Setelah memenangkan perang di perbatasan, Qin Chen, Pangeran ketiga Kerajaan Chu segera kembali ke istana Kerajaan untuk secepatnya meresmikan hubungan dengan salah satu putri pejabat Kerajaan yang telah lama menjadi kekasih hatinya.
Kembali ke istana saat Raja sedang menggelar pesta pernikahan, Qin Chen terkejut melihat Li Wei, wanita yang dia cinta duduk bersandingan dengan Ayahnya, dan mendapatkan gelar Selir Agung. Gelar di Kerajaan yang hanya berada satu tingkat di bawah Ratu.
Mendapatkan sambutan yang begitu menyakitkan setelah memenangkan peperangan, Qin Chen begitu saja melepas gelar Pangeran miliknya, dan tanpa pamit dia pergi meninggalkan Kerajaan Chu.
Dua tahun berlalu, Qin Chen yang sudah merubah identitasnya kembali ke Kerajaan Chu. Bukan kembali untuk mengambil gelarnya, dia justru kembali sebagai pengawal Putri Liu Yao, Putri Mahkota Kerajaan Shu, yang merupakan calon istri Putra Mahkota Kerajaan Chu.
Dari sinilah dimulainya kisah Qin Chen menjadi seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Selir Agung Li Wei
Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...
°°°
Istana Pangeran Ketiga Kerajaan Chu...
“Tuan,” kata Jin Han saat melihat keberadaan Qin Chen di ruang kerjanya.
“Jin Han, aku ingin kamu mengumpulkan mereka yang masih setia padaku, dan dalam dua hari mereka harus berkumpul di perbatasan Kerajaan Shu dan Kerajaan Chu! Nanti akan ada orang yang menjemput mereka di perbatasan,” ujar Qin Chen mengatakan langsung apa yang menjadi tujuan kedatangannya.
“Kenapa tiba-tiba Tuan ingin mengumpulkan mereka? Apa telah terjadi sesuatu di Kerajaan Shu? Bukannya Kerajaan Shu baru saja memenangkan peperangan dengan Kerajaan Ming?” tanya Jin Han penasaran.
“Aku ingin mempersiapkan kekuatan untuk masalah yang lebih besar dibandingkan permasalahan dengan Kerajaan Ming,” jawab Qin Chen serius.
Jin Han merasa ada masalah besar yang akan dihadapi tuannya, saat dia melihat ekspresi serius tersirat di wajah pria yang begitu dia hormati.
“Tuan, apa aku juga perlu pergi bersama mereka ke perbatasan dua Kerajaan?” tanya Jin Han yang sebenarnya selalu ingin berada di dekat Qin Chen.
“Jin Han, kamu akan tetap berada di istana ini, mengumpulkan seluruh informasi tentang Kerajaan Chen. Untuk menemani mereka, biarkan Jin Fan dan Jin Yan yang melakukannya,” kata Qin Chen menyebut nama kedua adik angkat Jin Han.
Jin Han tidak membantah perkataan Qin Chen. Dia tahu keberadaannya di istana Kerajaan Chu, dapat membantu Qin Chen mengumpulkan informasi tentang apa saja yang sedang terjadi di Kerajaan Chu.
“Sebenarnya ada yang ingin aku laporkan pada Tuan, dan ini masih berhubungan dengan Selir Agung Li Wei...” Jin Han mengeluarkan gulungan kertas dari lengan bajunya, dan memberikannya pada Qin Chen, “Aku telah mencatat apa yang sudah dipersiapkan Selir Agung Li Wei untuk melengserkan Raja Qin Duan Ren...”
Qin Chen membuka gulungan kertas dan membaca setiap catatan yang ditulis sendiri oleh Jin Han. Semua rencana Selir Agung Li Wei dicatat lengkap oleh Jin Han, dan semua tulisan dapat difahami dengan mudahnya oleh Qin Chen. Tidak butuh waktu lama bagi Qin Chen membaca catatan Jin Han, dan memahami seluruh informasi yang ingin disampaikan Jin Han melalui catatan buatannya.
