Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4
Laura menghembuskan nafas saat berhasil keluar dari gedung itu, kenapa hari ini sangat sial mulai dari mobil disita sampai disuruh menjual diri..
"Nona muda," sapa Rain.
"Iya?"
"Bagaimana?"
"Tuan aku tidak akan melakukan sesuatu diluar zona peraturan," jawab Laura sembari tersenyum manis.
"Nona..."
"Maaf tuan untuk urusan seperti itu sebaiknya kau mencari orang lain, saya tidak akan melakukannya," ucap Laura lalu pergi menggunakan taksi.
Sedangkan Alva yang berniat mengejar Laura sudah tertinggal jauh.
"Laura!!"
"Tuan muda nona Laura sudah pergi," ucap Rain.
"Kenapa kau tidak mengejarnya!"
"Maaf tuan sesuai perjanjian kita tidak bisa memaksa nona Laura, apa sebaiknya kita mencari gadis lain tuan?"
"Tidak! Aku tidak ingin orang lain, dia menolak ku maka dia akan menyesal dan dalam waktu beberapa jam dia akan menyetujui kesepakatan tadi," jawab Alva dengan tatapan dinginnya.
Tring..tring.. tring
"Hallo sayang?"
"Bagaimana dengan wanita itu, apa kau berhasil mengajaknya membuat kesepakatan?" Tanya Tania.
"Dia menolak tapi aku akan memastikan dia mau mengandung anak kita," jawab Alva.
"Hmm aku harap dia mau mengandung anak kita."
"Kau tidak perlu khawatir, aku akan berhasil membuatnya menandatangani kesepakatan itu."
"Baiklah aku sedang pemotretan sekarang."
"Mm jaga dirimu baik-baik," ucap Alva dan memutuskan sambungan.
"Butik Angeline, Rain hubungi pemilik asli butik itu dan suruh menghadap padaku secepatnya," ucap Alva lalu pergi kedalam ruangannya.
***
Laura berhenti didepan cafe, dia perlu penenangan terlebih dahulu toh butik sedang direnovasi jadi hari ini tidak perlu bekerja.
"Huuhh!!"
"Anggap ini ujian hidup dan jangan dimasukkan kedalam hati, mereka hanya pemeran yang melewati garis kehidupan mu Laura,"
Gadis itu menghembuskan nafas beberapa kali sehingga emosinya bisa stabil, jangankan soal masalah kecil tadi masalah yang lebih besar dari keluarganya pernah didapatkan Laura jadi dia sudah terbiasa akan hal hal seperti itu.
"Permisi."
"Tuan membutuhkan bantuan?" Tanya Laura.
"Maaf aku sedang menunggu klien tapi kursi disini sudah kosong, apa aku boleh menunggu klien disini?"
"Silahkan," Laura mempersilahkan layaknya penyambutan dikeluarga.
"Terimakasih."
Laura mengangguk dan kembali menyeruput secangkir kopi nya sembari menatap luar.
"Nona kau hanya sendirian? Tidak ada janji dengan orang lain?"
"Tidak aku hanya sedang menikmati waktu sendiri."
"Ah baiklah sebelumnya terimakasih, klien ku sudah datang dan sepertinya kami pindah tempat karena disini penuh, siapa namamu?"
"Laura."
"Aku Alvi senang bertemu denganmu," ucap pria itu lalu pergi keluar dari cafe.
Laura kembali menikmati kopinya namun belum satu menit berlalu seseorang kembali mengganggu.
"Hay maaf mengganggu mu," ucap seorang gadis yang berusia sekitar 19 tahun.
"Iya?"
"Apa kau melihat seorang pria yang berusia sekitar 29 tahunan?" Tanya gadis tersebut.
"Siapa namamu?" Tanya Laura balik.
"Aliva."
Laura mencoba tenang namun dugaan nya bahwa gadis ini mencari seseorang bernama Alvi pasti benar.
"Kau mencari seseorang yang bernama Alvi?"
"Iya benar sekali, kau tau dia kemana?" Tanya Aliva.
"Dia sudah pergi beberapa menit yang lalu, kau adalah kliennya?"
"Hiss aku kalah lagi, dia bukan klien tapi musuhku," ucap Aliva kesal.
"Siapa namamu?" Imbuh gadis tersebut.
"Laura."
"Baiklah terimakasih kak Laura jika suatu hari aku bertemu denganmu aku akan memperkenalkan musuh itu, terimakasih."
Laura menggelengkan kepala melihat tingkah gadis mungil dengan parah cantik yang sudah pergi menjauhi cafe tersebut, entah ada apa antara Alvi dan Aliva namun keduanya sudah dipastikan mereka sedang bermain petak umpet.