NovelToon NovelToon
Dengki

Dengki

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Balas Dendam / Lari dari Pernikahan / Konglomerat berpura-pura miskin / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Siapa yang tidak menginginkan harta berlimpah. Segala keinginan dapat diraih dengan mudah. Tak heran banyak orang berfoya-foya dengan harta.

Berbeda dengan keluarga Cherika. Mereka menggunakan hartanya untuk menolong sesama dan keluarga.

Tapi tidak disangka, karena harta lah Cherika kehilangan harta keluarganya. Orang tuanya menghilang sejak mendapatkan kecelakaan. Hanya Cherika yang selamat.

Cherika kemudian tinggal bersama saudara ibunya. Dan tanpa sengaja, Cherika mendengar penyebab tentang kecelakaan orang tuanya.

Kabar apakah itu?

Ikuti jalan ceritanya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Nikah

Mobil putih HRV dengan sekuat tenaga menghantam motor Rian dari belakang. Rian dan Cherika jatuh terpental di atas aspal. Para pengendara jalan menghentikan secara mendadak kendaraan mereka dan menolong Cherika dan Rian.

Pengemudi mobil putih ternyata Dhika. Salah seorang ojol yang kebetulan melihat kejadian sebelumnya menghampiri Dhika dan menanyakan mengapa Dhika menabrak mereka. Ojol itu terlihat marah.

Dhika mengatakan, wanita yang dia tabrak adalah tunangannya yang ingin kabur dari pernikahan bersama selingkuhannya. Dengan cepat Cherika membantah.

Dhika menarik Cherika agar masuk ke dalam mobilnya. Rian berusaha berdiri, mengejar tapi kakinya tidak bisa digerakkan dan tangannya terasa ngilu. Dhika dengan mobilnya melaju kencang meninggalkan lokasi kecelakaan sedangkan Rian dibantu abang-abang ojol pergi ke rumah sakit.

Di dalam mobil, Dhika memaki Cherika. Dhika bertanya apakah Cherika berniat lari dan menghindari pernikahan. Dengan jujur Cherika menjawab iya. Dhika marah besar. Dhika berteriak di depan wajah Cherika.

Cherika dengan tubuh yang bergetar menutup mata dan telinganya. Sopir Dhika mencoba menenangkan Dhika yang duduk di kursi belakangnya.

Dhika menarik panjang napasnya. Dhika mulai mengeluarkan kata-kata tidak karuan terus berulang-ulang sambil memejamkan mata. Cherika semakin takut melihat kelakuan aneh Dhika. Cherika bertanya dalam hati, kok bisa om dan tantenya mencarikan calon suami yang sakit seperti Dhika.

"Dengar ya! Kamu adalah calon istriku! Kamu tidak boleh pergi dariku! Jangan membuat aku marah. Ingat itu!" Dhika kembali berteriak di depan Cherika.

Mereka tiba di sebuah rumah besar. Dhika membukakan pintu untuk Cherika. Takut Dhika akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak padanya, Cherika berusaha menurut, patuh.

Dhika tersenyum mengulurkan tangannya. Cherika ragu-ragu memegang lengan Dhika. Dhika merangkul Cherika dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Dhika, kenapa Cherika ada di sini?" tanya Ravi.

Dhika menyuruh Cherika duduk di kursi tamu. Dengan penuh emosi, Dhika cerita kepada Ravi. Setelah mengantar pulang Ravi, Dhika dan sopirnya kembali ke rumah Cherika. Sesampainya di sana, dia melihat Cherika naik motor bersama pria lain. Dhika menabrak mereka dan membawa Cherika pulang ke rumah.

Ravi memandangi Cherika yang duduk tertunduk. Ravi melihat lengan, kaki dan pelipis kanan Cherika berdarah. Ravi berdiri mengambil kotak P3K.

Dhika mengambil kotak P3K itu kemudian membersihkan luka-luka Cherika dengan sangat hati-hati. Dhika juga mengoleskan salep antibiotik. Lagi-lagi Cherika melihat perubahan pada diri Dhika. Saat ini dia penuh dengan kasih sayang tidak seperti sebelumnya.

Dhika mengantar Cherika ke kamar tamu. Untuk sementara Cherika akan menginap sampai hari pernikahan tiba. Cherika bilang ke Dhika, om dan tantenya akan khawatir dan juga Cherika akan bekerja.

Dhika kembali menahan amarah. Dhika tidak suka Cherika selalu saja menolak permintaannya. Wajah Dhika kembali berubah marah. Dhika berbalik badan menghadap dinding kamar. Dhika meninju tembok kamar dengan kuat sampai terlihat retakan di dinding kamar.

"Beristirahatlah!" Dhika keluar sambil membanting pintu kamar.

Cherika tersentak. Cherika semakin takut. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi seandainya Cherika menjadi istri Dhika yang moodnya bisa berubah sepersekian detik.

Cherika mengambil ponselnya dan menghubungi Rian. Ternyata Rian baru saja sampai rumah. Rian sebelumnya diantar abang-abang ojol yang baik hati ke rumah sakit. Rian juga diantar sampai ke rumah. Untuk sementara Rian harus beristirahat karena kaki Rian bengkak tidak bisa berjalan.

Cherika memberi kabar saat ini dia berada di rumah Dhika. Cherika harus tetap ada di sana sampai hari pernikahan tiba.

Rian juga memberitahu Cherika, kedua orang tuanya sudah tahu Cherika menginap di rumah Dhika. Mereka sangat mendukung keputusan Dhika dengan alasan agar Dhika dan Cherika bisa saling mengenal.

