NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ide gila diva

Sejak kejadian itu, lingga terus saja mencari cara untuk mendekati diva apalagi ketika ada event kemah Pramuka dan lingga selaku kakak kelas sebagai pendamping.

Dari situlah semakin dekat hubungan mereka berdua, namun tidak ada tanda tanda jadian. Lingga bilang, ia tidak ingin berpacaran karena takut ketika putus nanti akan asing, diva pun tidak mempermasalahkan hal itu. Dengan tidak adanya hubungan yang jelas di antara mereka, diva masih bisa berkomunikasi atau dekat dengan pria lainnya juga.

Flashback off

" Bentar lagi kita pulang ke rumahkan? "

" Ngapain? "

" Kan mau ada acara maulid, pasti kita di liburkan tuh. "

" Anjayyyy, senangnya dalam hati uyy uyyy bisa bertemu babang lingga "

Ketiga teman temannya langsung memutar bola mata dengan malas, mendengar sorakan diva yang begitu ingin bertemu dengan lingga, padahal belum tentu orang tuanya datang menjemput.

" Kayak pulang aje luu, palingan juga kayak biasanya. "

Senyuman dan binar bahagia di wajah diva langsung menghilang, benar juga apa yang di katakan oleh ketiga temannya. Mama nya begitu malas untuk menjemputnya, katanya takut diva tidak mau kembali lagi ke pesantren.

" Yaudah lah kalo ga pulang, setidaknya masih bisa main hp dengan bebas. Bisa deh telponan sama babang lingga " cetusnya berusaha menghibur diri.

Teman temannya hanya mengangguk anggukan kepala saja, mengiyakan apa yang di inginkan oleh diva..

**

waktu terus berlalu, saat ini diva dan teman temannya berada di dalam kelas menunggu guru masuk, terdapat beberapa santri putri yang kelihatan sibuk menyalin tugas milik temannya karena kelupaan mengerjakan tugas.

Anehnya diva tampak tetap santai, padahal dia juga belum mengerjakan pr. Teman temannya sudah mendesaknya sedari tadi agar mengerjakan pr nya, bahkan mereka menyerahkan tugas milik mereka, agar diva menyalinnya, namun tetap saja diva menolak, ia menggelengkan kepalanya terus menerus.

" div, nanti kamu kenak hukum Gus Zindan loh kalau ga ngerjain pr. " ujar kayla

" biarin aja, Mayan kalo di hukum berdiri di depan kelas atau bersihin mesjid. Lebih seru di hukum dari pada duduk dua jam di kelas dengerin Gus Zindan jelasin dan hasilnya ga ada yang nyangkut di otak sama sekali. Buang buang waktu aja. " jawab diva dengan santainya.

Ketiga temannya memutar bola mata mereka, tampaknya mereka sudah cukup jengah memperingati diva yang terus saja bandel ketika di beritahu. Entah sudah berapa kali ia terkena hukuman dari Gus Zindan, namun tidak ada jengahnya sedikitpun.

" div, kamu udah keseringan kena hukum loh. Ga bosen apa? " tanya sisi

diva dengan entengnya menggelengkan kepalanya, wajahnya tampak begitu polos sekali ketika menjadikan gelengan kepala sebagai jawaban untuk pertanyaan dea.

" ga bosen sama hukumannya, tapi bosen sama orangnya. "

" ga boleh bilang gitu div, ntar jodoh baru tau! " Dila Menaik turunkan kedua alisnya, menggoda diva. Sisi dan Kayla pun lantas ikut menggoda diva begitu ada peluang.

" Ogah! Mending nikah sama ODGJ kalo gitu. " diva memutar bola matanya dengan malas.

" kayaknya kamu pernah bilang kalo Gus Zindan itu kayak ODGJ deh div, wah jangan jangan ODGJ yang mau kamu nikahi itu Gus Zindan lagi. " Kayla menyenggol bahu diva, mereka semakin menjadi jadi menggoda diva.

" kalian bisa diem ga! Kalian aja sono yang nikah sama dia, aku mah ogah. Mending nikah sama Lee Min-ho. "

" masalahnya selera Lee Min-ho bukan kamu div, udah lah kamu memang cocoknya sama gus Zindan. "

Diva menghela nafasnya panjang, ia menggulung gulung bukunya yang lumayan tebal, wajahnya terlihat sangar, sehingga ketiga teman temannya langsung ngacir meninggalkannya menuju meja masing masing.

Setelah teman temannya pergi, menjauh darinya, diva kembali menghela nafas panjang, namun helaan nafasnya kali ini menandakan kelegahan karena teman temannya sudah pergi dan tidak ada lagi yang mengungkit Gus Zindan.

diva mengedikkan bahunya merinding membayangkan jika ucapan teman temannya menjadi nyata, dan dia menikah dengan pria yang setiap saat selalu ia maki maki di dalam hatinya, lantaran merasa kesal.

