NovelToon NovelToon
Tirta Jayakusuma

Tirta Jayakusuma

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Petualangan / Tamat / kultivasi / pendekar / Fantasi Urban-Ultra-capable / system / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: joyokumo

Seorang pemuda yang rendah diri dan culun, namun baik hati. Mendadak mendapatkan warisan ilmu kanuragan yang luar biasa hebat, sehingga dia berubah menjadi seorang pemuda yang dikagumi banyak gadis.

"Tirta Jayakusuma" namanya. Dia berasal dari keluarga sederhana, mendapatkan Ilmu kanuragan ini dari tokoh sakti pada masa lalu pada jaman Mataram masih berdiri kokoh, yaitu Wasis jayakusuma, seorang Adipati Sakti. Sehingga menjadikannya seorang pemuda yang pilih tanding dan mumpuni dalam olah kanuragan.

Dengan ilmunya dia terlibat konflik-konflik yang seru dan mendebarkan dalam petualangannya bersama sahabat-sahabat setianya menyebarkan kebaikan dan membantu sesama.

Karena kebaikan dan kerendahan hatinya, dia terlibat dalam percintaan dengan beberapa wanita cantik yang berliku dan romantis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joyokumo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemampuan Tirta

Selepas Maghrib,

Tirta memacu motor bututnya menyusuri jalanan Gunungpati yang di kanan kirinya rindang oleh pepohonan, masih asri dan alami, beda dengan perkotaan yang bising dengan suara kendaraan yang berlalu-lalang.

Sekarang dia sudah tidak perlu menunggu Mbah Hardjo di Mushola lagi, cukup dia Membuka mata batinnya maka dia sudah dapat menemukan padepokan nya Mbah Hardjo.

Setelah lebih dulu mampir untuk sholat Isya di mushola, Tirta membawa motor nya sekalian ke padepokan.

"Assalamualaikum!", sapanya.

Ternyata Mbah Hardjo dan kang Damar juga Delima sedang berbincang di lincak depan padepokan.

"Wa Alaikum salam" jawab mereka.

"Mari Ngger, silakan sini!" ajak Mbah Hardjo mempersilakan Tirta duduk di lincak juga.

Biasanya lincak di desa-desa terbuat dari bambu. Tiang tiangnya terbuat dari bambu utuh yang cukup besar dan kuat, sedangkan alasnya dari batang bambu yang di belah belah, sehingga cukup kuat menahan beberapa orang sekaligus yang duduk diatas nya. Lincak ini adalah tempat khusus di rumah-rumah pedesaan jaman dulu. Fungsinya untuk duduk-duduk juga tiduran di teras rumah.

Tirta segera menempatkan dirinya di sebelah kang Damar.

"Gimana Ngger liburannya ?

Mbah Hardjo memulai pembicaraan.

" Baik Mbah, kemaren Tirta ikut acara di daerah Nglimut Gonoharjo, tidak jauh dari sini kok Mbah". jawab Tirta.

"Ayo Mas ini ada pisang rebus dan ketela rebus di makan, mungkin tadi mas Tirta belum makan di rumah". Delima menawarkan pada Tirta, sambil menuangkan teh hangat untuk Tirta.

"Iya terima kasih Del, jawab Tirta sambil mencomot sepotong ketela rebus yang masih mengeluarkan asap pertanda masih panas.

"Seru ya acaranya Mas?", tanya Delima.

"Iya Del, lumayan seru!", jawab Tirta

"Cerita dong Mas, mungkin kalo Delima nanti kuliah juga ada acara kayak gitu?"

"Iya Del ini Mas juga mau cerita kok".

Setelah memakan sepotong ketela rebus dan meminum seteguk teh hangat, Tirta segera menceritakan pengalamannya sewaktu acara Diksar Wanahardi.

Mbah Hardjo, Kang Damar serta Delima mendengarkan dengan seksama, mereka terbawa oleh keseruan cerita Tirta.