Setelah selesai membaca Qin Chen menyerahkan kembali gulungan kertas ditangannya pada Jin Han, lalu dia sejenak memejamkan mata, memikirkan apa yang akan dia lakukan pada rencana Selir Agung Li Wei.
“Jin Han, apa menurutmu aku perlu membantu Raja mempertahankan singgasananya? Namun, aku merasa orang itu memang pantas di lengserkan karena sudah sejak lama dia tidak lagi layak menjadi Raja dari Kerajaan ini...” Qin Chen belum bisa memutuskan apa yang harus dia lakukan. Kebencian membuat dia tidak ingin ikut campur permasalahan Kerajaan Chu, tapi ikatan antara ayah dan anak membuat dia tidak ingin begitu saja membiarkan Selir Agung melengserkan Raja.
“Yang Mulia Raja adalah seorang ayah bagi Tuan, tapi mengingat apa yang telah dia lakukan setelah semua yang Tuan berikan pada Kerajaan Chu, aku menyarankan Tuan untuk membiarkan Yang Mulia Raja menerima akibat dari perbuatannya,” kata Jin Han memberi saran pada Qin Chen.
“Aku merasa dia memang pantas mendapat itu, tapi aku tetap tidak ingin terjadi apa-apa dengannya,” kata Qin Chen tidak ingin melihat ayahnya mengalami penderitaan setelah lengser dari singgasananya.
“Tuan, aku akan melakukan segalanya untuk memastikan keamanan Yang Mulia Raja begitu dia dilengserkan oleh Selir Agung,” kata Jin Han yang seketika membuat Qin Chen merasa tenang.
“Jin Han, bagaimana kabar Mantan Putra Mahkota dan Pangeran kedua? Lalu, siapa yang akan diangkat menjadi Raja setelah Selir Agung berhasil melengserkan Raja?” tanya Qin Chen.
“Mantan Putra Mahkota telah diturunkan statusnya menjadi rakyat biasa, begitu juga dengan Pangeran kedua. Untuk posisi Raja, kemungkinan Selir Agung akan memposisikan dirinya sebagai Ratu Kerajaan Chu,” jawab Jin Han.
“Pada akhirnya aku tahu apa yang menjadi tujuan utama wanita itu lebih memilih menikahi seorang Raja dan membuang seseorang yang hanya berstatus seorang Pangeran,” ungkap Qin Chen yang belum bisa melupakan apa yang terjadi di masa lalu antara dirinya dan Selir Agung Li Wei.
Setelah sejenak berdiskusi dengan Jin Han tentang cara pengamanan Raja Qin Duan Ren begitu lengser dari singgasananya, Qin Chen memutuskan pergi meninggalkan istana miliknya, dan dia menunggu hasil kerja Jin Han yang dia tugaskan mengumpulkan orang-orang yang dulu berjuang bersamanya di medan peperangan.
Jumlah orang-orang itu memang tidak lebih dari lima puluh ribu orang, tapi setidaknya dari sisi kekuatan, mereka jauh lebih baik dibandingkan kekuatan dua ratus ribu prajurit pada umumnya. Bahkan, mereka masih lebih baik dibandingkan dengan prajurit elite Kekaisaran.
Qin Chen yang telah menyelesaikan urusannya di Kerajaan Chu, dia langsung saja pergi meninggalkan Kerajaan Chu. Akan tetapi, saat dia sudah berada di pinggiran ibukota Kerajaan Chu, seorang wanita bercadar yang didampingi dua pria bertopeng, tiba-tiba muncul dan menghadang perjalanannya.
Meski menggunakan cadar yang menutupi sebagian wajahnya dan ditambah minimnya cahaya di malam hari, bukan sesuatu yang sulit bagi Qin Chen untuk mengetahui identitas dari wanita bercadar yang menghadang perjalanannya.
