ada.

Di kejauhan, Raska menarik napas panjang.

Saat itu, ia terlihat seperti pangeran drama Jepang yang siap menghadapi takdir cintanya.

Raska berjalan menghampiri. Langkahnya santai tapi mantap.

Sementara di belakangnya... trio komentator berjalan mengikuti seperti pengawal kerajaan versi diskon.

“Jauh-jauh kalian bertiga,” gumam Raska pelan tanpa menoleh.

“Iya, iya…” sahut Gayus seraya membuka bungkus kacang. “Kita gak bakal ganggu…”

“Cuma observasi…” Vicky menimpali.

Asep langsung mengacungkan jempol.

“Tenang, bos. Kita cuma jadi komentator.”

Vicky menambahkan dengan gaya sok analis.

“Iya. Pengamat hubungan. Anti intervensi.”

Gayus, menyahut sambil ngunyah kacang.

“Gue sih cuma jadi obat nyamuk. Nyamuknya kalian berdua.”

Raska menutup wajah sebentar. "Kenapa temen gue begini semua sih…"

Meski begitu, hatinya hangat. Mereka memang absurd, tapi selalu ada. Tanpa pamrih. Tanpa syarat.

Raska akhirnya melangkah mendekati Elvara.

Tiga temannya berhenti lima meter dari tempat Elvara berada.

Kayak bodyguard yang sedang mengamati target, tapi versi gagal.

Siswa-siswa lain mulai berbisik-bisik melihat arah langkah Raska.

“Itu… Raska 'kan?"

"Pengeran sekolah?”

“Dia ke arah siapa?”

“GASEKIL?!?! Seriusan?!”

“Dia ngapain dekati gadis seratus kilo itu?”

Desas-desus makin ramai, tapi Elvara?

Tidak terpengaruh. Fokus pada buku dan keripik. Dunianya aman.

Raska berhenti tepat di sampingnya, berdeham pelan.

“Elvara,” panggilnya pelan.

“Hmm.”

Elvara menjawab tanpa menoleh, mulut tetap mengunyah keripik.

Mata fokus ke buku..

Raska duduk di sebelahnya. Jarak aman. Tidak terlalu dekat, tapi cukup buat bikin rumput sekitar merinding.

“Gue pengen bahas materi matematika sama lo.” Nada suaranya cool, stabil. Kayak ngajak bisnis.

Elvara baru menggeser mata sekilas. Sepersepuluh detik, lalu balik ke buku.

“Nanti. Gue lagi baca.”

Raska sempat bengong 0,5 detik.

Baru kali ini dia ditolak tanpa ditatap.

Dari kejauhan trio komentator langsung pecah—

Asep menutup mulutnya dramatis.

“Wah… ditolak mentah-mentah! Pangeran kita terpental sebelum mulai!”

Gayus menggeleng-geleng seperti komentator bola.

“Serangan pertama gagal total.”

Vicky menepuk bahu.

“Fix, cewek itu imunnya kebal terhadap visual lelaki tampan.”

Asep mengangguk serius.

“Sains gak bisa jelasin.”

Raska merapikan posisi duduknya, berusaha tetap cool meski harga dirinya baru disikut halus.

“Ra… bentar aja. Dua menit.”

Elvara menghentikan kunyahan. Menutup buku perlahan. Menatap Raska datar, tapi sopan.

“…Matematika halaman berapa?”

Raska hampir senyum.

Hampir.

Dari jauh—

Asep langsung pingsan pura-pura.

“DIA JAWAB! DIA JAWAB!!”

Vicky menepuk bahu Asep.

“Bangun, bro! Momen bersejarah ini harus direkam!”

Gayus berdiri dengan gaya presenter.

“Pemirsa, untuk pertama kalinya dalam sejarah Gasekil, dia angkat wajah, bukan karena teriak ‘habis keripik gue?!’”

Siswa lain cuma melongo melihat kekacauan itu.

Pangeran sekolah mendekati gadis seratus kilo.

Dan gadis seratus kilo itu?

Nggak peduli sama sekali.

Perfect chaos.

Halaman matematika terbuka di tangan Raska. Ia menunjuk bagian integral yang rumit.

Elvara menjawab tanpa melihat wajah Raska sedikit pun, hanya menjelaskan sambil mengambil keripik dan mengunyah pelan.

Satu sisi wajahnya diterpa sinar matahari, kelihatan santai kayak lagi ngajar privat dengan tarif dua ribu per jam.

