Kemarahan Sang Penghuni

Setelah berjam-jam di perjalanan akhirnya Pak Sudirman sampai ke tempat tujuan nya. Perjalanan nya cukup membuat Pak Sudirman merasakan lelah.

"Punten.. Punten.. Aki ini saya Sudirman" Ujar Pak Sudirman memanggil sang pemilik rumah.

"Mangga" Jawab orang di dalam rumah, tak berselang lama pintu terbuka dan terlihatlah seorang kakek-kakek membukakan pintu rumah itu.

"Oohh ternyata kamu Sudirman, hayuk masuk jangan lama-lama di luar karna ini sudah sore. Dan sepertinya ada yang mengikuti mu" Ujar Aki Bayan. Perkataan itu sontak membuat Pak Sudirman merasa kaget, karna dia benar-benar tidak tau bahwa ada yang mengikuti nya. Mereka pun bergegas masuk begitu juga dengan sang supir karna Aki Bayan pun meminta sang supir masuk juga.

"Kamu tunggu disini. " Ujar Ki Bayan pada supir Pak Sudirman.

"Baik Aki" Jawab sang supir, kemudian Aki Bayan mengajak Pak Sudirman masuk ke salah satu kamar yang ada di rumah itu. Di dalam kamar sudah tersedia berbagai alat untuk melakukan ritual yang biasa Ki Bayan lakukan, bermacam sesajen sudah tersedia tak lupa kemenyan pun sudah menyala dan bau nya begitu menyengat memenuhi ruangan itu.

"Aki sudah tau apa yang mau kamu sampaikan tanpa kamu harus memberi tau Aki" Ujar Aki Bayan.

"Itulah yang membuat saya selalu datang meminta pertolongan kepada Aki, karna saya tak harus repot-repot untuk menjelaskan apa tujuan saya datang ke sini." Ujar Pak Sudirman, dia merasa bangga kepada Aki Bayan karna setiap dia datang ke sana Aki Bayan selalu lebih dulu tau apa tujuannya.

" Hahahahahaa... Kamu kan tau sendiri Aki memang hebat" Ujar Ki Bayan membanggakan dirinya sendiri.

"Ya, ya Aki saya tau, maka dari itu saya selalu meminta tolong kepada Aki. Sekarang apa yang harus saya lakukan Aki? karna Teror dari para Mahluk sialan itu terus menakuti rekan bisnis saya. " Ujar Pak Sudirman.

"Kamu tenang saja, serahkan semuanya kepada Aki seperti biasanya" Ujar Ki Bayan. Kemudian terlihat Ki Bayan membaca sesuatu, mulutnya komat kamit membaca mantra sesekali dia lemparkan kemenyan sampai asapnya mengepul.. Dan sesekali dia pun melemparkan bunga di campurkan dengan bakaran kemenyan. Terlihat badan Ki Bayan bergetar hebat sambil mulut nya tak berhenti berkomat kamit.

"Hahh.. Hahh.. " Ki Bayan bernapas cepat seperti orang yang kelelahan.

"Ada apa Aki? " Tanya Pak Sudirman.

"Mahluk-mahluk itu ternyata lumayan kuat juga, tapi jangan sebut aku Ki Bayan kalo aku tak bisa mengalahkan mereka" Jawab Ki Bayan sambil menyombongkan diri.

"Lalu sekarang apa yang harus saya lakukan Aki? " Tanya Pak Sudirman kembali pada Ki Bayan.

"Kamu tak perlu merasa takut, cukup ikuti saja apa kata Aki. Turuti saja juga apa yang mereka pinta" Ujar Ki Bayan.

"Memang nya saya harus apa? dan apa yang mereka inginkan Aki? " Tanya Pak Sudirman kembali.

"Mereka hanya ingin tumbal" Jawab Ki Bayan.

"Apa tumbal nya Aki? " Ujar Pak Sudirman.

"Satu cangkir beras manusia" Jawab Ki Bayan. Sontak jawaban itu membuat Pak Sudirman merasa kaget, karna baru sekarang dia harus memberikan tumbal sebanyak itu. (bisa kalian bayangan bukan? Satu cangkir beras manusia itu seperti apa, segimana banyak nya coba karna beras secangkir itupun belum tentu bisa kita hitung)

"Hahh... S.. Satu cangkir beras manusia!? " Ujar Pak Sudirman, dia berbicara terbata-bata karna dia benar-benar kaget dengan jumlah tumbal nya.

"Iya." Jawab Ki Bayan singkat.

"Dari mana saya harus mendapatkan tumbal sebanyak itu Ki? " Tanya Pak Sudirman.

"Kamu ini kaya orang baru pertama kali aja ngelakuin hal seperti ini.. Nanti kamu bisa karna pasti akan banyak yang bekerja, dan pasti nya nanti akan ada banyak orang yang ingin melihat pembangunan itu. Apa lagi ini adalah pembangunan besar-besaran di Kampung itu pasti nya akan ada banyak orang yang merasa ingin tau dan akhirnya pada datang kesana. " Ujar Ki Bayan menjawab tanpa ada beban sedikit pun yang dia rasakan saat mengucapkan kata-kata itu.

"Tak salah aku meminta tolong kepada Aki, karna selain Aki hebat dalam menangani Mahluk sialan itu Aki pun begitu hebat untuk mengambil siasat" Ujar Pak Sudirman membenarkan kata-kata Ki Bayan sambil memuji nya.

BERSAMBUNG..