Ternyata Tirta memang pandai dalam bercerita. Ketika mereka mendengarkan cerita yang tegang, tanpa terasa mereka juga ikutan menahan napas, dan ketika Tirta bercerita tentang pertarungnnya dengan Aldi, mereka ikut berseru dan bersyukur Tirta bisa memberi pelajaran pada lawannya itu.

"Mas kenapa nggak kamu hajar babak belur itu lawannmu, dia kan jahat mas, dia hampir mencelakai kawan kawanmu mas!", Delima menanggapi.

"Aku ingin memberi pelajaran secara halus Del, lagian Mas mu ini gak tega nyakitin orang lain, kalo bisapun Mas tidak ingin ada perkelahian, nanti juga dendam nya gak habis-habis, malah banyakan musuh".

"Benar Ngger, tindakan Angger sudah benar. Ilmu kanuragan hanyalah pendukung saja, ketika seseorang dalam keadaan terpaksa. Janganlah di gunakan untuk menindas apalagi untuk berbuat jahat pada orang lain, jangan digunakan untuk "Adigang Adigung dan Adiguno!"

Tirta mengangguk dan mengiyakan nasehat Mbah Hardjo, begitupun Delima.

Ketika malam beranjak makin pekat, terlihat bayangan berkelebatan mendaki keatas Gunung Ungaran, mereka berlompatan dari batu kebatu, melompati ngarai dan lembah lembah di lereng Gunung Ungaran sebelah utara.

Beberapa saat kemudian bayangan bayangan itu telah sampai di puncak Ungaran.

Mereka adalah Damar, Tirta dan Mbah Hardjoikoro. Setelah mencari tempat yang tersembunyi tapi lapang, Tirta dan Damar segera terlibat pertarungan yang seru. Mbah Hardjoikoro mengawasi dari pinggir arena dan memberikan arahan arahannya.

Begitulah latihan berlangsung sampai hampir mendekati fajar, seperti hari hari kemarin. kemudian mereka turun juga dengan cepat kembali ke padepokan.

Rutinitas ini berjalan tiap hari. tanpa terasa kemampuan Tirta makin hari makin meningkat dengan pesat. Sekarang ini Damar sudah hampir mengerahkan semua kemampuan untuk mengimbangi kemampuan Tirta!.

Pagi itu di serambi padepokan.

Seperti biasa mereka mengobrol di lincak dengan ditemani sepiring ketela rebus dan sepiring pisang goreng. Mereka menyeruput kopi sambil merokok, rokok khas punya Mbah Hardjo, "Rokok Klobot!"

"Ngger, kemampuan Angger sekarang ini sudah meningkat dengan pesatnya, Damar juga sudah hampir tidak mampu mengimbangi kekuatan Angger. Ilmu-ilmu yang di punyai Damar juga sudah Angger serap semuanya, tinggal mematangkannya saja juga perlu untuk menambah pengalaman dalam keadaan yang sesungguhnya!" Mbah Hardjo berbicara dengan serius kali ini.

"Sudah saatnya Angger menemui Eyang Angger yang sesungguhnya", Mbah Hardjo berhenti sejenak sambil menyeruput kopinya.

"Eyang Angger ini adalah .. "Wasis Joyokusumo", Beliau berkehendak menemui Angger. Mungkin juga ada hal hal yang memang perlu di sampaikan secara langsung kepada Angger, juga biasanya beliau menurunkan ilmunya secara langsung kepada Angger, seperti halnya yang sudah lalu kepada pewaris sebelum Angger".

Tirta mengangguk anggukan kepala, dan menanyakan siapakah sebenarnya Eyangnya ini. Mbah Hardjo segera memberikan keterangan nya.

"Beliau adalah seorang Adipati di tlatah Lor. Pada jamannya beliau seorang yang pilih tanding dan mumpuni, tangguh tanggon dalam olah kanuragan. Besok pada hari kamis malam jumat beliau berkehendak menemui angger di sentong (kamar) tengah".

"Baik Mbah", jawab Tirta.

"Oh ya Mbah, ada beberapa teman Tirta yang ingin belajar kanuragan kepada Tirta. Mereka sahabat sahabat baik saya Mbah. Bolehkah Tirta mengajari mereka?" Tirta menajukan permintaan teman temanya.