Sementara itu, Raska, "Kenapa gue malah deg-degan tanpa alasan jelas?

Selesai pembahasan.

Elvara langsung kembali membaca buku seolah pangeran sekolah bukan duduk di sebelahnya, tapi di planet lain.

Raska menghela napas kecil.

“Ra…” panggilnya pelan.

“Hm?” sahut Elvara, mata tetap ke halaman.

Raska menatap gadis itu lama. “Gimana lo bisa tenang dan cuek kayak gini?”

Elvara berhenti mengunyah.

Perlahan ia menoleh.

“Maksud lo?” tanyanya datar. “Gue harus ceria dan senang… karena pangeran sekolah yang gak pernah duduk sama cewek manapun sekarang duduk deket gue?”

Raska terdiam.

Elvara lanjut sambil mengangkat alis, “Harusnya gue baper? Gitu?”

Keheningan mencekam sesaat.

Lalu dari kejauhan—

Asep, Vicky, dan Gayus hampir meledak.

Asep menutupi mulutnya.

“ASTAGA, KALAU GUE JADI RASKA, GUE BALIK KE RUMAH SEKARANG JUGA. MALU GUE.”

Vicky menyikut Asep.

“Bro… bro… gue yakin Raska baru aja kena bantai verbal paling elegan abad ini.”

Gayus santai makan kacang.

“Gue udah bilang, Gasekil itu bukan cewek… dia itu spirit level. Anti guncang.”

Asep menimpali cepat, “Bukan anti guncang lagi, Bro. Ini orang anti gempa 10 SR.”

Vicky menahan tawa. “Fix. Pangeran sekolah vs Gasekil. Baru pembukaan udah kayak film laga.”

Gayus mengangguk bijak.

“Gue dukung hubungan mereka nih. Kalau jadian… Raska akan aman. Gak bakal ada lagi cewek yang berani ngedeketin Raska.”

“Kenapa?” tanya Asep.

Gayus menunjuk Elvara.

“Soalnya cowok lain bakal takut ditabrak pake logika nyakitin hati kayak barusan.”

Trio itu ketawa meledak sampai murid lain menatap aneh.

Sementara Raska masih diem. Shock, tapi hatinya… entah kenapa makin tertarik.

Elvara menguap kecil.

“Kalo gak ada pertanyaan, gue lanjut baca,” katanya enteng.

Dan di momen itu, Raska sadar…

Cewek satu ini bukan cuma beda, dia berbahaya. Dengan cara yang bikin hati kebas tapi nagih.

Raska masih terpaku menatap Elvara yang menjawab jujur tanpa ekspresi. Tanpa ragu, tanpa sadar bahwa jawabannya barusan menghantam ego Raska. Pelan, datar, tapi efeknya kayak sandal jepit dilempar pakai tenaga penuh. Senyap, tapi ngena. Sakit? Jelas. Memalukan? Lebih jelas.

"Gimana bisa dia ngomong sejujur ini tanpa ekspresi?"

Batin Raska tercabik antara kagum… dan mentalnya yang tiba-tiba turun pangkat dari “pangeran sekolah” jadi “abang-abang biasa”.

Sebelum ia sempat mengatur napas atau memikirkan kalimat balasan yang sedikit keren, suara langkah mendekat terdengar.

“Ras!”

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
sunshine wings
mati kutu ya.. ato kesambet.. hehe.. ✌️✌️✌️✌️✌️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Endang Sulistiyowati
Hadeh emak sama anak punya rencana jahat apalagi itu. Mau hidup enak bergelimang harta tp caranya mau instan, di kata indomie kali ya.
Om Nata, satu lagi pastikan Elvara aman. cari tau tentang anakmu, siapa aja yg deket sama Raska. Kalo perlu tempatkan bodyguard bayangan di sekeliling Raska dan teman2nya. Istri dan anak mu yg lain sedangkan merencanakan hal jahat klo yg mereka inginkan tidak sesuai.
Dek Sri
apa ya rencana Lisa
abimasta
sabar ya papa nata semoga raska bisa terbuka sama anda papanya
Hanima
lanjut kak nanaaa
Ass Yfa
kesalahan Nata...kesalahan fatal..karna tdk percaya istrinya sendiri...dan beakibat fatal
Anitha Ramto
Si Roy itu tidak tahu terimakasih Papamu menikahi Mamamu karena di jebak,kamu iri sama Raska huh...jelas Wijanata lebih sayang Raska,karena Raska terlahir dari wanita yang amat Wijanata cintai...

