"Jika kekasihku selingkuh, seumur hidup aku tidak akan mau menikah dengan pria lajang," - Callista
"Call, jangan sampai lo kemakan dengan omongan sendiri. Kalau nggak nikah dengan pria lajang, lo mau nikah sama siapa?" - Kayana
"Duda tak masalah, asal setia," - Callista
Agaknya omongan sesat yang diucapkan Callista terkabul.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisy Arbia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memantapkan Niat
Sean semangat empat lima menuju ke kantornya. Dia mendapatkan secercah harapan yang bisa digunakan untuk menyelamatkan adiknya. Dia mengendarai mobilnya seorang diri.
Sesampainya di kantor yang sudah sangat terlambat. Dia langsung menemui Vigor, asistennya. Setelah semalam tidak ada kabar darinya, Sean sangat khawatir.
Sean mengetuk pintu ruangan Vigor, jika biasanya dia memanggil melalui intercom, kini gilirannya yang datang ke ruangan asistennya itu.
Tok tok tok.
"Masuk!" ucap Vigor dari dalam.
Vigor kira yang datang adalah staf atau beberapa divisi yang sedang mengurus proyek bersamanya, tetapi yang datang adalah Bosnya.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Sean.
"Aku baik, Bos. Jangan khawatir. Aku bisa mengatasinya," ucapnya seolah dia sanggup menyelesaikannya seorang diri. Kenyataannya dia malah kalah sebelum berperang.
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Apa kamu bisa ke ruanganku sekarang?" Sean tidak nyaman harus berbincang diruangan asistennya yang notabene sering dikunjungi oleh staf yang lainnya. Dia tidak ingin masalah adiknya diketahui oleh orang banyak.
"Baik, Bos," Vigor berdiri mengikuti Bosnya.
Di ruangan Bosnya, Vigor lebih memilih duduk di sofa.
"Apa kamu sudah mendengar kabar terbaru dari Zelene?" tanya Sean yang memposisikan duduknya di samping Vigor.
Vigor hanya menggeleng. Setelah semalam dia tidak pulang ke apartemen. Dia malah pergi ke sebuah cafe untuk memikirkan solusi masa depannya.
"Dia akan bertunangan besok dengan Felix Damarion. Apa kamu tidak ada solusi untuk menyelamatkan adikku?" desak Sean.
Felix Damarion? Aku seperti mengenal nama itu? Tapi siapa?
"Siapa dia?" Vigor melupakan nama lelaki yang pernah dikenal sebelumnya.
"Adik dari Dizon Damarion."
Astaga! Apa ini ada hubungannya dengan Diana Carrington? Aku harus apa sekarang?
"Aku akan mendaftarkan pernikahan kalian hari ini. Proses pernikahan bisa dilangsungkan besok pagi. Secepatnya kamu akan bertanggung jawab atas adikku," Sean memberikan keputusan.
Ini tidak mungkin. Akan sangat sulit berhadapan dengan Mama Jelita. Apalagi ditambah dengan keluarga Damarion.
"Maaf, Bos. Bukannya aku tidak mau bertanggung jawab atas Zelene, tetapi...," Vigor tak mampu melanjutkan ucapannya. Bos Sean pasti memahami arah pembicaraannya kemana.
"Kau takut sama Mama Jelita dan keluarga Damarion, bukan? Apa bedanya denganku, Vigor? Bahkan pernikahanku dengan Callista sudah diketahui oleh Diana. Lambat laun Mama Jelita juga akan tau. Apa bedanya aku dan kamu? Kita sama-sama menginginkan kebahagiaan, kan? Aku bahagia bisa bersama Callista, sedangkan dirimu akan jauh lebih bahagia bisa menjaga adikku. Gadis itu sudah mencintaimu sejak lama," Sean memberikan pengertian pada Vigor supaya dia tidak mundur dari rencana awalnya.
Kerumitan semakin menjadi. Ini pasti ulah dari mantan istri Bosnya yang ingin membuat keluarga Armstrong dan Damarion bermusuhan.
"Sebenarnya siapa yang merencanakan perjodohan ini?" selidik Vigor.
Hemm, siapa lagi kalau bukan wanita itu, Vigor.
"Diana," jawab Sean singkat.
Oh God, setelah lima tahun kupikir dia sudah hilang dari muka bumi. Ternyata sekarang berulah lagi.
Vigor harus menentukan keputusannya. Jika dia sampai melepaskan Zelene untuk kelurga Damarion akan membuat gadis itu semakin tertekan. Keluarga Damarion selalu bersikap aneh.
"Baiklah, Vigor. Pikirkan ucapanku! Sekarang aku harus pergi mendaftarkan pernikahan kalian," Sean memutuskan. Dengan atau tidak tanpa persetujuan Vigor, maka hari ini dia harus berangkat.
Sean beranjak dari sofa. Dia mengambil beberapa berkas yang dibutuhkan. Setelah itu, lelaki empat puluh tahun lebih itu berangkat menuju kantor pencatat pernikahan. Besok adiknya harus menikah dengan asistennya.
