Tanisha Elajar, seorang gadis yang mempunyai paras begitu cantik bak boneka Barbie. Karena sebuah kebohongan yang dia ciptakan, membuat gadis cantik ini kehilangan kekasihnya.
Tanisha melakukan berbagai macam rayuan untuk memikat mantannya itu. Hingga suatu hari, ada masalah yang besar menimpa dirinya. Membuat gadis ini tak lagi mengejar mantan tercintanya itu.
Devan Pratama, hatinya begitu sakit saat mengetahui kebenaran yang selama ini tik ia ketahui. Sehingga mengharuskan dirinya memutus hubungannya dengan sang kekasih.
Entah sampai kapan Devan bisa bertahan dari godaan sang mantan? Dan apakah dirinya akan kembali menjalin cinta dengan gadis yang telah lama ia kejar itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permainan Dimulai
Keesokan harinya, Tanisha datang ke tempat kerja seperti biasa. Dia selalu membawakan bekal untuk Devan disaat jam makan siang seperti saat ini. Hal ini menjadi rutinitas wajib bagi Tanisha setelah Devan memutuskan hubungan mereka. Meski hatinya merasa kalau rasa yang dimiliki Devan untuknya mulai memudar, tapi akalnya selalu menolak praduga tersebut. Dia yakin, kalau dia pasti bisa membuat Devan jatuh cinta lagi kepadanya.
Seorang resepsionis mempersilahkan Tanisha untuk langsung pergi ke ruangan Devan. Karena resepsionis itu mengetahui kalau Tanisha adalah mantan dari salah satu atasan mereka.
Tanisha berjalan dengan santainya menuju ruangan Devan. Karena ini merupakan jam makan siang, koridor yang dia lewati cukup ramai oleh pegawai yang ingin pergi ke kantin, atau sekedar pergi ke cafetaria dekat perusahaan.
Saat Tanisha sampai di sebuah lantai yang terbilang sepi, karena ini merupakan lantai khusus ruangan direktur perusahaan ini. Hanya ada tiga ruangan di lantai sembilan ini. Ruangan direktur, ruangan sekretaris, dan yang terakhir adalah ruangan asisten. Di mana itu adalah ruangan Devan.
Tanisha melangkahkan kakinya menuju ruangan Devan, namun pada saat dirinya melewati ruangan direktur, tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka. Munculah sesosok pria yang tampan, hampir setara dengan kakaknya. Ya, siapa lagi kalau bukan Langit.
"Mau ke mana, Sha?" tanya Langit pura-pura tidak tahu.
"Eh, Kakak. Ini mau ngantar makan siang buat Mas Devan. Mas Devan ada, kan Kak?" tanya Tanisha begitu santai. Karena dia sering bertemu Langit saat dirinya sedang bersama Ayumna dan Yutasha.
"Masih belum dapat?" tebak Langit. Tanisha mengangguk sebagai jawaban pertanyaan dari Langit.
"Kamu jangan pakai cara yang monoton gitu," ucapan Langit membuat Tanisha mengernyit bingung.
Tanisha curiga, pasti ide yang akan keluar dari mulut pria ini bakalan menyesatkan dirinya. Namun, Tanisha akan mencoba mempertimbangkannya jika hal itu bisa membuat rencananya untuk menjerat mantan kekasihnya itu kembali padanya.
"Lalu bagaimana menurut Kak Langit yang tidak monoton dan akurat itu?" Tanisha juga penasaran ide apa yang akan Langit berikan pada dirinya.
Langit melangkahkan kakinya lebih dekat lagi dengan Taniaha, lalu sedikit membungkukkan badannya agar sejajar dengan Tanisha yang merupakan tidak lebih tinggi darinya.
"Jerat dia dengan pesonamu. Pe so na mu!" ulang Langit dengan menekankan kata akhirnya. Senyum jahil pun terbit dari bibir tipis tersebut.
Tanisha nampak mencerna ide yang Langit berikan. Dia nampak berfikir dengan serius, dan hal itu membuat tawa Langit hampir pecah, sebelum Ayumna datang.
"Mas! Jangan ngasih ide anehmu itu pada Nisha. Dia masih polos, Mas," geram Ayumna langsung menghadiahi suaminya itu sebuah cubitan.
"Aduh, Sayang... Sakit," rengek Langit. Sikapnya begitu berubah dengan drastis ketika Ayumna datang.
"Lagian kamu sih, Mas!" kesal Ayumna menatap tajam suaminya. Lalu berpindah menatap Tanisha yang masih bingung. "Udah, Sha. Jangan dipikirkan ucapan Mas Langit.
"Iya, Mbak. Tapi... Apa yang dikatakan Kak Langit ada bener nya juga, sih Mbak." ucap Tanisha setelah memutuskan akan memakai ide Langit. Dia akan mencoba menjerat mantan kekasihnya itu dengan pesona yang dia miliki.
"Kamu yakin?" tanya Ayumna sedikit khawatir jika Devan akan menangkap umpannya.
"Asal bisa membuat Mas Devan kembali, Mbak. Karena dia satu-satunya pria yang mendekati ku bukan karena latar belakangku," kata Tanisha.
Saat Ayumna hendak menasehati Tanisha, Langit segera menarik tangan Ayumna.
"Ayo, Sayang. Jangan ganggu Nisha lagi. Keburu habis ini waktu makan siangnya." ucap Langit. Kemudian Ayumna pergi meninggalkan Tanisha.
Setelah kepergian Langit dan Ayumna, Tanisha terlihat membuka semua kancing jaketnya. Sehingga terlihatlah tank top yang ia kenakan di balik jaket tersebut. Lalu tangannya menggelung asal rambut panjang indahnya tersebut ke atas. Ia cemol dengan asal, tapi hasilnya terlihat begitu menggoda. Karena kini menampilkan leher jenjang nan mulus yang Tanisha miliki.
"Baik, kita mulai dengan cara yang ringan dulu." ucap Tanisha penuh percaya diri. Untuk kemudian dia melangkahkan kakinya menuju ruangan Devan yang masih tertutup.
Jangan terlalu pulgar, Nish! Nanti aku yang kena tegur lagi🙈😥 meskipun aku suka ide Mas Langit, sih!😅