NovelToon NovelToon
Istri Balas Dendam CEO Winter

Istri Balas Dendam CEO Winter

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / CEO / Nikah Kontrak / Balas Dendam
Popularitas:608
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Winter Alzona, CEO termuda dan tercantik Asia Tenggara, berdiri di puncak kejayaannya.
Namun di balik glamor itu, dia menyimpan satu tujuan: menghancurkan pria yang dulu membuatnya hampir kehilangan segalanya—Darren Reigar, pengusaha muda ambisius yang dulu menginjak harga dirinya.

Saat perusahaan Darren terancam bangkrut akibat skandal internal, Winter menawarkan “bantuan”…
Dengan satu syarat: Darren harus menikah dengannya.

Pernikahan dingin itu seharusnya hanya alat balas dendam Winter. Dia ingin menunjukkan bahwa dialah yang sekarang memegang kuasa—bahwa Darren pernah meremehkan orang yang salah.

Tapi ada satu hal yang tidak dia prediksi:

Darren tidak lagi sama.
Pria itu misterius, lebih gelap, lebih menggoda… dan tampak menyimpan rahasia yang membuat Winter justru terjebak dalam permainan berbeda—permainan ketertarikan, obsesi, dan keintiman yang makin hari makin membakar batas mereka.

Apakah ini perang balas dendam…
Atau cinta yang dipaksakan takdir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 — “Syarat yang Mengikat”

Dua puluh tiga jam berlalu sejak Darren meninggalkan menara Alzona Group, dan udara di sekelilingnya terasa sama tipisnya dengan kepercayaan investornya. Ia tidak kembali ke kantor. Sebaliknya, ia mengurung diri di penthouse pribadinya—ruangan yang sama mewah dan sepinya dengan milik Winter, tetapi terasa lebih kacau dan suram.

​Kontrak pernikahan itu tergeletak di atas meja kaca rendah, berjarak aman dari gelas wiski yang kini sudah kosong. Kontrak itu tampak tidak berbahaya, hanya selembar kertas tipis yang membingkai kata-kata paling mematikan dalam hidupnya.

​Darren tidak perlu membacanya lagi. Dia tahu isinya di luar kepala.

​Klausul 1: Durasi pernikahan adalah enam (6) bulan, terhitung sejak penandatanganan sah di hadapan hukum.

​Klausul 4: Pihak kedua (Darren Reigar) menyetujui perubahan nama keluarga menjadi Reigar-Alzona untuk tujuan citra publik, dan mengakui bahwa Pihak Pertama (Winter Alzona) memegang kendali penuh atas narasi publik pernikahan ini.

​Klausul 8: Pihak Kedua dilarang mengajukan gugatan cerai dalam durasi kontrak. Pelanggaran klausul ini akan mengakibatkan hilangnya semua aset yang diselamatkan oleh Alzona Group.

​Pernikahan sebagai balasan. Pengorbanan harga diri di altar balas dendam.

​Darren berjalan mondar-mandir di karpet wol tebal berwarna abu-abu gelap, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana panjang. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia marah, bahwa ia dihina, tetapi yang ia rasakan hanyalah resonansi aneh.

​Ia benci diatur. Ia benci berada di bawah kendali siapa pun. Harga dirinya, yang ia bangun sejak remaja, menuntutnya untuk menolak, untuk membiarkan Reigar Technologies tenggelam daripada menyerah pada permainan kejam Winter. Biarkan Ethan Wray menang. Biarkan semuanya terbakar.

​Tetapi kemudian, ia ingat tatapan Winter.

​Tatapan Winter di ruang rapat itu tidak hanya menyiratkan kemenangan. Ada sesuatu yang lebih dalam, lebih gelap, dan lebih pribadi. Itu adalah tatapan yang berjanji akan memberikan hukuman, tetapi di bawahnya, ada ketegangan yang hanya bisa dipahami oleh mereka berdua. Ketegangan erotis yang selama ini terkubur di bawah lapisan dendam dan ambisi.

​Dia ingin aku berlutut. Tapi dia ingin aku berlutut padanya, bukan pada Wray.

​Pikirannya kembali ke masa lalu. Dulu, ia meninggalkan Winter karena kesombongan konyol. Karena takut pada komitmen, takut pada keintiman yang terlalu tulus, dan terperangkap oleh tuntutan keluarga Reigar yang konservatif dan old money. Ia memilih jalan yang mudah, jalan di mana dia bisa terus-menerus mendominasi tanpa perlu membuka diri.

​Ia meremehkan Winter. Ia mengira gadis yang rapuh itu akan hancur dan menghilang. Sebaliknya, Winter bangkit. Dia tidak hanya bangkit, dia membangun benteng yang lebih tinggi dari bentengnya.

​Darren mengambil kontrak itu, merasakan tekstur kertasnya yang halus di bawah ibu jarinya. Ia berhenti di depan jendela, menatap ke arah utara, ke titik di mana ia tahu gedung Alzona Group menjulang.

​Dia tidak bisa menyerah pada Wray. Menyerah pada Wray berarti menjadi catatan kaki di buku sejarah bisnis Jakarta. Menyerah pada Wray adalah kekalahan yang memuakkan, tanpa kehormatan.

​Menyerah pada Winter… itu adalah medan pertempuran baru.

​Ia membalik kertas itu. Di sudut kanan bawah, ada tandatangan Winter yang dicetak elegan, sebuah tanda tangan yang kini mewakili kekuasaannya.

