NovelToon NovelToon
TamaSora (Friend With Benefits)

TamaSora (Friend With Benefits)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mima

"Cinta ini tak pernah punya nama... tapi juga tak pernah benar-benar pergi."

Sora tahu sejak awal, hubungannya dengan Tama tak akan berakhir bahagia. Sebagai atasannya, Tama tak pernah menjanjikan apa-apa—kecuali hari-hari penuh gairah.

Dan segalanya semakin kacau saat Tama tiba-tiba menggandeng wanita lain—Giselle, anak baru yang bahkan belum sebulan bergabung di tim mereka. Hancur dan merasa dikhianati, Sora memutuskan menjauh... tanpa tahu bahwa semuanya hanyalah sandiwara.

Tama punya misi. Dan hanya dengan mendekati Giselle, dia bisa menemukan kunci untuk menyelamatkan perusahaan dari ancaman dalam bayang-bayang.

Namun di tengah kebohongan dan intrik kantor, cinta yang selama ini ditekan mulai menuntut untuk diakui. Bisakah kebenaran menyatukan mereka kembali? Atau justru menghancurkan keduanya untuk selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mima, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bintang lapangan.

Keikutsertaan Sora dan Kayla di kegiatan badminton sepulang jam kantor, rupanya langsung membuat geger grup chat kantor. Dua orang itu terkenal tidak terlalu sering muncul ke permukaan. Kayla yang introvert, serta Sora yang dulunya digosipkan begitu lengket dengan Tama. Mereka terbilang sangat jarang ikut serta dalam acara-acara non resmi kantor. Tidak ada yang menyangka kalau sore ini, kedua gadis cantik itu tiba-tiba muncul di GOR mini yang merupakan fasilitas dari perusahaan juga.

Tidak hanya itu, kepiawaian Sora dalam bermain juga membuat mereka takjub. Baru pertama kali terjun, dia sudah berhasil mengalahkan si bintang lapangan, Fabian. Yang cari keringat di lapangan lain sampai udahan demi menyaksikan pertandingan sengit kedua orang tersebut. Sorak sorai penonton yang mendukung Sora membuat suasana malam itu menjadi sangat panas.

Puluhan foto dan video yang diunggah ke dalam grup, sontak menuai banyak respon dari seluruh anggota. Dan sudah pasti dari rekan-rekan divisi AR juga.

‘Lolololoh, kok gue nggak tau si @Sora bisa main badminton? Lain kali battle sama gue lah, Ra!’ ~ Jo

‘Gila gila gilaa! Ini anak berdua nggak ngajak-ngajak! Awas lo ya @Kayla @Sora! Besok pagi terima hukuman dari gue sebagai rekan kerja yang nggak kalian anggap.’ ~ Axel

‘Tau nih! Pantesan tadi pulang kantor main nyelonong aja. Bro @Fabian, kalau besok main lagi, ajak gue. Gue mau ngalahin si @Sora nih.’ ~ Julian

Hanya Tama yang tidak nimbrung di dalam obrolan itu. Dia sibuk menyimak bagaimana anggota grup beramai-ramai memuji Sora yang bagai seorang atlit sungguhan. Walau sedang berkeringat maksimal, aura kecantikannya tetap terpancar.

Dalam foto-foto yang diunggah, Sora memakai setelan olahraga yang menambah profesionalitasnya. Yaitu atasan polo shirt dan rok pendek setengah paha yang membuat kaki jenjangnya benar-benar terekspos.

Tama mengetatkan rahang membayangkan semua anak-anak di GOR bisa menikmati paha mulus yang selama ini hanya Sora tunjukkan kepadanya. Tidak hanya itu. Rambut panjang yang sengaja dicepol agar tidak merepotkan itu juga turut mengundang perhatian. Sedikit berantakan memang, apalagi setelah dibanjiri keringat.

Namun, di mata seorang Tama, itu sangatlah seksi. Pria itu sampai tidak bisa membendung pikirannya dari bayang-bayang erotis saat Sora berkeringat karena percintaan mereka. Tubuh yang basah, mata yang sayu, napas yang menderu. Sial! Tama sangat rindu!

Saat sedang menatap layar ponsel, tiba-tiba nama Sora terlihat mengetik di dalam grup. Jantungnya langsung jumpalitan, seperti ke-gep sedang memperhatikan foto cantik perempuan itu.

‘@Juliam, besok tanding? Siapa takut? Yang kalah nraktir jajan selama seminggu.’ ~ Sora

‘@Sora, nggak sekalian minta dinafkahin seumur hidup? Gue ikhlas kok’ ~ Julian

Alhasil balasan itu kembali memancing keributan. Keduanya sukses dicie-ciein dan kembali dijodoh-jodohkan. Sialnya, Sora dan Julian sepertinya tidak keberatan. Mereka malah membalas candaan-candaan itu dengan enteng, seperti tidak ada beban.

Jika ada orang yang ingin melempar HP-nya sekarang, dia adalah Tama Sean Wijaya. Paru-parunya mendadak kehilangan fungsi, tidak bisa bekerja dengan normal. Dadanya terasa sesak, seperti kekurangan pasokan oksigen.

Dia cemburu. Dia merasa terasing dan rasanya sangat tidak nyaman! Dia ingin menjadi orang terdekat Sora seperti dulu. Bukan Kayla, Axel dan Jo. Apalagi Julian! Fvck! Fvck! Fvck!

Pria itu baru menyadari kalau semuanya sudah sangat berubah sekarang. Dan dia sangat sadar kalau dirinyalah penyebabnya. Di saat dia memilih terkekang bersama Giselle, Sora malah semakin mengembangkan sayapnya dan populer di semua divisi.