Dia sendiri yakin kalau orang itu sudah mengenalinya, sejak dia datang ke Kerajaan Chu menemani Putri Liu Yao menghadiri pesta ulang tahun Raja Qin Duan Ren, tapi Qin Chen sama sekali tidak masalah kalau wanita di depannya mengetahui identitas aslinya.
Sementara itu, wanita bercadar di hadapan Qin Chen, dia menyuruh dua pria yang menemaninya pergi menjauh setelah melihat Qin Chen berhenti dan tidak tidak menunjukkan tanda-tanda menolak kehadirannya.
“Serapat apapun aku menyembunyikan identitas darimu, tetap saja kamu mengetahui siapa aku hanya dalam waktu beberapa detik,” kata wanita yang tak lain adalah Selir Agung Li Wei.
“Bukannya kamu sendiri juga langsung mengetahui siapa aku yang sebenarnya, begitu aku berada di istana, menghadiri pesta ulang tahun Raja? Selir Agung Li Wei, untuk apa kamu menghadang perjalananku?” tanya Qin Chen langsung ke intinya.
“Seperti biasa, kamu bukan orang yang suka berbasa-basi,” ujar Selir Agung Li Wei sembari membuka cadar yang menutupi sebagian wajahnya.
Melihat dari jarak dekat wajah Selir Agung Li Wei setelah sekian lama hanya melihat dari kejauhan. Bukannya kagum dengan kecantikan sang Selir seperti di masa lalu, Qin Chen sekarang justru jijik melihat kecantikan yang hanya digunakan sebagai topeng untuk menutupi wajah aslinya.
“Pangeran Qin Chen, apa kamu tidak ingin membuka topeng yang menutupi wajahmu dan menunjukkan wajah yang begitu aku rindukan?” tanya Selir Agung Li Wei.
Qin Chen tersenyum sinis mendengar itu, “Topeng ini hanya akan aku buka saat orang yang memberikan topeng ini padaku, menyuruh aku untuk membukanya,” kata Qin Chen.
Tanpa bertanya, Selir Agung Li Wei tahu siapa yang memberikan topeng pada Qin Chen. Mengetahui itu, Selir Agung tidak terima Qin Chen menggunakan barang pemberian wanita lain, dan dengan kecepatan yang begitu cepat dia mencoba merebut topeng yang digunakan Qin Chen.
Akan tetapi, secepat apapun dia bergerak, Qin Chen masih lebih cepat darinya, dan dia dengan mudah mempertahankan topeng yang diberikan Putri Liu Yao padanya.
“Aku tidak menyangka, wanita lemah lembut yang dulu aku kenal, ternyata dia bisa ilmu beladiri, bahkan dia memiliki kekuatan setara dengan seorang Jenderal Kerajaan,” ungkap Qin Chen memuji kekuatan yang dimiliki Selir Agung Li Wei.
“Akan tetapi, dengan kekuatan yang kamu miliki, itu masih belum cukup untuk merebut apa yang diberikannya padaku, dan lebih baik jangan lagi mengganggu perjalananku!...” Baru juga selesai berkata, sosok Qin Chen sudah menghilang dari pandangan Selir Agung, yang tak lagi dapat melihat keberadaan Qin Chen.
“Kekuatannya memang bukan sesuatu yang dapat aku lawan, dan karena itu cuma dia sosok pria yang pantas menemaniku begitu aku menjadi seorang Ratu,” gumam Selir Agung Li Wei, lalu dia memanggil dua pengawalnya, dan ketiganya kembali ke kediaman milik Selir Agung.
Sedangkan Qin Chen yang telah pergi meninggalkan Selir Agung, dengan menggunakan teknik meringankan tubuh yang ditambah penggunaan tenaga dalam yang tepat, dia dapat bergerak jauh lebih cepat menuju wilayah Kerajaan Shu.
°°°
Bersambung...