Mbah Hardjo diam sejenak, tampaknya berfikir tentang permintaan Tirta.

Setelah beberapa saat kemudian Mbah Hardjo menjawab.

"Boleh saja Ngger, tapi Angger harus mastikan beberapa hal. Terutama sifat dan karakter teman-teman Angger, jika Angger ragu-ragu jangan pernah mengajarkan ilmu kanuragan ini. Tapi kalo Angger percaya pada mereka, silahkan Angger melatih mereka".

Mbah Hardjo berdiam sejenak dan menyedot rokok klobotnya, Tirta juga melakukan hal yang sama. Sedangkan Damar sejak tadi hanya jadi pendengar yang baik saja tanpa memberikan komentar.

"Dan yang sangat penting Ngger, Ilmu Yang nantinya di turunkam kepada Angger dari Beliau Eyang Wasis, jangan pernah diturunkan kepada siapapun kecuali kepada keluarga Angger dan juga atas ijin Beliau".

"Dan sebaiknya ilmu kanuragan yang angger ajarkan sebaiknya yang bersumber dari Damar saja, itupun sudah lebih dari cukup untuk bekal mereka!"

Tirta mengangguk tanda mengerti penjelasan Mbah Hardjo.

"Dan jika Angger ada waktu, ajaklah mereka kemari, agar Mbah juga tau sifat dan karakter mereka, selain itu juga jika Angger sibuk dengan Pelatihan Angger sendiri, Damar bisa saja membimbing mereka".

Demikianlah, Mbah Hardjo memberikan persetujuan nya dengan syarat syarat yang dirasa oleh Tirta memang masuk akal.

Hari ini Tirta langsung menuju kampus tanpa pulang lebih dulu. Tadi malam dia sudah meminta izin dari sang Ibunda, dan sekarang sang Bunda juga sudah terbiasa dengan kegiatan putra sulungnya ini.

***

Di kampus.

Pagi ini kuliah pagi, begitu selesai Tirta dan kawan-kawannya segera ke basecamp WanaHardi. Seperti biasa, disana sudah ada anggota baik senior maupun junior yang sudah nongkrong disana

lincak

1
Hentri Gunawan
harus ada kelanjutan y ni kurang menarik harus ada 4 istri
Mohd Zalami
Tirta kok kecil nyalinya yo..udah ada 4 calon yg bagus...kok cuma nikahnya 1 saja...ini namanya pendekar TB..takut bini...hehe
gempi
jangan
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Lina Lil hamidah
Kecewa
Lina Lil hamidah
Buruk
Capricorn 🦄
ok
Erni Sasa
duuh thor maaf nih maaf banget ya tolong dong di benerin lagi paragraf,y tanda kutip,y juga biar enak kita"yg baca🙏🙏
ceritanya mah bagus thor🥰
Muhammad Abdul Ruyani
tok tok tok
Dewi Nurlela
ah,,,,akhirnya Faiza jg yg terpilih.
Anonymous
ok
Agus Samadengan Iwan
Luar biasa
asep harja
cerita yg bagus thour...terimakasih sudah memghibur.....semoga athour tetap sehat selalu ..murah rejeki..dan semangat terus..🙏🙏❤️❤️👍👍👍👍👍🙏👍🙏🙏🙏👍👍👍👍👍👍👍❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Dewi Nurlela
Tirta koq ga mau jujur klu SDH bertunangan sama Faiza
Dewi Nurlela
benarkan yg aku bilang siwelang adalah Aryo seto
Dewi Nurlela
apakah siwelang Aryo seto
Dewi Nurlela
Tirta ga ingat kah sama keluarganya tkt nanti Mr Budiman malahenargetkan ortu ma adek" nya
Dewi Nurlela
Tirta bisa lupa ma Faiza
guntur moch
kurang Seru
guntur moch
doeloe yg Namanya Adipati Selirnya bisa Puluhan Apalagi Raja bisa Ratusan Istri dan Selirnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!