NovelToon NovelToon
AWAN MERAH

AWAN MERAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:24
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Seorang pemuda tampan yang katanya paling sempurna, berkharisma, unggul dalam segala bidang, dan yang tanpa celah, diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dibalik indahnya.

Sinan bingung. Entah sejak kapan ia mulai terbiasa akan mimpi aneh yang terus menerus hadir. Datang dan melekat pada dirinya. Tetapi lama-kelamaan pertanyaan yang mengudara juga semakin menumpuk. "Mengapa mimpi ini ada." "Mengapa mimpi ini selalu hadir." "Mengapa mimpi ini datang tanpa akhir."

Namun dari banyaknya pertanyaan, ada satu yang paling dominan. Dan yang terus tertanam di benak. "Gadis misterius itu.. siapa."

Suatu pertanyaan yang ia pikir hanya akan berakhir sama. Tetapi kenyataan berkata lain, karena rupanya gadis misterius itu benar-benar ada. Malahan seolah dengan sengaja melemparkan dirinya pada Sinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A M BAB 01 - mimpi dan dia.

Ada yang mengatakan bahwasanya mimpi ialah bunga tidur. Mimpi ialah pemanis belaka. Yang terjadi di dalam dunia mimpi tidak pernah ada sangkut pautnya dengan dunia nyata. Mimpi pantas di lupakan dan yang ada didalamnya tidak perlu di pusingkan. Tetapi..

Srek.

Pemuda itu mengerjap. Netra indah miliknya berkedip beberapa kali guna menyesuaikan terangnya pencahayaan yang menyerang. Setelah bisa sedikit beradaptasi, si pemuda lantas secara perlahan membuka mata dan menyorot apa yang ada disekitaran.

"Huh.." Hembusan nafas mengudara. Sesuai tebakannya, ia kembali berada disana. Kembali terjebak di dalam mimpi aneh itu. "Tempat ini lagi.."

Sambil diserang nuansa familiar yang memuakkan, tangan lentik nan kokoh tersebut terangkat dan meremas baju sekitar dada. Sorotnya begitu datar namun tak bisa dipungkiri bahwasanya sekujur tubuh pemuda itu kian bergetar. Keringat juga mulai mengucur deras.

Lagi-lagi ia mengeluarkan reaksi aneh yang dirinya sendiri tidak tahu itu semua adalah bentuk dari apa. Dan batinnya.. kembali diserang perasaan menyesakkan penuh ironi.

Pandangan yang awalnya santai berubah nanar, menatap cahaya putih tanpa ujung yang terbentang dengan begitu liar. Seolah ingin menemukan seseorang yang menjadi alasannya berada di sana. Yang menjadi alasannya bisa secara rutin terjebak disana setiap malamnya.

DEG! Deg.. deg.. deg.. deg..

"Aku selalu menginginkanmu.."

Seketika lidah pemuda itu kelu ketika pandangannya menemukan sosok yang dicari. Menangkap punggung seseorang yang berdiri membelakanginya, sosok seorang wanita yang bahkan tidak meliriknya apalagi repot-repot berbalik dan menatap pemuda malang itu.

"Kamu tahu itu, bukan? Aku tidak pernah menolak ketika sesuatu yang ditawarkan adalah kamu. Mustahil bagi diriku untuk menolak."

Masih mengunci sosok wanita misterius sambil telinganya menangkap bagaimana suara lembut yang mengalun nan bergema. Meski si sosok tak berbalik, pemuda yang sudah tak lagi merasa asing akan kehadirannya itu tahu betul bahwa dia menyadari keberadaannya. Menyadari getaran dan sorot yang dilayangkan. Menyadari bagaimana jantungnya berdetak kencang, dan menyadari sedalam apa perasaan sedih bercampur kebingungan yang mengudara.

Deg.. deg.. deg..

Masih terpaku. Setelah menelan kesadaran bulat-bulat sambil masih memandangi punggung itu lamat. Air bening lantas mengucur deras. Mengalir nan turun secara berlomba-lomba pada kedua belah pipi dengan getaran yang kian signifikan.

"J-jangan.. kumohon.." ujar pemuda itu antara sadar atau tidak sembari tangannya terangkat ingin menggapai si sosok wanita. "Jangan lagi.."

Ia bingung. Ia tak mengerti. Sosok yang begitu ingin ia jangkau seolah sebegitu berharganya sampai ia yang notabenenya sangat jarang menangis bisa sampai melakukannya bahkan sudah berada pada tahap yang terisak pilu. Bergetar. Lalu luruh.