Ayo Raska kamu semangat untuk sembuh,,dan Elvara tempat ternyamanmu🤣
septiana
sebenarnya ayahnya Raska perhatian,tapi Raska sudah menutup hati buat ayahnya setelah ibunya meninggal.. jangan sampai Roy tau ayahnya menemui teman teman Raska agar selalu mendampingi Raska. bisa buat ulah lagi nanti dia.
anonim
Laporan Asep tentang Roy di perpustakaan - ngomong sama Elvara - juga omongan Vicky, Gayus juga Asep, ditanggapi Raska hanya dengan tawa sinis. Bagi Raska - Roy bukan ancaman.

Raska selama ini berarti berusaha sendiri mengatasi masalah traumanya dengan konsultasi ke dokter Wira.

Tanya jawab antara dokter Wira dengan Raska - kesimpulannya - trauma Raska belum pulih.

Ya betul itu pak Nata, Roy iri terhadap Raska. Kalah segala-galanya maka mau mencurangi kakak tirinya.
Kyky ANi
kasian Raska,, kira2 dia minum obat apa ya,,,
anonim
Elvara menceritakan kronologi insiden dia dan Bella jatuh ke kolam.

Raska...yang tahu sengaja atau tidak sengaja nabrak - ya Bella.

Elvara pribadi yang baik, tidak mau menuduh. Tapi yang pasti kamu sengaja di tabrak Bella - biar kamu jatuh ke dalam kolam. Bella mungkin tidak menyangka ketika nabrak kamu - dirinya mental - kecebur juga 😄.

Elvaraaaaaa...jujur amat 😂.

Tuh lihat reaksinya trio komentator 😂.

Raskaaaaa....jujur juga 😂👍🏻👍🏻.

Trio komentator langsung meledak ibaratnya sedang menyaksikan tanding sepak bola jagoannya tembus gawang 😄.

Raska kupingnya memanas - Elvara biasa...tanpa ekspresi bergumam - "Drama banget kalian." 😄.

Weeeeh Bella nguping.
Waduh masih ada lain kali - rencana jahat apa lagi Bella ??

Bella mimpimu cuma mimpi - mana ada jadi kenyataan - Raska tidak mungkin pilih kau.
Puji Hastuti
Lanjut kk, maki keren
anonim
Raska sedang tidak baik-baik saja. Bayangan masa lalu yang muncul dalam mimpinya menjadikan terbangun, jadi kurang tidur.

Tiga temannya mengkhawatirkan kondisi Raska. Mereka bertiga peduli - kalimat yang keluar dari masing-masing cukup menghibur. Yang di rasa Raska ketegangan sedikit melonggar - menggeleng halus, bergumam lirih - "...kalian emang nyebelin." Ini bentuk ungkapan Raska yang "POSITIF," terhadap ke tiga temannya yang selalu ada untuknya.

( ***Ini Author mesti bikin cerita kelanjutan mereka berempat sampai masing-masing punya keluarga, pertemanan berlanjut 😄. )

Roy mimpinya ketinggian.

Elvara masih seperti biasa yang dilakukan ketika jam istirahat. Duduk di bawah pohon, membaca buku, sambil ngemil - kripik.
Kyky ANi
Raska beruntung punya teman yang setia dan selalu mengerti dia,, walaupun kadang selalu nyeselin,,
Cicih Sophiana
semoga pak Nata punya pikiran untuk tes DNA si Roy...
Anitha Ramto
Semoga Raska cepat sembuh dari troumanya...

dan semoga si Roy selalu gagal dalam semua hal😄
Anitha Ramto
Good El....kamu tidak terpengaruh oleh omongan si Roy yang manipulatif itu...
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Kak Nana... 🙏🙏🙏😁

Aku Sudah menduga, novel ini beda dari yang sebelumnya. Novel kali ini, selain memberikan pelajaram tentang ketulusan cinta, juga ada melibafkan Para medis juga.

Seperti Dokter Wira, Dokter Pesikiater Raska, Karen itu sangat mengguncang kejiwaan Raska, yang telah dia tanggung sejak usia 10 tahun. Untung saja Raska berusaha berobat, jika tidak, penyakitnya makin parah dan membuat tempramen Raska meningkat, yang bisa-bisa membuat dia tidak bisa tidur nyenyak, dan itu bisa mebuat dia menjadi emosional, bahkan mungkin bisa melempar barang-barang di Apartemen nya, jika sudah parah.

Mantap kak Nana... 🙏🙏🙏😁
Siti Jumiati
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!