apa jadi nya semula hanya perjalan bisnis malah di gerebek paksa warga dan di nikahi dwngan ceo super galak???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fuji Jullystar07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 14
Calista langsung panik. "Rekan kerja," katanya cepat.
Arsenio memelototinya. "Rekan kerja? Aku ini su—"
Belum sempat Arsenio menyelesaikan kalimatnya, Calista buru-buru membekap mulutnya dan menyeretnya pergi.
"Felix, aku harus pergi!" katanya buru-buru, lalu menarik Arsenio. Kepala Arsenio bahkan nyaris tersembunyi di bawah lengannya yang menekannya agar tetap diam.
Felix hanya menatap Calista dan Arsenio dengan bingung.
Begitu mereka sampai di pinggir jalan, Arsenio langsung melepaskan diri dengan kesal.
"Calista, siapa dia?" tanyanya tajam.
"Kamu gak perlu tahu," jawab Calista singkat.
"Aku ini suami kamu, Calista."
"Bukankah kita sudah sepakat, Pak Arsenio? Jangan ikut campur urusan masing-masing, dan beri aku kebebasan. Apa kamu gak ngerti maksudku? Jangan bilang siapa-siapa kalau kita suami istri! Ini semua hanya kesalahan yang menjebak kita berdua,ini cuman pernikahan kontrak." Marah Calista ia mengusap wajah nya frustasi lalu pergi dengan langkah cepat,ia sangat frustasi dengan situasi ini, dulu hidup nya aman aman saja tapi sekarang serasa lebih runyam.
"Calista!" panggil Arsenio.
"Apa?! Jangan ajak aku bicara!" bentaknya marah, mata nya menatap tajam ke arah Arsenio.
"Itu jalan buntu. Arah pulang lewat sini."
Calista tambah kesal. Ia menghentakkan kakinya dengan keras, menahan emosi yang sudah di ubun-ubun
Arsenio diam-diam mengikuti Calista dari kejauhan.
Ia khawatir gadis itu bertemu orang jahat atau malah tersesat. Beberapa kali Calista berhenti di toko makanan dan membeli beberapa camilan. Saat memakan kue cokelat, raut bahagianya terpancar jelas, ia sesekali mendekati bunga bunga sesekali ia lihat sekitar hanya untuk mencuri bunga liar dan buru buru lari ketika sudah mendapatkan bunga nya, hal itu sukses bikin Arsenio tertawa memperhatikan sikap Calista
Tak lama, Calista melangkah menuju pantai.
Arsenio sudah menduganya, Calista sepertinya memang tak berniat pulang ke vila.
Calista terus berjalan. Sesekali, ia menoleh ke belakang, merasa diikuti. Saat mencoba menengok, Arsenio buru-buru bersembunyi.
Namun ketika Calista tiba di tepi pantai dan tiba-tiba berbalik, Arsenio tak sempat menghindar.
"Kenapa sih kamu nggak bisa kasih aku ketenangan? Aku udah bilang jangan ngikutin aku, tapi kamu tetap aja muncul!,please jangan ganggu aku aku mau sendiri " bentak Calista kesal, napas nya memburu muka nya sedikit memerah saking kesal nya
"Calista, aku…" Arsenio terdiam, menatapnya.
"Apa?" Bentak Calista suara nya makin tinggi bikin Arsenio kaget
"Aku minta maaf. Bisa nggak, kita berbaikan?" Melas Arsenio seakan tulus dan merasa bersalah dan bikin Calista terdiam sejenak, lalu menghela napas.
"Oke, aku maafin. Tapi kamu harus traktir aku makan seafood!"
"Oke, tapi sebelum itu…" Arsenio menyeringai jahil.gerak gerik nya sangat mencurigakan mebuat Calista langsung waspada. Namun belum sempat bereaksi, Arsenio langsung menggendongnya dan melemparkannya ke air laut.
"Arsenio!" Calista berteriak, panik sekaligus kesal.
Dengan marah Ia mencipratkan air ke wajah Arsenio. "Ini pembalasanku! Rasain nih!"
"Oh, nantang bos sendiri, ya?" Arsenio tak mau kalah dan ikut menciprat balik.terjadi perang air saling kejar kejaran satu sama lain.Mereka tertawa dan saling kejar, bermain air di bawah terik cahaya matahari pagi, larut dalam kebahagiaan.
Arsenio dan Calista duduk di pinggir pantai
" Calista terima kasih " Calista menatap mengakat alis nya.