Bruk!

Ia mendongak, lagi-lagi tangan pemuda itu terangkat. Seolah tak menyerah.

Kondisi wajahnya yang sempurna sudah tidak bisa dikondisikan. Yang ada dipikiran pemuda itu hanya bagaimana caranya untuk mencegah 'dia' sekiranya tidak pergi. Tidak pergi meninggalkannya dalam keadaan yang menyedihkan begini. Tidak meninggalkannya dalam keadaan yang begitu hancur. Bahkan jika ia memiliki tenaga lebih, demi apapun ia akan bersimpuh dan memohon sekiranya sosok wanita misterius itu tidak pergi.

"Aku mencintaimu."

Seketika batu besar tak kasat mata menghantam. Meremas. Menoreh luka menganga lalu menaburkan garam diatasnya ketika suara dengan nada penuh kelembutan itu terdengar lagi. Sosok wanita yang tadi membelakangi akhirnya berbalik, menunjukan senyuman dan bagaimana sepasang netra itu berembun.

"Selalu cari aku, ya?"

Ujarnya sebelum menghilang termakan cahaya. Meninggalkan si pemuda dengan keheningan bisu dan pencahayaan yang mulai redup. Meredup dan meredup sampai segalanya berubah jadi gelap gulita.

Deg.. deg.. deg..

Yang ditinggalkan hanya melotot dengan mulut menganga. Ia tercekat. Tak bisa berbuat apa-apa. Dengan tangannya masih terangkat hambar. Keberadaan si sosok wanita misterius yang membawa cahaya, dan kepergian yang seolah melambangkan kehancuran untuk si pemuda malang sampai segalanya berubah menjadi kegelapan yang kekal. Hanya tersisa hampa.

***

Hosh hoshh hoshhh~

Ia terpelenjat dari tidur dengan nafas yang memburuh. Kedua tangan kokoh miliknya terangkat ke depan wajah.  Menatapi telapak tangan besar itu sembari ia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Huh. Bunga tidur apa yang bikin kacau gini." Kalimat itu tercetus begitu saja dari bibir. Suara bariton milik si pemuda tampan menjadi lebih serak dikarenakan efek baru bangun. Sembari mengacak rambut ia lantas melanjutkan ujaran. "Dibanding bunga tidur, ini lebih mirip duri tidur. "

Tak berselang lama setelah menyuarakan kekesalan tersebut, si pemuda yang sudah terbiasa terbangun alias 'dibangunkan' oleh mimpi aneh yang telah bersarang lama pada setiap malamnya hanya berniat untuk dengan seperti biasa menjalankan rutinitas pagi.

Srek.

Ia turun dari kasur sembari tangannya menjangkau kaos dan mengenakannya. "Ngh.. arghh!! Hoammhh..." Setelah menggeliat dan melakukan peregangan singkat, sepasang netra tajam yang tanpa sengaja menatap pantulan wujudnya sendiri lantas dengan sadar mengambil langkah untuk menghampiri.

Tap..

Tap..

Lihatlah wajah datar dengan garis rahang yang kokoh itu. Lihat juga pada kaos hitam yang bahkan sama sekali tidak bisa menutupi otot-otot yang menyembul dan tercetak jelas. Jikalau dilihat dari penampilan luar, ia yakin tiada satupun orang yang menyangka bahwa seseorang sepertinya bisa menitikkan air mata. Jelas saja.

Shisinan namanya. Nama dari pemuda yang sedang terpaku sambil menatap kosong kearah cermin sambil benak itu memikirkan segala kemungkinan yang ada atas mimpi aneh yang selalu timbul disetiap malamnya. Bahkan bisa terbilang secara rutin terus-menerus hadir. Seolah mimpi tersebut adalah part yang tidak boleh terlewatkan setiap malamnya.

"Lo punya riwayat susah tidur? Gue nemu obat ini di tas lo." Seorang kenalan sempat mempertanyakan. Melihat yang ditanyai mengangguk santai. Lantas seseorang yang tadi bertanya berucap lagi. "Gue pikir orang kayak lo gak bisa sakit. Ternyata sama aja kayak gue yang hampir tiap malem melek sambil maraton anime ini."