Tama jealous, tidak terima. Bukankah dia yang seharusnya dijodoh-jodohkan dengan Sora? Bukankah seharusnya dia yang diajak main badminton oleh perempuan itu? Kenapa jadi Julian? Kenapa posisinya yang dulu seakan direbut oleh Julian?

“Arrrghh!!” Pria itu menendang sofa yang ada di dekatnya. Ini membuat dirinya kesal. Juga frustasi karena Sora tak kunjung pulang ke apartemen. Sungguh, Tama sangat merindukan momen dimana hanya ada dia dan Sora. Dan hanya apartemen inilah tempat yang tepat untuk itu.

Tapi kenapa dia tak ingin pulang? Apa karena dia tau kalau Tama hanya berbohong tentang akan pindah dari sana? Kalaupun iya, apakah Sora benar-benar tidak ingin berteman dengannya lagi? Apakah Sora sudah melupakan dia seutuhnya?

***

“Nanti sore jadi ya, Ra?”

Gendang telinga Tama menangkap suara Julian di tengah-tengah keramaian yang tercipta di dalam ruangan. Seperti biasa, ruangan itu cukup hectic setiap pagi.

“Yakin, Jul? Fabian aja kalah loh.” Dibalas oleh Sora dari mejanya. Terkesan seperti menggoda.

“Loh, yakin dong. Jangan-jangan lo yang nggak yakin? Takut ya lo?"

Axel, Jo dan Kayla tertawa mendengarnya. Begitupun dengan kolektor yang sudah tau obrolan di grup tadi malam.

“Ayo. Siapa takut. Siapin deh duit lo buat nraktir gue jajan selama seminggu ke depan.”

“Gue nebeng ditraktir. Cop!” Kayla ikut-ikutan. Nggak mau ketinggalan.

“Udah gue bilang. Gue nafkahin juga ayo, kalau lo mau ama gue.” Julian sengaja mengeraskan nada suaranya agar semua orang di dalam ruangan itu mendengar ucapannya, tanpa terkecuali.

“Bacot!” Sora mencibir dan segera menutup obrolan tersebut. Tidak baik jika tetap dilanjutkan. Dia kembali fokus kepada kolektor yang ada di depan mejanya.

Hufhh, apa-apaan si Julian, pakai ngomong kayak begitu? Sora tidak ingin ada yang salah paham. Siapa lagi kalau bukan si Tama? Bukan apa-apa. Sekalipun mereka sudah tidak berteman, dia tidak ingin menciptakan image bahwa setelah lepas dari laki-laki itu, Sora terkesan sangat gampang digoda oleh laki-laki lain. Sora malahan tidak berniat untuk menjalin hubungan dengan siapapun sekarang.

Apalagi dengan Julian, teman satu ruangan yang sudah tau masa kelamnya bersama Tama. Ya, soal tidur bersama Tama, Julian juga sudah tau. Bukankah tidak masuk akal kalau sekarang dia ingin mendekati Sora? Itu jelas-jelas bercanda. Sora sangat mengerti, mungkin dia hanya ingin memanas-manasi Tama. Tapi tetap saja, itu tidak baik untuk citra seorang Sora. Bukankah begitu?

“Betewe, Ra, ini Arta Boga mau kirim lagi. Lo 'kan PIC-nya. Dia resek nggak? Lo harus ke sana ‘juga?” Kayla sepertinya sedang memeriksa list kiriman hari ini. Dan ada satu customer besar yang merupakan customer Sora.

"Oh ya? Waduh, harusnya iya. Karena beliau juga termasuk sering ngeluh tentang kelengkapan dokumen. Wah, hari ini ada yang bisa temani gue nggak?" Gadis itu menatap ketiga teman lelakinya secara bergantian. Axel, Jo dan Julian.

"Gue bisa." Julian menjawab cepat.

"Gue juga ayo aja." Begitupun dengan Axel yang berusaha menyanggupi.

"Gue juga nggak ada kerjaan lebih." Jo tak mau kalah.

"Hm... gue sama lo aja, Jo. Kemarin 'kan udah sama Julian," putus Sora yang berusaha adil. Juga karena tidak ingin meninggalkan kesan kalau dia dan Julian ada hubungan apa-apa.

"Sama gue aja. Biar nggak ada yang nyeleweng ke mana-mana lagi." Tama tiba-tiba menyela dan membuat keputusannya sendiri. Sengaja menyindir Julian dan Sora yang kemarin singgah ke apartemen.

Tatapan mereka bersatu. Sora jelas-jelas tidak ikhlas, namun harus setuju karena Tama adalah atasannya.

Mau apa lagi laki-laki ini?

***

1
Jeng Ining
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ ada yg kebakaran tp gada apinya
Jeng Ining
nah ini dpt bgt feelnya tnpa typo nama, kita kek masuk beneran diantara mreka, terimakasih Kak, mdh²an ga cm updte 1 bab ya 🙏😁✌️
Asri setyo Prihatin
Luar biasa
Mama Mima
Terima kasih masukannya, Kakk. Padahal aku udah double check teruss. Ada aja yang kelolosan. Heuu... 🙏🏻🥹
Jeng Ining
terimakasih udh suguhin cerita keren kak🙏🥰
Jeng Ining
cerita bagus, penggambarannya mudah dicerna begini🫰😍🥰, sayang kak banyak typo nama, lbh baik direvisi atw paling engga ke depannya lbh teliti lg, mhn maaf klo komennya kurg berkenan, mdh²an makin sukses di NT🙏☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!