Kisah ini menceritakan tentang dua insan manusia yang terpaksa menikah hanya untuk membahagiakan orang tua masing-masing.
Aluna Alexander seorang mahasiswi keperawatan terpaksa menikah dengan seorang pria asing putra dari sahabat Alexander.
Bryan Smith seorang CEO dingin, memiliki sifat cuek dan anti wanita. Baginya wanita yang patut dicintai di dunia ini hanya Eliza cinta pertama Bryan.
Akankah cinta mereka bersemi atau malah layu disaat cinta itu belum tumbuh?
Penasaran? Yuk baca trus ceritanya. 🤗
Jangan lupa masukan dalam list favorit agar tidak ketinggalan cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Ke Rumah
"Aluna, daddy mohon jangan bahas perceraian jika dalam keadaan emosi nak." Reymond memohon menangkupkan kedua telapan tangan ke da*da.
Aluna tidak menghiraukan permintaan Reymond, dia masih tetap dengan pendirian.
"Aluna, apa kamu tidak kasihan melihat om Reymond berlutut dihadapanmu? Kamu sama jahatnya dengan Bryan jika terus membiarkan om Reymond berlutut di depanmu." Rossa menasihati Aluna karena dia mulai berpikir Aluna sudah keterlaluan. Sebagai sahabat Rossa tidak ingin Aluna terus menerus mendendam.
"Daddy bangun, jangan berlutut di depanku. Daddy adalah mertuaku tidak pantas seperti itu." Aluna menuntun Reymond ke sofa.
Aluna menarik napas panjang, merileks kan pikiran dan otot yang menegang.
"Baik lah, aku tidak akan meminta cerai dan akan kembali ke rumah bersama daddy dan mas Bryan tapi aku punya satu permintaan."
"Apa?"
"Tolong siapkan satu kamar untuk ku. Aku tidak ingin satu kamar dan tidur di sofa milik mas Bryan. Tubuhku sakit semua jika semalaman harus tidur di sofa."
Reymond terkekeh mendengar permintaan sepele menantunya.
"Baik, daddy akan menyiapkan satu kamar khusus untuk mu. Daddy akan mendekor kamar tamu dengan warna biru, warna kesukaanmu. Bagaimana?"
"Setuju!"
Aluna mengangguk, tanda setuju.
Reymond benar-benar bisa meluluhkan pendirian Aluna. Ibarat batu yang terus menerus dijatuhi air maka akan tercipta sebuah lubang begitu juga dengan Aluna. Gadis yatim piatu itu bisa dengan mudah luluh melihat kebaikan dan ketulusan hati Reymond. Tak ada alasan bagi Aluna menolak toh lagipula dia sudah berjanji kepada mendiang Alexander tidak akan pernah berpisah dengan Bryan.
Bryan melirik ke arah Aluna tanpa dia sadari perlahan garis bibirnya melengkung membentuk senyuman manis yang akan melelehkan hati kaum hawa.
"Syukurlah dia tidak memintaku untuk menceraikannya." Dada Bryan lega seolah batu berkilo-kilo terangkat sudah dari tubuh.
...****************...
Malam itu Aluna kembali kerumah mewah milik Reymond, dia diantar Rossa masuk ke dalam mobil. Semua barang dimasukan ke dalam bagasi oleh Johan dan dibantu Bu Risa.
"Aluna, kamu hati-hati disana. Jangan lupa telpon aku jika kau merasa disakiti oleh dia."
Aluna hanya tersenyum.
"Ya sudah Ocha, aku pamit ya. Terima kasih selama ini kamu selalu ada disampingku. Kamu memang BFF sejatiku." Aluna dan Rossa berpelukan.
"Ehm, jika sudah tidak ada yg dibicarakan lagi segera masuk mobil agar para pelayan bisa secepatnya merombak penampilanmu." Ledek Bryan.
"Kamu juga harus merombak penampilan. Lihat dirimu mas. Rambutmu gondrong, mulut bau asap ro*kok, kemeja kusut dan penampilanmu sungguh lusuh mas." Ejek Aluna tidak mau kalah.
Bryan tidak mau ambil pusing, dia segera membuka pintu mobil dan duduk di seat penumpang.
"Aku pergi ya Ocha. Bye Ocha!"
Aluna masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.
Bryan dan Aluna duduk bersebelahan, sementara Reymond duduk di seat depan disamping Johan. Selama perjalanan mereka semua tidak banyak bicara. Hanya sesekali saja Reymond bertanya ke Bryan seputar pekerjaan.
