Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jakarta
Malam hari, seorang gadis berbaring di kamarnya sambil menscrool sosmed miliknya. Gadis itu tak lain adalah Freya. Ya gadis itu nampak jenuh seorang diri kamarnya karena Anya tadi sore memutuskan untuk pulang diantar oleh Tante Rita dan dirinya. Ya sekalian gadis itu memindahkan barang-barangnya yang ada di kos ke rumah milik tante nya sementara waktu.
"Tuh kan, berarti manajernya Arvin beneran resign. Gue harus daftar ni, lupakan perasaan takut lu Frey. Lu harus hadapi Arvin walaupun ditolak dan dihina-hina kek kemarin. Pokoknya lu harus bisa jadi manajernya," ucap Freya yang meyakinkan dirinya sendiri.
Gadis itu akan kembali mendekati Arvin secara brutal kek kemarin tanpa mementingkan perasaannya yang sewaktu-waktu akan sakit jika Arvin sewaktu-waktu mengeluarkan kata-kata pedasnya. Gadis itu pun me dm Arvin di Instagram.
'Assalamualaikum Arvin,'
'Aku tadi lihat insta story kamu, kamu lagi cari manajer ya,'
'Aku mau daftar donk,'
'Eh, bukan daftar sih. Lebih tepatnya maksa jadi manajer kamu hehehe,'
'Aku gak ada maksud lain kok, aku akan profesional. Lagi butuh duit tambahan nih,'
'Ya, ya, ya, pokoknya aku gak mau tau. Besok aku akan ke Jakarta temui kamu. Bye...bye Arvin. Sampai jumpa besok,'
Begitulah kira-kira isi chat Freya. Dengan penuh percaya diri gadis itu mengemasi barang-barang yang akan di bawahnya ke Jakarta. Setelahnya gadis itu pun mencuci wajah, tangan, dan kakinya kemudian melakukan ritual skincarenya dan tidur.
Sementara di tempat lain, Arvin nampak suntuk. Pasalnya besok cowok itu mulai kerja lagi, tapi ia belum menemukan pengganti Fathur. Sebenarnya tadi siang ada banyak yang mengantri, namun tak satu pun yang beres menurut cowok itu. Tak lama ponselnya berbunyi, menampilkan notifikasi milik Freya. Gadis yang akhir-akhir ini selalu membuatnya seperti sakit jantung. Oh ya, cowok itu memang sempat memblokir Freya. Namun kemarin saat diperjalanan pulang, entah kerasukan setan apa sehingga cowok itu membuka blokir Freya.
Seketika senyuman terbit di bibir cowok itu melihat isi chat Freya. Terlebih-lebih kosakata nya kembali berubah menjadi aku-kamu, bukan lo gue seperti kemarin setelah gadis itu hilang. Entah mengapa melihat gadis itu kembali bersifat seperti itu cukup membuat Arvin senang. Cowok itupun meng follow akun Freya, dan keluar dari aplikasi itu. Sepertinya ia akan memberikan kesempatan kepada gadis itu untuk manajernya. Itu bukan ide buruk mengingat gadis itu merupakan seorang mahasiswi dan aktif diberbagai kegiatan organisasi, jadi pasti bisa mengatur jadwal. Dari mana dia tahu itu, ya tentu saja Gleen yang cerita waktu itu sebelum acara camping.
Keesokan harinya Freya nampak semangat. Gadis itu kini berada di meja makan untuk sarapan bersama om, tante dan sepupunya itu. "Ishh mama ma jahat, padahal Gleen kan juga mau ikut antar kak Freya ke Jakarta," ucap Gleen dengan nada merajuk. Pasalnya cowok itu sedari kemarin membujuk sang mama agar membiarkannya ikut ke Jakarta. Kan jarang-jarang ia bisa pergi ke kota itu.
"Kamu itu 3 hari libur sekolah, masa mau di perpanjang lagi. Nanti kamu tambah ketinggalan pelajaran," ucap tante Rita dengan tegas.
"Pahh," ucap Gleen dengan nada memelas berniat membujuk papanya.
"Dengerin kata mama kamu ya, kamu nggak lihat apa muka mama kamu kek singa kelaparan," ucap papa cowok itu sambil tertawa renyah. Sedangkan tante Rita yang mendengar itu melototkan mata ke arah sang suami yang membuat nyali sang suami sedikit menciut.
"Heheheh bercanda sayang," ucap pria paruh baya itu menatap ke arah sang istri.
"Yasudah, kalau gitu Gleen berangkat dulu," ucap Gleen pasrah sambil menyalami satu per satu orang yang ada di meja makan itu.
"Assalamualaikum," ucap cowok itu lagi dan berjalan keluar dengan langkah yang sedikit gontai.
"Waalaikum salam," jawab serentak Freya, dan kedua orangtua Gleen.
"Kamu udah siap sayang," tanya tante Rita ke Freya saat ia melihat Gleen sudah berangkat sekolah. "Udah tante," ucap Freya dengan semangat. "Yaudah, tante beresin ini dulu ya. Habis itu kita berangkat,"ucap tante Rita lagi.
