Gagal Nikah

Dania baru selesai membereskan rumah cuci, tiba-tiba Yunita memanggil dirinya.

"Dania, sini.." Dania yang mendengar namanya di panggil langsung mendekati Yunita yang saat ini sedang ada di dapur.

"Iya nyonya, ada yang bisa saya bantu?" dengan sopan Dania menanyakan keperluan Yunita, apa yang dia bisa bantu.

"Nia, tolong kamu antarkan makan siang ke kantor Kendra ya, tadi pagi waktu sarapan dia kurang selera makannya. Jadi saya masakan makanan kesukaan nya. Kamu ke kantor sama Anto ya.." Yunita menyodorkan paperbag ke arah Dania.

"Baik nyonya, saya berangkat sekarang.." Yunita mengangguk dan kemudian, Dania segera menemui Anto untuk mengantar dirinya ke kantor Kendra.

Mobil milik keluarga Mahendra mengantarkan Dania ke kantor Kendra. Saat sampai di depan lobby kantor tersebut Dania masih diam tanpa berniat untuk keluar dari mobil. Bahkan dia mengaku takjub gedung tinggi yang ada di depannya.

Dia melihat lobby yang terlihat mewah membuat Dania langsung ciut.

"Kenapa lagi Nia, kamu bisa keluar sekarang.." Dania menatap ke arah Anto yang ada di balik kemudi.

"Pak Anto, ini kantor tuan muda? Terus gimana saya bisa ketemu tuan muda, ini kantor besar banget loh.." Anto mendengar penuturan Dania membuang nafas kasarnya.

"Kamu turun sekarang, terus kamu masuk ke dalam lobby cari resepsionis lalu bilang kamu utusan dari nyonya Yunita buat kasih makan siang tuan muda. Begitu saja Nia, beres to?" walaupun masih ragu Nia pun mengangguk dan kemudian melangkah keluar dari mobil.

Sedangkan di dalam ruangan Kendra, dia terlihat masih frustasi dan mood nya hancur dar pagi. Bahkan saat ini ditangannya terlihat sebuah wine glass. Terlihat tangannya menggoyangkan gelas yang berisi wine dan kemudian dia menciumnya sebentar dan kemudian dia tenggak sampai habis.

Terlihat dia melakukan beberapa kali dengan gerakan yang sama. Wajah Kendra pun terlihat memerah karena pengaruh dari minuman yang dia tenggak tadi. Wine yang Kendra minum pun dengan kandungan alkohol yang lumayan tinggi sampai beberapa kali menenggak nya dengan jumlah sedikit pun sudah mulai terlihat efek mabuknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Permisi mba, saya utusan dari nyonya Yunita..saya di minta mengantarkan makan siang buat tuan muda, boleh saya tahu ruangan tuan muda di mana yaa?"

Resepsionis mengernyitkan dahinya melihat sosok asing yang membawa makan siang untuk Kendra.

"Kamu benar-benar orang suruhan nyonya Yunita?"

"Iya mba, maaf saya orang baru jadi baru pertama kali kesini."

"Ohh..pantes, kamu ke lift sebelah sana, terus kamu bisa ke lantai 20 disana bisa cari ruangan CEO."

Dania terlihat memperhatikan dan mendengar penjelasan karyawan yang ada di resepsionis tersebut.

"Terimakasih mba, permisi.." Resepsionis itu pun dengan senyum santunnya mempersilahkan Dania untuk segera ke ruangan Kendra.

Dania menekan tombol panah keatas guna membuka pintu lift. Tak lama pintu lift terbuka dan dia pun langsung masuk ke sana. Lift itu adalah lift khusus untuk para petinggi jadi, tak ada orang yang berani untuk menaikinya kecuali utusan keluarga Mahendra.

Tak lama pintu lift pun terbuka. Dania keluar dari lift dan menoleh ke kanan kiri yang terlihat sepi ada beberapa ruangan yang terlihat tertutup.

Saat sedang bingung, tiba-tiba ada laki-laki yang keluar dari sebuah ruangan.

"Pak, permisi.." laki-laki itu terlihat terkejut.

Terlihat laki-laki itu menatap sekeliling tapi entah apa yang dia cari.Dia pun kembali mengalihkan pandangan ke arah Dania.