" Untuk? "
" Kebahagian " Ucap Arsenio membuat Calista makin bingung
" Maksud kamu " Tanya Calista
" Dulu waktu kecil aku jarang sekali bermain, karna ayah dan ibu ku sibuk bekerja tapi setidak nya mereka tetep meluangkan waktu untuk aku, awal nya sih bahagia, tapi lahirlah seorang adik yang merebut semua....." Arsenio menjeda "Hahahah aku kaya nya terlalu terbawa suasana, sudah lah lupa kan " Ucap Arsenio bangkit dari duduk nya.
" Ya Arsenio setidak nya lanjutkan ucapan mu aku penasaran " Arsenio hanya melambaikan tangan dan pergi begitu saja Calista hanya mematung mungkin di balik sifat jahat nya hanya perlindungan diri Agar tidak di sakiti. Calista berlari menyusul Arsenio
---
Setelah puas bermain dan berganti baju mereka menuju restoran seafood di tepi pantai.Restoran terlihat ramai, mereka berdua memilih Duduk di pojok, dekat jendela yang menghadap ke laut.
" Selamat datang tuan dan nona mau pesan apa? " Sambut pelayan itu ramah.
"Mau pesan apa?" tanya Arsenio.
"Seafood saus Padang, sambal cumi, iga bakar,cumi bunting,chicken wings. Minumnya, es kelapa utuh dan air mineral!" jawab Calista semangat, perut nya sudah dari pagi keroncongan dia hanya makan kue coklat tak memuaskan perut nya.
"Kalau kamu?" Tanya Calista menyerahkan menu makanan
" Bubur abolon, sama seafood asam manis , es jeruk, dan air mineral," jawab Arsenio.pelayan pun pergi menyiapkan makanan
"Ini pertama kalinya saya makan berat buat sarapan," keluh Arsenio.
"Ini udah bukan sarapan, ini makan siang! Siapa suruh tadi main air kayak bocil, bikin aku lapar," ledek Calista.
"Eh, kamu juga ketawa-ketawa pas aku kejar-kejar!"
Tiba-tiba, suara memanggil.
"Calista!"
Calista menoleh. Senyumnya mengembang melihat sosok yang di kenal nya Felix.
"Hai, Felix!" sapanya ramah.
"Boleh gabung?,hanya bangku di sini yang kosong " tanya Felix sopan.
"Nggak boleh. Pergi sana!" sahut Arsenio ketus.
Calista langsung melotot. "Jangan dengerin setan satu ini. Ayo duduk, Felix." Calista langsung bangkit narik kursi buat Felix.
Felix duduk dengan tersenyum memperlihatkan lesung pipinya menambah kesan tampan dan hangat.
" Felix aku belum memperkenalkan dia, dia bos ku nama nya Arsenio " Calista memperkenalkan Felix ke Arsenio, Felix tersenyum mengajak Arsenio untuk berjabat tangan
" Arsen,ini Felix " Arsenio hanya menatap tajam tak mau berjabat tangan dengan Felix dengan canggung Felix langsung menarik tangan nya kembali.
Beberapa saat kemudian, pelayan datang membawa pesanan. Aroma harum menyeruak.
"Selamat makan. Bismillah…" ucap Calista sambil langsung menyantap udang dengan lahap seperti acara mukbang.
Arsenio dan Felix hanya bisa menelan ludah melihatnya.
"Kenapa nggak makan?" tanya Calista polos.
"Ah, lihat kamu aja udah kenyang," sindir Arsenio.
"Makan lagi," ucap Felix sambil menyodorkan udang yang sudah dikupas.
Calista mengangguk dan lanjut makan. Tanpa sadar, ia mengambil lobster padahal itu bukan pesanannya. Saat menggigit, ia baru sadar bahwa itu milik Felix.
Menatap Felix dengan rasa bersalah, Calista tergagap, tapi Felix hanya tersenyum manis.
"Nggak apa-apa, Calista. Makan saja."
Interaksi manis itu membuat Arsenio cemberut.
"Makanya Calista, jangan serakah. Makanan orang aja kamu embat," sindirnya.
"Dia bukan orang asing, dia teman aku," bela Calista.
"Baru juga ketemu pagi tadi, belum tiga jam udah jadi teman?"
"Maaf ya, orang kayak kamu yang nggak punya teman mana ngerti," balas Calista tajam.
"Hah! Aku banyak teman!"
"Maksudmu Leon doang?"
Mereka saling menatap tajam.
Felix buru-buru menengahi. "Tata, sudah,Jangan marah. Gimana kalau setelah makan, kita naik mobil wara-wiri atau garden tram? Kalian belum jalan-jalan, kan? Ayo, aku pandu."setelah makan mereka akan pergi untuk naik garden tram dan mobil wara wiri mengelilingi bali.