Vigor yang masih berada di ruangan Bosnya mendadak harus berpikir keras.
Apakah aku harus mengikuti kemauan Bos Sean? Kenapa menjadi semakin rumit seperti ini?
Ketika sedang memikirkan rencananya, tiba-tiba seseorang masuk begitu saja. Di belakang orang itu diikuti oleh staf SA Corporation.
"Maaf, Pak Vigor... Nyonya Diana memaksa masuk. Padahal kami sudah memberitahukan jika Bos Sean tidak ada di tempat," ucap staf tersebut.
Vigor menoleh dan melihat kedatangan Diana Carrington, mantan istri Bosnya.
"Kembalilah ke tempatmu!" perintah Vigor pada staf tersebut.
Setelah staf tersebut meninggalkan ruangan Bosnya, sekarang hanya ada Vigor dan Diana.
"Di mana mantan suamiku?" tanya wanita itu.
"Sedang ada urusan. Ada apa?" tanya Vigor ketus. Dia kesal pada wanita di hadapannya itu.
"Ck, kau sudah seperti orang penting saja. Untung suamiku dulu mengangkatmu menjadi asistennya. Jika tidak, kau akan tetap menjadi pria miskin yang tidak memiliki apa-apa," ejek Diana. Wanita itu tau bagaimana Sean menjadikannya asisten saat itu.
"Tolong digaris bawahi, Nyonya. Anda sudah bukan istrinya Bos Sean lagi," balas Vigor mengingatkan.
"Ah, iya. Aku hampir lupa. Tak masalah, sebentar lagi aku juga akan rujuk dengan Bosmu itu. Walaupun aku tau sekarang dia punya istri. Entah dia itu istri sahnya atau hanya istri bohongan, aku tidak peduli. Sebentar lagi, Mama Jelita akan mengetahui semuanya," Kali ini Diana tak main-main. Setelah Dizon meninggalkannya secara tiba-tiba membuat Diana murka dan akan membuat dua keluarga menjadi target kemarahannya.
Vigor diam mendengarkan semua ucapan mantan istri Bosnya itu. Dia tak habis pikir jika kegilaan wanita itu semakin menjadi. Jika dulu dia tukang selingkuh dan sekarang malah ditinggal selingkuhannya entah kemana.
"Oke, baiklah. Berhubung mantan suamiku sedang tidak ada di tempat, besok aku mengundangmu menghadiri acara pertunangan Zelene Armstrong, mantan adik iparku dengan Felix Damarion. Acaranya akan berlangsung di rumah utama Mama Jelita. Aku harap kau bisa datang. Kalau perlu, ajaklah mantan suamiku bersama istri barunya itu," Setelah mengucapkan semua itu, Diana meninggalkan ruangan mantan suaminya.
Vigor merasa kesal pada dirinya sendiri. Mendengar ucapan mantan istri Bosnya membuat dia harus berpikir ekstra untuk menerima permintaan Bosnya.
Kalau seperti ini, aku sudah tidak peduli lagi dengan wanita paruh baya itu. Aku tidak akan pernah melepaskan Zelene untuk siapapun.
Vigor memantapkan niatnya untuk menikahi gadis pujaan hatinya sesuai rencana.
Kali ini Vigor sengaja kembali ke ruangannya. Dia ingin menghubungi butik langganannya untuk memesan sebuah gaun pengantin dan jas untuk pernikahannya besok. Vigor mendial nomor butik Queen yang berada di area Mal Sinar Galaxy.
"Halo, selamat siang. Bisa disiapkan sepasang gaun pernikahan untuk kuambil nanti sore?" tanya Vigor ketika sambungan telepon terhubung.
"Bisa, Tuan. Mau yang seperti apa?" tanya pegawai butik.
"Untuk gaun pengantin wanitanya yang sederhana tetapi kelihatan elegan dan untuk jas prianya, sesuaikan saja," ucap Vigor.
"Baik, Tuan. Pemesan atas nama siapa?"
"Alex Abraham," jawab Vigor. Dia tidak mau orang lain mengetahui jika dirinya lah yang memesannya.
"Baik, Tuan Alex. Foto model gaun pengantin dan lainnya akan kami kirim ke whatsapp Tuan beserta tagihannya. Terima kasih telah menghubungi Butik Queen," ucap pegawai butik tersebut.
Bukan tanpa alasan Vigor memakai nama lain. Butik Queen adalah butik ternama yang menjadi langganan keluarga Armstrong termasuk Mrs. Perfeksionis itu.
Niatku sudah bulat, Ze. Besok aku akan memperjuangkanmu. Apapun rintangannya, aku tak peduli!
😍😍😍😍😍
Hai akak readers tercinta... tetap bersabar menunggu kehadiran kisah-kisah selanjutnya, yah?
Jangan lupa like, komentar, dan votenya.
Setangkai bunga atau secangkir kopi pun boleh dikirim, agar author semakin bersemangat...
Terima Kasih 😍😍😍
Truss si bos yg kaya rayaa berasa engk ada harga dirinya di mata karyawannya
Kurang gemezz thoor