"Freya bantuin ya tante," ucap Freya sambil berdiri. "Gak usah, nanti baju kamu kotor lagi. Kamu disini aja sebentar sama om Tyan. Tante tidak lama kok," ucap tante gadis itu dengan lembut sambil membereskan meja makan.
"Freya, ini pegangan buat kamu selama disana," ucap om Tyan sambil menyerahkan setumpuk uang berwarna pink yang terdapat wajah presidan dan wakil presiden pertama Indonesia.
"Eh, ini kebanyakan om," ucap Freya yang tidak enak sudah berkali-kali merepotkan keluarga itu.
"Tidak kok, ini cuma 7 juta. Untuk keperluan kamu selama satu bulan di Jakarta," ucap om nya lagi dengan senyum.
"Terima aja Frey, hidup di Jakarta itu mahal loh," ucap tante Freya yang tiba-tiba muncul.
"Tapi, nanti keberatan balikin nya tante," ucap Freya jujur.
"Kamu ini kek sama siapa, gak usah dibalikin. Om sama Tante ikhlas kasih itu sama kamu," ucap tante Rita lembut. Mau tidak mau Freya mengambil uang itu dan menyimpannya di dompet gadis itu.
"Makasih ya om, tante," ucap gadis itu lagi terharu atas kebaikan tante dan om nya ini.
"Yasudah, kalo semuanya siap yuk kita berangkat sekarang. Biar gak kesiangan, kan kita juga mau cari kost-kostan buat Freya tinggal disana," ucap om Tyan sambil berdiri dan keluar untuk mempersiapkan mobil.
Setelah memastikan tidak ada yang ketinggalan, ketiga orang tersebut pun meninggalkan rumah bernuansa putih ini berangkat menuju Jakarta. Di sepanjang perjalanan, Freya tidak henti-hentinya tersenyum. Dia sangat senang karena nantinya ia berada di dekat dekat idolanya itu. Apapun resikonya ia akan tahan.
Gadis itu membuka ponselnya dan mencari aplikasi Instagram, kemudian menekan logo pesawat kertas dan menekan akun Arvin. Ia melihat pesannya hanya dibaca saja, selalu saja begitu. Namun ia kaget saat notifikasi muncul dilayar atas bahwa akun idolanya sedang mengfollow dirinya. Yang benar saja, ini seperti mimpi bagi gadis itu. Rasanya gadis itu ingin lompat saja saking senangnya.
Gadis itu kembali ke ruang pesan dia dan Arvin, dan mulai mengetik sesuatu disana.
'Assalamualaikun Arvin,'
'Makasih banget ya udah di follow akun aku hehehe,'
'Aku benar-benar gak nyangka deh, kirain mimpi tau,'
'Oh ya, aku sekarang udah dijalan loh. Aku di antar tante Rita sama om Tyan,'
'Nanti aku cari kost-kostan dulu, nanti Arvin shareloc ya biar aku tidak nyasar, hehehe,'
'Sampai ketemu Arvin,'
Ya gitulah kira-kira isi pesan Freya. Tak lama kemudian notifikasi berbunyi dari ponselnya. Alangkah terkejutnya gadis itu melihat Arvin membalas pesannya. Seumur-umur, baru kali ini cowok itu membalas pesan gadis itu. Dan gadis itu lebih terkejut lagi membaca isi pesan dari idolanya.
'Gak usah cari kost-kostan. Tempati aja apartemen tempat Fathur, itu salah satu fasilitas manajer. Letaknya juga bersebelahan dengan apartemen tempat gue tinggal, biar lebih gampang aja kalau ada perlu. Kabarin aja kalau udah di Jakarta, entar gue shareloc.'
Kira-kira itulah izin pesan Arvin yang membuat Freya rasanya ingin terbang saja. Ia jadi yakin seratus persen kalau dirinya diterima sebelum wawancara.
"Om, tante, nanti gak usah cari kost-kostan ya. Arvin bilang aku akan tinggal di apartemen yang mantan manajernya tempati kemarin. Katanya itu salah satu fasilitas manajer, letaknya bersebelahan dengan apartemen yang ditinggali Arvin. Biar gampang katanya kalau ada keperluan," ucap gadis itu sangat antusias.
"Oh, ya masa?" ucap tante Rita tidak percaya.
"Ishh, nih lihat aja kalau tidak percaya. Freya aja gak percaya tadi," ucap Freya sambil memperlihatkan balasan chat dari Arvin.
"Berarti kamu udah fiks diterima donk tanpa seleksi," ujar om Tyan.
"Iyadonk om, Freya gitu loh," ucap Freya kegirangan.
"Ya bagus donk kalau gitu, jadi kamu gak perlu repot cari kendaraan kalau mau ketemu Arvin, soalnya kan bertetangga," ucap tante Rita tersenyum. Ia turut senang melihat keponakannya senang. Semoga saja usaha keponakannya itu tidak sia-sia.