" amit amit ya Allah, jangan Sampek. Bisa metong muda aku kalo nikah sama Gus Zindan. " diva mengusap wajahnya berulang kali, berusaha menghalau isi pikirannya yang seketika di penuhi bayang bayangan jika sampai menikah dengan Gus Zindan.

Tak lama kemudian pria yang sempat menjadi topik obrolan dan ejekan teman temannya, berjalan memasuki kelas, membuat suasana kelas menjadi begitu hening, takut di marah oleh Gus Zindan.

" bersiap! " ketua kelas buka suara, membuat semua santriwati di kelas tersebut langsung duduk dengan tegak dan rapih.

" sebelum belajar marilah kita berdoa, berdoa di mulai! " ujarnya lagi, membuat para santri kelas tersebut mulai berdoa sebelum memulai pelajaran.

usai berdoa, pelajaran pun di mulai. Gus Zindan tidak langsung membahas mengenai pr yang ia berikan Minggu lalu, ia malah langsung memberikan sebuah catatan di papan tulis.

Para santri yang kebetulan belum selesai mengerjakan pr merasa sangat bersyukur, mereka berfikir bahwa mungkin saja Gus Zindan lupa.

" ni si Agus Agusan ga ingat kah dia pernah ngasi pr? udah pikun kah dia? Wah umur aja yang muda, ingatan tua. Dasar om om " diva geleng geleng kepala, dengan seringaian kecil. Otaknya yang sedikit gila mulai memikirkan ide ide yang begitu di luar nalar nya.

Diva berdiri dari duduknya, membuat Gus Zindan langsung menatapnya setelah selesai menulis di papan tulis.

wajahnya tampak datar tampa ekspresi, hari ini ia sedang tidak ingin marah marah terutama pada diva, namun sang empu tampaknya hendak membuat masalah.

" kenapa kamu berdiri? " tanya Gus Zindan pelan, berusaha untuk tidak marah marah hari ini.

" Gus, ada pr " ujarnya dengan penuh semangat, membuat santriwati yang belum menyelesaikan pr nya langsung duduk tegang dan gelisah.

Gus Zindan menghela nafasnya panjang, ia mengusap wajahnya dengan kasar. " kenapa kamu ingatkan divol, padahal saya sudah berusaha berpura pura lupa. Saya malas menghukum dan marah marah hari ini. " batin Gus Zindan, menatap diva dengan tatapan lelahnya.

" baik, yang sudah selesai silahkan di kumpulkan ke depan. terimakasih sudah mengingatkan. " ujar Gus Zindan berusaha terlihat santai.

para santri yang sudah menyelesaikan pr nya mulai maju ke depan satu persatu untuk mengumpulkan pr, Gus Zindan hanya diam saja melihat beberapa santri yang menundukkan kepalanya karena belum mengerjakan pr dan takut di amuk olehnya.

Begitu matanya beralih menatap diva, gadis itu justru terlihat begitu petantang petenteng sekali, padahal jelas jelas ia belum menyelesaikan pr nya, namun tetap bisa bersikap santai, padahal teman temannya sudah ketakutan.

" yang tidak mengerjakan pr silahkan maju ke depan! " melihat diva yang wajahnya tampak songong dan begitu petakilan, membuat Gus Zindan tidak bisa untuk tetap bersikap sabar dan santai.

beberapa santri lantas langsung maju, dan diva adalah orang pertama yang maju dengan penuh semangat Tampa rasa takut sama sekali. ketiga temannya bahkan sampai geleng geleng kepala, mereka tidak habis pikir dengan tingkah laku diva.

" kenapa kamu ga ngerjain pr? Kamu loh yang mengingatkan saya bahwa Minggu lalu saya kasih pr ke kalian. " Gus Zindan berdiri, menatap diva, kemudian menatap santri putri lainnya.

" Gus mau jawaban yang gimana? Yang jujur aja atau yang jujur banget? " tanya diva pula. membuat kening Gus Zindan bertaut bingung.

" keduanya. " jawabnya dengan singkat.

Diva menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat. " jawaban buat opsi jujur aja tuh alasan diva ga ngerjain pr karna diva ga paham, pas gus Zindan jelasin, ga masuk ke otak diva. " jelasnya panjang lebar.

" nah jawaban buat opsi jujur banget tuh, alasan diva ga ngerjain pr karna diva malas, mager gus " tambahnya lagi.

Gus Zindan langsung melongo, ia tidak percaya bahwa diva bisa bisanya mengatakan hal seperti itu padanya terang terangan. bukan hanya Gus Zindan, para santri kelas itu juga sampai melongo mendengarnya. sedangkan ketiga teman teman diva hanya bisa menepuk jidat, melihat diva yang terlalu jujur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!