"Ry, tadi daddy rapat dengan perusahaan Mega art and design katanya kamu belum menyetujui kerjasama yang diajukan mereka. Kenapa?"
"Aku tidak suka dengan sekretarisnya dad. Ketika kami rapat pertama kali, dia melihatku dengan tatapan aneh selain itu dia mengenakan pakaian ketat. Daddy tahu sendiri aku tidak suka wanita macam itu!"
Aluna membulatkan matanya mendengar ucapan Bryan, dia menahan tawa dengan menutup mulut menggunakan telapak tangan.
"Jadi suami ku ini tidak suka wanita sexy? Apakah dia normal atau tidak?" Gumam Aluna.
"Tidak usah menertawaiku."
pletak
Bryan menyentil kening Aluna dengan ibu jari dan jari telunjuk.
"Aw sakit mas!"
Aluna mengusap kening, rasanya perih seperti di gigit lebah.
"Makanya tidak usah menertawakanku."
"Bryan, apa yang kamu lakukan?" Tanya Reymond dari kursi depan.
"Aku hanya memberikan pelajaran kepada "istri kecilku" dad. Daddy tidak usah ikut campur, ini urusan rumah tanggaku!"
Rasanya Aluna ingin muntah mendengar Bryan memanggilnya dengan sebutan "istri kecil".
"Sejak kapan memanggilku dengan sebutan itu?"
Aluna bergidik dan langsung melemparkan pandangan keluar jendela.
"Gadis ini lucu juga dan lihat wajahnya tadi itu sungguh imut. Seperti anak kelinci yang kesakitan."
"Besok aku akan berkonsultasi dengan Rudy. Akan aku tanyakan pendapatnya bagaimana jika aku mencoba membuka hati untuk Aluna dan perlahan-lahan menerima dia sebagai istriku." Gumam Bryan.
Kediaman Keluarga Smith
Para pelayan sudah berjejer menyambut kedatangan tuan besar, tuan dan nyonya muda mereka. Dari barisan depan nampak Bu Risa berdiri dengan anggun membungkuk dan menyapa dengan sangat lembut.
"Selamat datang tuan besar, tuan dan nyonya muda." Ucap mereka serempak.
Dari arah barat Ayunda segera berlari menghampiri Aluna. Dia sungguh sangat merindukan menantu kesayangannya itu.
"Sayang kamu apa kabar? Oh astaga, kenapa ada lingkar hitam dibawah matamu!" Ayunda mengangkat dagu Aluna, menggerakan ke kanan dan ke kiri.
"Mom sudah, kasihan Aluna. Dia pasti capek tapi kamu malah mempermasalahkan lingkar hitam."
"Aku cuma kurang tidur saja mom akibat terlalu memikirkan papa nanti juga akan hilang."
"Pokoknya besok kamu akan melakukan perawatan all out. Mommy akan meminta orang salon untuk datang kesini."
"Boleh kan sayang." Ayunda mulai merayu Reymond. Dia bergelayut ditangan Reymond. Berusaha merayu agar diberikan izin.
"Apa mommy dan daddy tidak malu dilihat orang banyak!" Tanya Bryan kesal. Dia selalu disuguhkan keharmonisan kedua orang tuannya.
Reymond pasti tidak akan menolak jika diperlakukan seperti itu. Ayunda sangat mahir merayu hingga Reymond tidak bisa menolak.
"Terserah kamu sayang. Asalkan kamu tidak membuat menantu kita menderita."
"Oh tentu saja, aku malah akan membuat Aluna terlihat cantik kembali seperti dulu dan ku pastikan Bryan akan langsung jatuh cinta."
"Omong kosong!"
Bryan hendak naik keatas namun dicegah Reymond.
to be continued
Sesungguhnya mereka (novelis dan reader) yang memuja2 pebinor adalah manusia (novelis dan reader) dengan kesetiaan sangat rendah,
Coba tanya kan pada diri kalian, juga ada wanita lain yang suka pasa suami kalian dan berusaha sok baik didepan suami kalian dan berusaha dekat dengan suami kalian dan yang paling penting bawa suami kalian pergi jauh, apakah kalian akan bilang wanita itu adalah wanita baik2 dan punya cinta tulus bukan pelakor,
Coba tolong jangan munafik dalam menilai.
Karena sesungguhnya pelakor dan pebinor sama2 menjijikan
ujung2 nya balik ke Bryan