​“Kau kira aku menikahimu hanya karena kontrak?”

​Tiba-tiba, ia teringat sebuah ucapan yang Winter pernah lontarkan saat mereka masih bersama, sebuah komentar yang kini terasa seperti kunci.

​“Kita tidak pernah benar-benar mencintai kekuasaan, Darren. Kita mencintai orang yang bisa memberikannya padamu.”

​Winter tahu. Dia tahu obsesi Darren untuk mengontrol, untuk memiliki. Dan kini, Winter menawarkan kendali itu padanya, melalui dirinya sendiri, dibingkai sebagai hukuman.

​Pikirannya, yang awalnya terkotak-kotak dalam kemarahan, kini mulai menyusun strategi.

​Jika ini adalah balas dendam Winter, ia akan memainkannya sebagai kesempatan. Enam bulan. Enam bulan di bawah satu atap, terikat secara hukum, di bawah tekanan media, dan terikat oleh ketegangan yang tak terhindarkan.

​Winter berpikir dia akan mendapatkan kepuasan dari melihat Darren tersiksa. Tapi Darren tahu, kehadirannya—ketenangan yang ia miliki, karisma gelap yang ia kembangkan selama bertahun-tahun, dan ambisi yang tetap menyala—adalah senjata yang jauh lebih berbahaya daripada uang Alzona Group.

​Ia akan mengubah pernikahan kontrak itu menjadi permainan daya tarik.

​Ia akan mengubah perang balas dendam Winter menjadi perang obsesi.

​Aku akan membiarkanmu berpikir kau menang, Winter. Aku akan membiarkanmu mendominasi di depan publik. Tapi di balik pintu tertutup, kau akan melihat bahwa aku tidak pernah benar-benar pergi.

​Darren merasa dingin yang semula merayap di dadanya kini berganti menjadi panas. Panas karena tantangan, panas karena hasrat yang ia tahan mati-matian. Ia tidak bisa menyelamatkan perusahaannya dengan uang. Ia harus menyelamatkannya dengan nama Winter. Dan ia harus menyelamatkan dirinya—dengan memenangkan hati Winter, atau setidaknya, memenangkan kendali atas emosi Winter.

​Ia kembali duduk di meja, mengambil ponselnya. Pukul 09.50. Sepuluh menit tersisa dari tenggat waktu.

​Ia menekan kontak Adrian Vellion. Panggilan tersambung setelah satu dering.

​“Tuan Reigar,” suara Adrian terdengar formal dan datar. “Saya berasumsi Anda menelepon untuk memberikan jawaban final.”

​Darren menghela napas, napas yang terisi dengan kepastian. Ia mendengar suara Adrian yang tenang, mengingatkannya bahwa ada seseorang di sana, pengacara Winter, yang akan menyaksikan setiap kejatuhannya. Itu justru memperkuat tekadnya.

​“Ya, Adrian,” jawab Darren, suaranya kini tenang, dominan, dan terdengar seolah dia yang membuat kesepakatan itu, bukan Winter. “Sampaikan pada Nona Winter: aku menerima tawarannya. Semuanya. Aku akan menikahinya.”

​Jeda di ujung sana. Bahkan Adrian yang cool pun tampaknya sedikit terkejut.

​“Saya mengerti. Apakah Anda akan datang ke Tokyo sesuai rencana malam ini?”

​“Tentu saja,” kata Darren. Ia menatap kontrak di tangannya. “Aku akan datang. Aku harus memastikan pernikahan ini berjalan sesuai ekspektasi Winter. Dan Adrian, pastikan untuk mengirim salinan kontrak ini ke Wray Group secara anonim, dua hari setelah pernikahan.”

​Adrian sejenak terdiam, seolah mencerna strategi yang licik itu. “Untuk apa, Tuan Reigar?”

​“Untuk mengirim pesan,” jawab Darren, seringai tipis muncul di wajahnya. “Pesan bahwa Reigar Technologies sekarang tidak tersentuh. Bahwa Ethan Wray tidak hanya kalah, dia juga baru saja memaksaku untuk menikah dengan wanita paling berbahaya di Asia Tenggara. Itu akan membuatnya tidur nyenyak. Sampaikan salamku untuk Winter.”

​Darren memutuskan panggilan itu tanpa menunggu balasan.

​Ia meletakkan ponselnya, mengambil kontrak itu, dan melipatnya dengan hati-hati. Di matanya, itu bukan lagi dokumen balas dendam. Itu adalah surat perintah pengakuan—pengakuan bahwa mereka ditakdirkan untuk saling memiliki, terlepas dari betapa kerasnya mereka berjuang untuk menghancurkan satu sama lain.

​Ia bangkit, berjalan ke kamar tidur. Malam ini, ia akan tidur, setelah dua hari tanpa istirahat. Besok, ia akan terbang ke Tokyo. Besok, ia akan menikah dengan Winter Alzona.

​Pernikahan balas dendam Winter. Obsesi yang menjadi nyata bagi Darren.

​Di balik semua intrik bisnis dan dendam masa lalu, Darren tahu ini adalah perang yang telah ia tunggu-tunggu. Perang yang melibatkan hati, bukan hanya modal.

​Aku akan menikahimu, Winter. Dan aku bersumpah, enam bulan tidak akan cukup bagimu untuk melepaskan diri dariku.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!