Cherika menutup telepon. Cherika mengunci pintu kamarnya. Cherika memperhatikan kamar yang dia tempati. Di sana penuh dengan foto-foto dirinya. Foto masa-masa SMA. Cherika penasaran dari mana Dhika mendapatkan foto-foto itu.

Cherika membuka laci yang ada di dalam kamar itu. Cherika menemukan album kenangan SMA Negeri 2 Zamrud. Cherika membalik lembar demi lembar buku kenangan. Rupanya Dhika pernah satu kelas dengan Cherika selama tiga tahun.

Cherika memperhatikan foto Dhika, sungguh sangat berbeda dengan Dhika yang sekarang. Di dalam foto itu, Dhika berbadan gemuk, wajahnya penuh dengan jerawat. Dhika sama sekali tidak ada di dalam memori ingatan Cherika.

Cherika merasa lelah, Cherika memejamkan matanya di atas tempat tidur. Cherika pun terlelap.

...----------------...

Tiga hari pun berlalu. Selama itu Dhika sangat perhatian kepada Cherika yang selalu menurut apapun keinginannya. Hari pernikahan pun tiba. Dhika dan Cherika akhirnya mengucapkan ijab kabul. Acara dilangsungkan di gedung serbaguna kota Zamrud. Banyak undangan yang datang.

Cherika memakai kebaya modern kombinasi payet berwarna biru senada dengan beskap yang dipakai Dhika. Tidak terlihat kebahagiaan di wajah Cherika. Yang ada nampak kelelahan, Cherika masih belum menerima pernikahan dadakan ini.

Sungguh berbeda dengan Dhika. Dhika sangat bahagia. Dhika mengenalkan Cherika kepada keluarganya. Seorang gadis berdiri di samping Cherika. Dia sepupunya Dhika.

"Hati-hati dengan Dhika. Jangan membuat dia marah. Dhika berbahaya," gadis itu berbisik di telinga Cherika.

Cherika memperhatikan gadis yang dia lupa siapa namanya. Gadis itu setelah berbisik, langsung meninggalkan pesta. Cherika kemudian berganti pakaian yang lebih santai. Cherika masuk ke dalam toilet.

Dari luar bilik toilet, terdengar suara Susi dan Laudya. Mereka tertawa bahagia atas pernikahan Cherika.

"Akhirnya, setelah empat tahun Cheri tinggal bersama kita. Kamu dan Rian menyelesaikan kuliah. Mama dan Papa tidak repot mengeluarkan uang," kata Susi.

Cherika mengurungkan niatnya untuk keluar dari toilet. Cherika memilih diam dan mendengarkan obrolan Susi dan Laudya.

"Cheri sekarang menikah. Gak ada lagi yang membiayai Mama."

"Siapa bilang?"

"Pasti Dhika gak izinin Cheri ngeluarin uang untuk biaya hidup Mama."

"Sayang, Mama malah bersyukur Cheri cepat menikah walaupun terpaksa. Mama dan Papa dapat uang banyak dari Om Ravi. Dan juga, setelah Cheri menikah, rumahnya milik Mama."

"Kok bisa?" Laudya mengernyitkan keningnya.

"Karena Cheri sudah menandatangani surat pernyataan. Jika dia menikah, dia akan memberikan rumah orang tuanya kepada Mama. Dan surat itu Mama simpan baik-baik sebagai bukti."

"Ha, ha, ha. Cheri mendapatkan suami yang sakit dan juga kehilangan hartanya," Laudya tertawa terbahak-bahak.

Mereka keluar dari toilet. Cherika memegangi dadanya yang sakit. Cherika sama sekali tidak pernah menyangka, kebaikannya selama ini tidak merubah sifat Susi dan Laudya. Cherika merasa dimanfaatkan. Mereka semua tidak tulus.

Dalam keadaan sedih, Cherika kembali ke dalam pesta. Di depan pintu aula, seorang anak kecil laki-laki mungkin sekitar tiga tahun memperhatikan Cherika. Anak laki-laki itu sedikit berlari memeluk pinggang Cherika.

"Mamaaaaaaaaaaa!" Tangisan anak laki-laki itu sampai ke telinga Dhika.

Cherika sontak kaget. Cherika sedikit menunduk menanyakan kepada anak itu di mana orang tuanya. Cherika berpikir anak itu pasti terpisah dari orang tuanya.

Dhika dengan langkah panjangnya mendekati Cherika yang mengusap lembut punggung anak itu. Tanpa bertanya dan.meminta penjelasan, di depan tamu undangan, Dhika dengan ringannya melayangkan tangannya ke wajah Cherika.

PLAK!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mauk
😭
Mauk
Laudya blm move on
Al!f
😱😱😱😱😱😱
Fang
Tunangan gadungan 🤣
Al!f
🤣🤣🤣🤣
Al!f
Pasti Nyai lagi
Fang
Anak haram ?
Al!f
ngaku² tunangan , pdhl bukan
Al!f
cemburu
Fang
😍
Fang
Kasian Abang bakso
Al!f
Laudya terhindar dari bencana 🤭
Al!f
😭😭😭😭😭😭
Mauk
Dhika kumat
Mauk
Kalo ada CCTV dlm toilet bahaya
Mauk
Balas dendam di mulai
Mauk
Waaaaaw🤭
Tuti
Dijinakkin pake black magic 🤭
Baby
Syukur in
Al!f
😱😱😱😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!