"Kamu siapa, kenapa bisa kelantai ini. Nggak sembarangan orang bisa sampai lantai ini loh.."

Dania tentu terkejut dengan penuturan laki-laki yang ada di depannya saat ini. "Maaf pak, saya utusan dari nyonya Yunita untuk mengantarkan makan siang untuk tuan muda. Resepsionis di bawah suruh saya ke lantai ini. Maaf jika saya salah." Dania yang takut salah akhir meminta maaf pada laki-laki yang ada di depannya.

"Nyonya Yunita? Maksudnya Tante Yunita ibu dari Kendra?" Dania mengangguk mengiyakan.

" Benar pak, saya Dania saya pembantu baru di rumah nyonya Yunita. Saya di utus mengantar makan siang buat tuan Kendra."

Ahhh..ternyata pembantu baru, tumben Tante Yunita cari pembantu perempuan yang masih muda, bukannya si anti perempuan itu pasti akan marah-marah kalau ada perempuan muda di rumah, kenapa si pria kepala batu itu nggak cerita sama aku soal pembantu baru di rumahnya. Laki-laki bernama Gading yang merupakan asisten Kendra sekaligus sahabat Kendra.

"Pak...hallo,pak !!"

"Eh..i_iya sorry, gue..eh maksudnya saya nggak tahu kalau di rumah keluarga Mahendra ada pembantu baru, Kendra juga belum cerita tentang itu. Baiklah, sini mana makan siang buat Kendra, kamu kasih saya saja nanti saya sampaikan ke Kendra." Gading meminta paperbag yang ada di tangan Dania tapi, siapa sangka kalau Dania menolaknya.

"Maaf pak, bukan maksud saya buat lancang. Tapi, menurut amanah nyonya Yunita..saya harus langsung mengantarkan langsung ke tuan Kendra. Jadi sekaligus untuk memastikan saja." Gading menarik tangannya kembali mendengar ucapan Dania barusan.

Akhirnya Gading mengarahkan Dania ke ruangan Kendra.

"Itu ruangan Kendra, kamu bisa langsung kasih kedia. Tapi, kamu harus hati-hati..hari ini dia sedang mode senggol bacok."

Dania hanya mengulas senyum tipis nya lalu kemudian dia pun berlalu melangkah ke arab ruangan Kendra.

Saat ini Dania ada di depan pintu ruangan Kendra dan sebelum dia mengetuk pintu ruangan Kendra, Dania menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan.

Baru saja Dania ingin mengetuk pintu yang ada di depannya , tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan sosok Kendra yang berdiri di ambang pintu."Tuan muda say....

Belum juga selesai dengan ucapannya, tangan Dania sudah ditarik masuk oleh Kendra. Bahkan yang lebih buat Dania terkejut Kendra menghimpit tubuh Dania di dinding ruangan nya lalu tanpa aba-aba langsung mendaratkan bibirnya di bibir Dania.

Dania melotot mendapat serangan tiba-tiba dari Kendra. Tapi, Dania bisa mencium bau yang asing baginya. Kendra memperdalam ciu*an nya namun Dania masih dalam keadaan diam tanpa merespon apa yang Kendra lakukan padanya. Dania pastinya terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Kendra. Apalagi ini adalah pengalaman pertama nya. Bahkan tubuhnya langsung lemas seperti layaknya jelly. Jika tubuhnya tidak di topang oleh Kendra pastinya tubuh Dania akan luruh ke lantai.

Ya Allah, apaan ini... cium*n pertamaku! Astaga...kenapa tubuhku jadi lemas gini, ya Allah kenapa tubuh rasanya nggak bisa bergerak!

Dalam hati Dania merutuki semua yang saat ini terjadi padanya.

Dania dengan segala kewarasan nya langsung mendorong tubuh Kendra sekuat mungkin. Kendra yang tenggelam dalam kenik*atan langsung melebarkan matanya saat menyadari bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan fatal.

Astaga, kenapa dia...kenapa dengan ku.Sial*n gara-gara alkohol bahkan gue nggak bisa bedain perempuan pengkhianat itu dengan pembantu.

"Aaarrghh...!!" Kendra mengerang frustasi mengingat hal gil* yang sudah dia lakukan pada Dania.

Bersambung.