Pernyataan semacamnya tak lagi bisa membuat pemuda itu heran. Meski selalu bertingkah biasa bahkan sampai terkesan sederhana agar tidak mencolok, Sinan yang menjadi sorotan di setiap langkahnya hanya bisa mengantup mulut dengan penuh paham. Tiada celah keburukan yang bisa terlihat dari dirinya. Hingga ketika orang lain menemukan itu maka mereka akan secara otomatis langsung bertanya-tanya.

Srek.

Mengunci sepasang netra tajam pada pantulan cermin. Pemuda yang kepalanya sedang ribut hanya bisa menggertak gigi sambil masih memikirkan mimpi yang memperlihatkan seberapa menyedihkan dirinya itu. Ia tidak pernah bangga apalagi sampai bertinggi diri atas tatapan kagum yang dilayangkan orang banyak terhadap dirinya. Orang-orang yang menatapnya dengan sorot penuh puja. Hanya saja, ia bukannya tipikal lelaki yang serapuh itu.

Tanpa sadar kedua belah tangan milik pemuda dengan gengsi setinggi langit itu mengepal. Dalam mimpi itu.. mengapa ia didalamnya tampak begitu menyedihkan? Bukan hanya menitikkan air mata. Ia juga malah menangis tersedu-sedu. Jelas sekali ia bisa merasakan dirinya menangis layaknya bayi.

"Kenapa segitunya? Sebenarnya cewe itu siapa." Ujarnya sambil tangan itu terangkat dan menyentuh pantulan pada cermin. Ia memang tidak terima. Tapi yang lebih dominan adalah segala kebingungannya. "Siapa.."

Sudah puluhan tahun pertanyaan itu melayang. Namun hingga kini, dirinya sama sekali tak kunjung menemukan jawaban apalagi titik terang tentang siapakah si sosok wanita misterius. Jika saat kecil dulu ia akan merengek pada bibi untuk menceritakan dan mencari tahu siapakah wanita misterius itu, maka saat ia hampir berumur delapan belas tahun sekarang ia akan menelan rengekan itu. Mengganti tangis menjadi pemikiran penuh logika bahkan sampai di luar logika itu sendiri.

Sudah dari sejak lama mimpi yang sama terus-menerus hadir. Apalagi lima tahun terakhir. Mimpi itu selalu datang sehingga pertanyaan yang mengudara jadi tidak pernah absen.

Sosok wanita misterius itu siapa. Apa dia mengenalnya. Apa mereka saling kenal. Mengapa wanita misterius itu bisa membuat pemuda gagah perkasa sepertinya menangis sampai begitu histeris. Dan masih banyak lagi. Namun di balik semua pertanyaan itu. Yang paling membuat Sinan kebingungan adalah mengapa tempat sekitaran yang awalnya terang benderang itu bisa berubah sampai gelap gulita. Apa maksud dari itu adalah si wanita misterius yang berfungsi sebagai penerangnya dan tanpa kehadiran wanita itu maka hidupnya akan gelap nan hampa.

"Kalau dipikir-pikir hidup yang selama ini gue jalanin juga emang gak ada rasanya. Hambar. Kayak masih berjalan tapi gak ada rasa." Kata pemuda itu sambil mengudarakan kekehan. Tangannya beralih dari cermin menjadi menyingkap poni sampai memperlihatkan sepasang netra dengan pupil biru yang tampak suram. "Gue kira emang karena hidup yang gak asik. Tapi ya.. mungkin ada alasan di balik itu."

Mimpi memusingkan yang terus-menerus datang memang jika dilihat dari luaran akan sama sekali tak ada terlihat dampaknya. Tapi lihatlah dulu sorot datar itu, dan lihat juga sebagaimana muram wajah tampan tersebut. Suatu hal yang begitu bertolak belakang dengan apa yang ditunjukan pada orang banyak.

"Apa mungkin dia emang orang yang ditakdirin buat gu- ah.. kalau itu bener, gue jadi gak sabar gimana hidup penuh kepalsuan ini berjalan setelah dapet 'cahaya penerang' hahaha." Kekehan dan senyum disudut bibirnya berubah berganti tawa sinis ketika mengucapkan ujaran penuh ejekan tersebut.

Sebelum mengayun tungkai untuk meninggalkan kamar. Anehnya susulan kata penuh ambisi nan tersirat ancaman didalamnya malah melayang. "Dan ketika saat itu tiba.. jangan harap dia bakal gue lepasin. Jangan harap dia bakal bisa lari setelah apa yang dia lakuin setiap malemnya."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!